Analisa Pendapatan dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Semangka Selama Pandemi COVID-19 Di Kabupaten Lamongan

Saputri, Berti Genia Dwi (2022) Analisa Pendapatan dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Semangka Selama Pandemi COVID-19 Di Kabupaten Lamongan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perekonomian Indonesia pada tahun 2020 melemah disebabkan COVID- 19 yang berdampak pada ketahanan pangan berkaitan dengan pendapatan rumah tangga yang juga berkaitan dengan konsumsi pangan rumah tangga. Pendapatan yang diterima petani berdasarkan penerimaan. Penerimaan berdasarkan harga jual dan jumlah produksi. Harga jual rendah menyebabkan pendapatan juga ikut rendah. Apabila pendapatan rendah, mengakibatkan petani kurang mampu memenuhi konsumsi pangan rumah tangga itu sendiri. Tercukupinya konsumsi pangan dapat ditinjau dari kuantitas pangan melalui pendekatan pengukuran angka kecukupan energi dengan parameter tingkat kecukupan energi. Daerah yang dipilih untuk menjadi lokasi penelitian adalah Desa Trosono yang terletak di Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan pendapatan usaha tani semangka, (2) menganalisis konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan tingkat kecukupan energi dan (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga berdasarkan nilai angka kecukupan energi. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Sedangkan, pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling menggunakan rumus slovin untuk menentukan ukuran sampel dan diperoleh 43 responden petani semangka. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif, diantaranya menggunakan analisa pendapatan usahatani, tingkat kecukupan energi diperoleh melalui food recall 2 x 24 jam dan analisa faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan berdasarkan nilai angka kecukupan energi menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisa terhadap tingkat pendapatan usahatani, rata-rata pendapatan usahatani semangka ialah Rp 23.496.465. Kebanyakan petani semangka di Desa Trosono memperoleh pendapatan sebesar Rp 19.524.270 sampai Rp 28.801.631 yang mana masuk kedalam kategori sedang. Perbedaan pendapatan petani dipengaruhi karena adanya perbedaan harga jual petani yang disebabkan oleh perbedaan lahan yang diusahakan petani. Rata-rata harga buah semangka dilahan depan sebesar Rp 5.333,33, dilahan tengah sebesar Rp 3.762,50, dan dilahan belakang sebesar Rp 2.838,46. Hasil analisa tingkat kecukupan energi rumah tangga petani semangka sebesar 92,42% dengan nilai konsumsi energi sebesar 1995,15 yang menunjukkan bahwa rata-rata rumah tangga responden petani masuk dalam kategori sedang (80 - 99%). Hasil analisa faktor yang mempengaruhi angka kecukupan energi menunjukkan variabel jumlah anggota keluarga signifikan pada taraf kepercayaan 97,6%, pendidikan kepala keluarga signifikan pada taraf kepercayaan 95,9%, pendapatan signifikan pada taraf kepercayaan 97,3%, pengeluaran beras berpengaruh signifikan pada taraf kepercayaan 97,8% dan pendidikan ibu signiikan pada taraf kepercayaan 95,3%. Sedangkan, variabel usia kepala keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai Angka Kecukupan Energi pada taraf kepercayaan 95%. Kesimpulan dan saran dari penelitian ini adalah (1) tingkat pendapatan yang masih belum tinggi sehingga disarankan diadakan penyuluhan teknologi irigasi pertanian guna meningkatkan pendapatan, (2) masih terdapat rumah tangga dengan kategori kurang dan defisit sehingga perlu adanya sosialisasi mengenai pentingnya sumber pangan pokok lain serta pentingnya mengatur pola konsumsi pangan yang berimbang, bergizi dan beragam, (3) peningkatan nilai AKE dapat ditingkatkan dari pendidikan informal sehingga dapat mempengaruhi pendapatan petani.

English Abstract

The Indonesian economy in 2020 weakened due to COVID-19 which had an impact on food security related to household income, it is also related to household food consumption. Income received by farmers on revenue. Revenue based on selling price and production quantity. Low selling price causes income to also be low. When income are low, resulting in farmers being less able to meet their household food consumption. The sufficient consumption of food can be reviewed from the quantity of food through the approach of measuring energy adequacy number with parameters of energy adequacy rate. The chosen area of the research is Trosono village, which is located in Sekaran Sub District, Lamongan. This study aims to (1) describe the income of watermelon farming (2) to analyze household food consumption based on the rate of energy adequacy and (3) to analyze the factors that affects food security at the household level based on the value of the energy adequacy number. Determination of the research location is done purposively. While the determination of the responden used cluster random sampling, using slovin’s formulta to determine sample size, and obtained 43 household. The data obtained were analyzed using quantitative descriptive, including using the analysis of farming income, energy adequacy rate obtained through food recall 2 x 24 hours and factors that affect food security based on the number of energy adequacy, is analyzed using multiple linear regression analysis. According to farm income analysis result, in average from watermelon farmer income was Rp23.496.465. Most of watermelon farmers in Trosono village earned Rp 19.524.270 – Rp 28.801.631 which conclude t hem into middle income rate group. The difference in farmers income are affected due to differences in farmers selling prices caused by differences in the land cultivated by farmers. In average price of watermelon in the front land is Rp 5.333,33, in the middle land is Rp 3.762,50 and in the back land is Rp 2.838,46. The result of the analysis of the energy adequacy rate of watermelon famers households are 92,42% with an energy consumption value of 1995,15 which shows that the average farmers respondent households are in the middle category (80 – 99%). The results of the analysis of factors that affect the energy adequacy rate show that the variables of number of family members is significant at the 97,6% confidence level, long education head of the family is significant at the 95,9% confidence level, income is significant at the 97,3% confidence level, rice expenditure has a significant effect on the 97,8% confidence level and long education housewife is significant at the 95,3% confidence level. Meanwhile, the age has no significant effect on the value of energy adequacy rate at the 95% confidence level. The conclusions and suggestions of this research are (1) the level of income is still not high, so it is advisable to hold agricultural irrigatin technology counseling in order to increase income (2) there are still households with less and deficit categories so there needs to be socialization about the importance of other iv staple food sources and the importance of regulating balanced, nutrious and diverse food consumption patterns, and (3) increased value of energy adequacy can be increased from informal education so, to improve farmers income

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521040197
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: agung
Date Deposited: 12 Jul 2022 03:43
Last Modified: 12 Jul 2022 03:43
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191921
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Berti Genia Dwi Saputri.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item