Febryana, Claudia Sinta (2022) Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) di Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman perkebunan merupakan tanaman yang harus dikembangkan secara berkelanjutan di Indonesia karena dapat memenuhi kebutuhan domestik maupun kebutuhan internasional. Salah satu tanaman perkebunan yang membangun perekonomian Indonesia adalah tanaman cengkeh. Indonesia merupakan negara pengekspor cengkeh terbesar di dunia. Cengkeh merupakan komoditi perkebunan yang banyak digunakan oleh industri rokok. Sekitar 80-90% cengkeh digunakan untuk industri rokok, sedangkan sisanya digunakan untuk minyak cengkeh, kosmetik, parfum, maupun rempah-rempah (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2013). Perkembangan komoditi cengkeh dari tahun ke tahun di Indonesia mengalami pasang surut. Luas areal lahan cengkeh mencapai titik tertinggi pada tahun 1987 seluas 742 ribu Ha. Namun, pada tahun 2000 mengalami penurunan drastis hingga luasnya 415 ribu Ha. Pada tahun 2011 luas areal lahan cengkeh menjadi 470 ribu Ha dan terus meningkat secara perlahan. Meskipun luas areal lahan cengkeh mengalami kenaikan, tetapi belum dapat mendekati atau bahkan menyamai luas areal lahan cengkeh pada saat masa kejayaan tanaman tersebut. Selain itu, produktivitas tanaman cengkeh di Indonesia tergolong rendah. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2020) menyatakan bahwa produktivitas cengkeh masih berada di bawah potensinya yaitu 500-600 Kg/Ha. Produktivitas tanaman cengkeh yang rendah disebabkan oleh kurangnya kegiatan peremajaan tanaman dan serangan organisme pengganggu tanaman. Permasalahan tersebut dirasakan oleh petani cengkeh Desa Ledug Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Produktivitas tanaman cengkeh pada tahun 2020 di Kecamatan Prigen hanya 437,5 Kg/Ha, masih di bawah potensinya. Selain itu, harga bunga cengkeh kering pada petani di desa Ledug cenderung fluktuatif. Hal tersebut menyebabkan beberapa tahun belakangan ini, luas lahan cengkeh di ii Kecamatan Prigen mengalami penurunan. Pasar cengkeh pun di Kabupaten Pasuruan banyak yang ilegal sehingga tengkulak cengkeh memasarkan cengkeh di luar Kabupaten Pasuruan. Berdasarkan uraian di atas, dirasa penting untuk melakukan analisis kelayakan finansial usahatani cengkeh di Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Jika memang layak untuk diusahakan, usahatani cengkeh dapat dilanjutkan dan dikembangkan. Namun, bila tidak layak untuk diusahakan maka harus dilakukan perbaikan untuk usahatani cengkeh tersebut. Tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) Menganalisis biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani cengkeh di Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. (2) Menganalisis kelayakan finansial usahatani cengkeh di Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. (3) Menganalisis sensitivitas usahatani cengkeh di Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan jika terjadi perubahan harga jual bunga cengkeh kering, produksi bunga cengkeh kering, dan tingkat suku bunga. Metode yang digunakan untuk menentukan lokasi penelitian yaitu metode purposive, dimana Desa Ledug, Kecamatan prigen, Kabupaten Pasuruan dituju sebagai lokasi penelitian. Hal tersebut dikarenakan Kecamatan prigen merupakan kecamatan terbesar ketiga penghasil cengkeh di Kabupaten Pasuruan dan Desa Ledug merupakan salah satu desa penghasil cengkeh terbesar di kecamatan Prigen. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2021. Penentuan sampel petani cengkeh menggunakan proportionate stratified random sampling karena setiap petani cengkeh di Desa ledug memiliki tanaman cengkeh dengan umur berbeda sehingga teknik tersebut cocok digunakan apabila mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen namun berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2012). Total sampel petani cengkeh yaitu 67 orang. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis biaya, penerimaan, pendapatan, NPV, IRR, Net B/C Ratio, payback periode, dan analisis sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kegiatan usahatani cengkeh di Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan selama 30 tahun membutuhkan total biaya sebesar Rp. 1.058.184.653, dengan rata-rata biaya per tahunnya yaitu Rp. 35.272.821,76. Rata-rata biaya tertinggi yaitu biaya tenaga kerja dalam iii kegiatan pemanenan yaitu sebesar Rp. 14.114.400. Total penerimaan yang didapatkan petani selama 30 tahun berusahatani cengkeh yaitu Rp. 1.350.260.832,67, dengan rata-rata penerimaan per tahunnya yaitu Rp. 45.008.694,42. Sehingga, petani mendapatkan total pendapatan sebesar Rp. 292.076.179,23 dengan rata-rata pendapatan per tahun sebesar Rp. 9.735.872,64. Hasil analisis kelayakan finansial usahatani cengkeh di Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan selama 30 tahun dengan tingkat suku bunga sebesar 6% dapat dikatakan layak secara finansial. Hal tersebut dikarenakan didapatkan nilai NPV yaitu sebesar Rp. 100.859.346,3. Nilai IRR yaitu sebesar 28,94%. Serta, nilai Net B/C Ratio yaitu sebesar 8,55. Selain itu, didapatkan nilai Payback Periode sebesar 10,17 atau 10 tahun 2 bulan. Hasil dari analisis sensitivitas kegiatan usahatani cengkeh di Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan menyatakan bahwa usahatani cengkeh tidak sensitif dikarenakan usahatani masih layak dijalankan jika terjadi penurunan harga jual bunga cengkeh kering sebesar 20%, penurunan produksi sebesar 25%, dan peningkatan suku bunga sebesar 3%. Usahatani cengkeh juga masih layak dijalankan jika terjadi penurunan harga bunga cengkeh kering sebesar 20% diiringi dengan penurunan produksi sebesar 14%, penurunan harga bunga cengkeh kering sebesar 20% diiringi dengan kenaikan suku bunga sebesar 3%, penurunan produksi sebesar 25% diiringi dengan kenaikan suku sunga sebesar 3%, dan gabungan antara kenaikan harga jual sebesar 20% diiringi dengan penurunan produksi sebesar 25% dan kenaikan suku bunga sebesar 3%. Namun, usahatani sensitif jika terjadi penurunan harga jual bunga cengkeh kering sebesar 20% diiringi dengan penurunan produksi bunga cengkeh kering sebesar 14% dan suku bunga naik sebesar 3% karena usahatani tidak layak untuk dijalankan.
English Abstract
vi because farming is still feasible if there is a decrease in the selling price of dried cloves by 20%, a decrease in production by 25%, and an increase in interest rates by 20%. 3%. Clove farming is also still feasible if there is a decrease in the price of dried clove interest by 20% accompanied by a decrease in production by 14%, a decrease in the price of dried clove interest by 20% accompanied by an increase in interest rates by 3%, a decrease in production by 25% accompanied by an increase in interest rates. interest rates of 3%, and a combination of a 20% increase in selling price accompanied by a 25% decrease in production and a 3% increase in interest rates. However, farming is sensitive if there is a decrease in the selling price of dried clove flowers by 20% accompanied by a decrease in dry clove flower production by 14% and an increase in interest rates by 3% because farming is not feasible to run.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040003 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | agung |
Date Deposited: | 26 Sep 2022 04:02 |
Last Modified: | 26 Sep 2022 04:02 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192161 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Claudia Sinta Febryana.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (3MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |