Fraksi Dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Chaetoceros calcitrans Terhadap Histopatologi Insang Dan Hati Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang diinfeksi Bakteri Aeromonas Salmonicida

Setyawan, Febby Hadi (2019) Fraksi Dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Chaetoceros calcitrans Terhadap Histopatologi Insang Dan Hati Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang diinfeksi Bakteri Aeromonas Salmonicida. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Budidaya Ikan mas merupakan kegiatan yang sangat digemari oleh masyarakat. Kegiatan budidaya ini dapat meningkatkan pendapatan dan produktivitas pembudidaya. Namun, terdapat faktor yang menghambat keberhasilan kegiatan tersebut yaitu terjadinya infeksi bakterial dari genus Aeromonas. Salah satu spesies yang merugikan adalah Aeromonas salmonicida. Bakteri ini merupakan bakteri HPIK golongan II yang perlu penanganan secara cepat dan tanggap (Muqsith, 2013). Bakteri ini dapat menyebabkan furunkulosis pada ikan yang terinfeksi dan ditandai dengan adanya hemoragi dan lesi nikrotik pada insang, usus dan otot (Burr et al., 2002). Aplikasi antibakteri merupakan cara yang efektif dalam penanganan kasus infeksi patogen. Bahan aktif dari Chaetoceros calcitrans memiliki kemampuan sebagai agen antibakteri dan memiliki aktivitas antioksidan. Ekstrak dari Chaetoceros ini memiliki kandungan senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai pengobatan ikan dan menghambat pertumbuhan bakteri. Dari hasil uji fitokimia terdapat senyawa aktif berupa flavonoid, tanin, terpenoid dan steroid yang dapat digunakan sebagai kandidat antibakteri (Maftuh et al., 2018; Okunowo et al., 2016; Seraspe et al., 2014). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkonfirmasi senyawa aktif fraksi dari ekstrak Chaetoceros, menganalisis pengaruh dari senyawa aktif tersebut terhadap daya hambat bakteri A. salmonicida dan menganalisis pengaruh pemberian ekstrak Chaetoceros terhadap histopatologi insang dan hati ikan mas (C. carpio) yang diinfeksi bakteri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tahapan yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian meliputi ekstraksi Chaetoceros calcitrans, uji fitokimia dan fraknsinasi menggunakan KLT dan kromatografi kolom, kemudian fraksi yang didapat dilakukan uji cakram, Identifikasi menggunakan Uv-Vis dan FT-IR. Lalu untuk uji aktivitas antibakteri secara In Vitro dilakukan uji MIC, uji daya hambat dan Uji SEM. Lalu untuk tahapan in Vivo dilakukan uji tantang ekstrak dengan bakteri yang kemudian diamati dari gejala klinis, analisis histopatologi, SR dan kualitas air. Hasil dari penelitian ini adalah senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi C. calcitrans merupakan dari golongan senyawa terpenoid dengan menggunakan eluen terbaik Hex:EA (4:1). Hasil uji SEM dapat diketahui bahwa ekstrak memiliki pengaruh terhadap perusakan dinding sel bakteri serta abnomalitas bentuk sel bakteri. Uji MIC yang dilakukan mendapatkan hasil yaitu dengan dosis 1,9 ppm ekstrak telah dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang kemudian dilanjutkan uji difusi cakram dengan dosis 12, 22, 32 ppm dengan v hasil seiring penambahan dosis perlakuan maka semakin tinggi pula zona bening yang dihasilkan. Begitu pula pada uji histopatologi pada organ insang dan hati, bahwa pada organ insang ditemukan kerusakan berupa hiperplasi dan fusi lamella dan pada kerusakan pada organ hati berupa kongesti dan hemoragi. Setelah dilakukan treatmen menggunakan ekstrak C. calcitrans didapatkan hasil bahwa ekstrak tersebut memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap prosentase penururunan kerusakan dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 80-90%.

English Abstract

Aquauclture is a very popular activity for the community. This cultivation activity can increase the income and productivity of farmers. However, there are factors that hinder the success of these activities, namely the occurrence of bacterial infections of the genus Aeromonas. One of the harmful species is Aeromonas salmonicida. This bacterium is a class II HPIK bacteria that need handling quickly and responsively (Muqsith, 2013). This bacterium can cause furunculosis in infected fish and is characterized by hemorrhage and necrotic lesions in the gills, intestines, and muscles (Burr et al., 2002). Antibacterial application is an effective way of handling cases of pathogenic infections. The active compounds of Chaetoceros calcitrans has the ability as an antibacterial agent and has antioxidant activity. This extract from Chaetoceros has an active compound that can be used as a treatment for fish and inhibits bacterial growth. From the results of phytochemical tests, there are active compounds in the form of flavonoids, tannins, terpenoids, and steroids which can be used as antibacterial candidates (Maftuh et al., 2018; Okunowo et al., 2016; Seraspe et al., 2014). The purpose of this study was to confirm the active compound fraction from Chaetoceros extract, analyze the effect of the active compound on the inhibitory power of A. salmonicida and analyze the effect of giving Chaetoceros extract on the histopathology of gills and liver of carp (C. carpio) infected with bacteria. The method used in this study is an experimental method. The steps taken to carry out the research included Chaetoceros calcitrans extraction, phytochemical test, and fractionation using TLC and column chromatography, then the fraction obtained was carried out by disk test, identification using Uv-Vis and FT-IR. In Vitro conducts MIC test, disk difussion test and SEM test. Then for the stages in Vivo, extracts were tested with bacteria which were then collected from clinical analysis, histopathological analysis, SR and water quality. The results of this study are the active compounds contained in the C. calcitrans fraction from the terpenoid composition group using the best eluent Hex: EA (4: 1). SEM test results can be known about extracts that contain damage to bacterial cell walls and abnormal forms of bacterial cells. MIC test conducted to get results that are with a dose of 1.9 ppm extract must be able to inhibit the growth of bacteria which is then performed a disk diffusion test with a dose of 12, 22, 32 ppm with results in accordance with the increase in dose, the higher the clear zone produced. Similarly, in histopathological tests on the gills and liver, gill damage was found in the form of hyperplasia and lamella fusion and vii in damage to the liver including congestion and hemorrhage. After the treatment using C. calcitrans extract, the extract obtained has a significant influence on the percentage of decline in organt damage with a coefficient of determination (R2) of 80-90%.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/639.3/SET/f/2019/041911257
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates
Divisions: S2/S3 > Magister Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 18 Jul 2022 04:33
Last Modified: 18 Jul 2022 04:33
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192194
[thumbnail of LAPORAN TESIS - FEBBY HADI SETYAWAN.pdf] Text
LAPORAN TESIS - FEBBY HADI SETYAWAN.pdf

Download (7MB)

Actions (login required)

View Item View Item