Perencanaan Pengembangan Destinasi Buatan Kawasan Desa Wisata Barito (Bambang, Bringin, Patokpicis) Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang

Izzati, Erwinda Mufidah and Mangku Purnomo,, SP., M.Si., Ph.D and Mas Ayu Ambayoen,, SP., M.Si (2022) Perencanaan Pengembangan Destinasi Buatan Kawasan Desa Wisata Barito (Bambang, Bringin, Patokpicis) Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pariwisata sebagai salah satu sektor penyerap tenaga kerja, akan terus meningkat seiring dengan peningkatan wisatawan dalam melakukan kunjungan. Organisasi pariwisata dunia UNWTO menyebutkan tahun 2010 hingga 2019 kunjungan wisatawan internasional mencapai 1.460 miliar dibandingkan dengan tahun 2010 kunjungan wisatawan mancanegara masih menduduki angka 956 juta, diiringi dengan peningkatan penerimaan sektor pariwisata internasional dari $427,5 menjadi $130,504. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia pada tahun 2018 ke 2019 mengalami peningakatan 15.810 juta menjadi 16.110 juta. Indonesia yang didominasi oleh destinasi wisata buatan sebanyak 958 destinasi, provinsi Jawa Timur menduduki urutan kedua dengan jumlah 172 destinasi wisata buatan yang telah dikomersilkan. Kabupaten Malang yakni kabupaten terluas kedua yang memiliki beragam potensi wisata, dengan wilayah pengembangan yang terbagi menjadi 6 wilayah. Desa Barito yang terletak di Kecamataan Wajak masuk dalam wilayah pengembangan IV, memiliki potensi bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan kawasan hutan produksi. Pengembangan dilakukan dengan harapan dapat mengalihkan profesi penambang pasir sehingga mengurangi dan mencegah dampak negatif di masa mendatang. Disamping itu pemanfaatan potensi saat ini dirasa masih belum optimal, sehingga pengembangan potensi desa sangat memungkinkan untuk dilakukan, dengan merancang aktivitas wisata untuk menciptakan destinasi wisata buatan yang dikelola oleh kelompok masyarakat Desa Barito Tujuan perencanaan destinasi wista buatan desa Barito yakni 1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan potensi wisata buatan di kawasan Desa Wisata Barito. 2. Memetakan dan Merencanakan pengembangan destinasi wisata prioritas di Kawasan Desa Wisata Barito. 3. Merencanakan pengembangan destinasi wisata prioritas di Kawasan Desa Wisata Barito. 4. Menentukan tahapan pengembangan potensi destinasi Prioritas di kawasan Desa Wisata Barito. Penentuan informan menggunakan sampling purposive dengan jumlah 54 informan, untuk pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Data yang diperoleh berupa data skunder dan data primer yang dengan analisis mixed method yakni deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penjabaran berupa tulisan/paragaraf didasarkan pada catatan selama turun lapang yang diperoleh selama proses observasi dan wawancara mendalam. Analisis finansial juga dilakukan untuk mendukung perencanaan pengembangan Desa Barito. Hasil dari perencanaan 1) Identifikasi serta deskripsi mengenai potensi di Desa Barito yang berjumlah 11 destinasi yakni Wisata bukit Kopirejo, populasi bambu, pembudidaya anggrek, Lahan Bekas Tambang, Wana Wisata Winong, KWT Sri Rejeki Bringin, Wisata Alam Sumberwiwit, Wisata Kampung Enem, Kelompok Ternak Kelinci Mugi Lancar, Pembudidaya Bonsai, dan Njulung Agroedu Tourism. 2) Pemetaan potensi prioritas dan tidak prioritas dengan tujuan untuk mengetahui potensi yang dapat dikembangkan lebih dulu berdasarkan 4 unsur daya tarik, fasilitas dan jasa pelayanan, aksesibilitas, serta keramah-tamahan. ix Potensi prioritas sebanyak 6 destinasi dengan urutan pengembangan, Wana Wisata Winong, KWT Sri Rejeki, Wisata Kampung Enem, Wisata Bukit Kopirejo, Njulung Agroedu Toursm (Pasar Wisata Barito) dan edukasi bekas tambang. 3) analisis finansial pada 6 potensi prioritas mencakup, Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate Return (IRR), Payback Period (PP), dan Break Even Point (BEP) dalam kurun waktu 20 tahun yaitu tahun 2022 hingga 2041. Perencanaan ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan rekomendasi kepada masyarakat Desa Barito terkait peluang dan pengembangan yang dapat dilakukan. Disisi lain perencanaan diharapkan mampu menjadi referensi pengembangan wisata dalam skala kecil desa ataupun yang lebih kompleks kota maupun provinsi yang akan terus diperbaharui. Hasil NPV tertinggi pada destinasi pasar wista barito dengan total 11.646.246.598, BCR tertinggi yaitu Pasar Wisata Barito 4,04, IRR tertinggi pada Wana Wisata Winong yakni 23%, untuk Payback Period/ jangka waktu pengembalian modal paling cepat yakni Destinasi Bukit Kopirejo pada tahun ke-3, dan untuk BEP dengan nilai tertinggi yakni 38.752 pada penjualan produk keju di Pasar Wisata Barito. Tahapan pengembangan pada setiap destinasi dilkukan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pergerakan hingga pengawasan. Saran dalam perencanaan Desa Wisata Barito melibatkan dan Memaksimalkan peran masyarakat, kelompok maupun individu di Desa Barito. Pengadaan surat kerjasama/mitra perselisihan/permasalahan internal, seperti yang sudah pernah terjadi pada pembangunan wisata Njulung Agroedu Tourism,dapat menampung semua aspirasi masyarakat sebagai acuan melakukan evaluasi dan pengembangan selanjutnya di Kawasan Desa Wisata Barito. Saran untuk perencanaan pengembangan selanjutnya perlu dianalisis dan diupdate mengenai progres, faktor yang mempengaruhi, peran, dan dampak yang dirasakan masyarakat di Kawasan Desa Wisata Barito pada perencanaan pengembangan sebelumnya

English Abstract

Tourism as a sector that absorbs labor will continue to increase along with the increase in tourists visiting. The world tourism organization UNWTO stated that from 2010 to 2019 international tourist arrivals reached 1,460 billion compared to 2010 foreign tourist arrivals were still at 956 million, accompanied by an increase in international tourism sector revenues from $427.5 to $130,504. Based on a report from the Central Statistics Agency, foreign tourist arrivals in Indonesia from 2018 to 2019 increased by 15,810 million to 16,110 million. Indonesia, which is dominated by artificial tourist destinations as many as 958 destinations, East Java province ranks second with a total of 172 artificial tourist destinations that have been commercialized. Malang Regency is the second largest district that has a variety of tourism potential, with a development area divided into 6 regions. Barito Village, which is located in Wajak Sub-district, is included in development area IV, has potential in agriculture, animal husbandry, fisheries, and production forest areas. The development is carried out with the hope of diverting the sand mining profession so as to reduce and prevent negative impacts in the future. Besides that, the current potential utilization is still not optimal, so that the development of village potential is very possible, by designing tourism activities to create artificial tourist destinations managed by the Barito Village community group. The purpose of planning a tourist destination made in Barito village is 1. Identify and describe the potential for artificial tourism in the Barito Tourism Village area. 2. Mapping and planning the development of priority tourist destinations in the Barito Tourism Village Area. Determination of informants using purposive sampling with a total of 54 informants, for data collection through observation, in-depth interviews and documentation. The data obtained in the form of secondary data and primary data with mixed method analysis, namely descriptive Qualitative and quantitative. The description in the form of writings/paragraphs is based on notes during the fieldwork obtained during the process of observation and in-depth interviews. Financial analysis was also carried out to support the development planning of Barito Village. The purpose of planning a tourist destination made in Barito village is 1. Identify and describe the potential for artificial tourism in the Barito Tourism Village area. 2. Mapping and planning the development of priority tourist destinations in the Barito Tourism Village Area. 3. Planning the development of priority tourist destinations in the Barito Tourism Village Area. 4. Determine the stages of developing potential priority destinations in the Barito Tourism Village area. Determination of informants using purposive sampling with a total of 54 informants, for data collection through observation, in-depth interviews and documentation. The data obtained in the form of secondary data and primary data with mixed method analysis, namely descriptive qualitative and quantitative. The description in the form of writings/paragraphs is based on notes during the fieldwork obtained during the process of observation and in-depth interviews. xi Financial analysis was also carried out to support the development planning of Barito Village. On the other hand, planning is expected to be a reference for tourism development on a small scale village or a more complex city or province that will continue to be updated. The highest NPV results were in the barito tourism market destination with a total of 11,646,246,598, the highest BCR was the Barito Tourism Market 4.04, the highest IRR was at Wana Wisata Winong which was 23%, for the Payback Period/the fastest payback period, namely the Bukit Kopirejo Destination in 3rd, and for BEP with the highest score of 38,752 in sales of cheese products at the Barito Tourism Market. The stages of development for each destination are carried out starting from planning, organizing, moving to monitoring. Suggestions in planning the Barito Tourism Village involve and maximize the role of the community, groups and individuals in Barito Village. Procurement of cooperation letters/partners for internal disputes/problems, as has happened in the development of Njulung Agroedu Tourism tourism, can accommodate all community aspirations as a reference for evaluating and further development in the Barito Tourism Village Area. Suggestions for further development planning need to be analyzed and updated regarding progress, influencing factors, roles, and impacts felt by the community in the Barito Tourism Village Area on previous development plans

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522040053
Uncontrolled Keywords: Desa Wisata, Wisata Buatan, daya tarik, TNBTS, Pertanian, tambang pasir, Potensi, Kelompok/Lembaga, Analisis Finansial/Biaya (Pendapatan, Biaya Cashflow, Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate Return (IRR), Payback Period (PP)). 4A daya tarik wisata (Attractions), fasilitas dan jasa pelayanan wisata (Amenities), kemudahan untuk mencapai wisata (Accesibility), dan keramah-tamahan masyarakat ataupun pengelola wisata (Ancilliary=Hospitality), Tourism Village, Artificial Tourism, attraction, TNBTS, Agriculture, sand mining, Potential, Group/Institution, Financial/Cost Analysis (Income, Cashflow Cost, Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate Return (IRR), Payback Period (PP)). 4A tourist attractions (Attractions), tourist facilities and services (Amenities), ease of reaching tourism (Accessibility), and hospitality of the community or tourism managers (Ancilliary = Hospitality).
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 19 Jul 2022 01:53
Last Modified: 19 Jul 2022 01:53
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192234
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Erwinda Mufidah Izzati.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item