Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Kentang Benih Stek Dan Benih Umbi (Studi Kasus: Desa Bukit, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo)

Meliala, Aura Clarissa S. (2021) Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Kentang Benih Stek Dan Benih Umbi (Studi Kasus: Desa Bukit, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Di Indonesia, pembangunan pertanian tidak hanya dilakukan untuk peningkatan perekonomian saja namun diarahkan juga untuk hal lainnya. Salah satunya yaitu meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraannya. Hortikultura menjadi komoditas unggulan yang menjanjikan untuk dikembangkan dan menjadi salah satu komoditas pertanian yang cukup diminati dipasaran, salah satunya kentang. Tingginya permintaan dan konsumsi kentang menjadikan petani di Indonesia berpeluang untuk melakukan usahatani yang dapat menambah pendapatannya. Kabupaten Karo di Provinsi Sumatera Utara merupakan kabupaten penghasil kentang yang cukup tinggi di Indonesia dengan jumlah produksi sebesar 723.080 kwintal (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2020). Salah satu kecamatan di Kabupaten Karo yang memiliki potensi untuk usahatani kentang ialah Kecamatan Dolat Rayat. Namun, usahatani kentang yang dilakukan oleh petani untuk meningkatkan pendapatan belum optimal dan produksinya mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan mutu dan ketersediaan benih kentang. Berdasarkan hal tersebut beberapa petani di Kecamatan Dolat Rayat mengganti benih kentang menjadi benih stek yang pada awalnya menggunakan benih umbi. Tetapi ada beberapa petani di Kecamatan Dolat Rayat tetap menggunakan benih umbi untuk melakukan usahataninya. Berdasarkan permasalahan diatas perlu dilakukan penelitian ini agar diketahui apakah pemilihan jenis benih ini dapat memberikan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi petani. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) Menganalisis pendapatan usahatani pada petani kentang yang menggunakan benih stek di Desa Bukit; (2) Menganalisis pendapatan usahatani pada petani kentang yang menggunakan benih umbi di Desa Bukit; (3) Menganalisis besarnya perbedaan tingkat pendapatan usahatani antara petani kentang yang menggunakan benih stek dan petani yang menggunakan benih umbi di Desa Bukit. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah penelitian ialah: (1) Berapa besarnya pendapatan petani kentang yang menggunakan benih stek di Desa Bukit; (2) Berapa besarnya pendapatan petani kentang yang menggunakan benih umbi di Desa Bukit; (3) Berapa besarnya perbedaan tingkat pendapatan antara petani kentang yang menggunakan benih stek dan petani yang menggunakan benih umbi di Desa Bukit. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara kepada responden dengan bantuan kuisioner dan juga dokumentasi. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive, yaitu Desa Bukit, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo dengan pertimbanagn Desa Bukit merupakan salah satu desa sentra produksi kentang di Kabupaten Karo. Penelitian dilakukan bulan Mei-Juli 2021. Penentuan responden dilakukan secara sensus dengan menggunakan sampel berjumlah 44 responden. Data pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis pendapatan usahatani dan uji beda rata-rata. i Hasil penelitian antara lain: (1) Rata-rata biaya total yang dikeluarkan petani kentang pengguna benih stek yaitu Rp 36.096.044/Ha/Musim Tanam sedangkan petani yang menggunakan benih umbi yaitu Rp 36.726.953/Ha/Musim Tanam, rata-rata penerimaan yang diterima petani pengguna benih stek yaitu Rp 75.483.806/Ha/Musim Tanam sedangkan petani pengguna benih umbi yaitu Rp 65.493.505/Ha/Musim Tanam, rata-rata pendapatan petani pengguna benih stek yaitu Rp 39.387.761/Ha/Musim Tanam sedangkan petani pengguna benih umbi Rp 28.766.552/Ha/Musim Tanam.; (2) Berdasarkan hasil uji beda rata-rata nilai thitung yaitu 8,037 > ttabel yaitu 2,018 dan nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata (signifikan) pada rata- rata pendapatan petani kentang yang menggunakan benih stek dengan petani kentang yang menggunakan benih umbi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat saran yang diberikan yaitu: (1) Kepada petani kentang di Desa Bukit untuk mempertimbangkan penggunaan benih stek dalam melakukan usahatani, karena berdasarkan hasil penelitian penggunaan benih stek dapat meningkatkan produksi kentang sehingga pendapatan petani dapat meningkat. (2) Kepada pemerintah setempat atau dinas pertanian Kabupaten Karo, penulis menyarankan untuk memberikan informasi, penyuluhan dan pelatihan terkait usahatani kentang menggunakan benih stek. (3) Kepada peneliti selanjutnya agar dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani untuk mengambil keputusan jenis benih yang digunakan dalam usahatani kentang dan juga penulis berharap kepada peneliti selanjutnya untuk menganalisis efisiensi ekonomi pada petani kentang yang menggunakan benih stek dan petani kentang yang menggunakan benih umbi.

English Abstract

In Indonesia, agricultural development is not only carried out to improve the economy but is also directed at other things. One of them is increasing farmers' income and welfare. Horticulture is a promising commodity to be developed and is one of the most attractive agricultural commodities in the market, one of which is potatoes. The high demand and consumption for potatoes has made farmers in Indonesia the opportunity to do farming which can increase their income. Karo Regency in North Sumatra Province is a quite high potato-producing district in Indonesia with a total production of 723,080 quintals (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2020). One of the districts in Karo Regency that has the potential for potato farming is Dolat Rayat District. However, the potato farming done by farmers to increase income is not optimal and production has decreased. This is due to the quality and availability of potato seeds. Based on this, some farmers in Dolat Rayat Subdistrict have replaced potato seeds into root cuttings which initially used tuber seeds. However, there are some farmers in Dolat Rayat Subdistrict that still use tuber seeds to do their farming. Based on that problem, it is necessary to do this research in order to know whether the selection of this type of seed can increase income and welfare for farmers. This study aims to: (1) Analyze the farm income of potato farmers using cutting seeds in Bukit Village; (2) Analyze the farm income of potato farmers using tuber seeds in Bukit Village; (3) Analyze difference level of farm income between potato farmers using cutting seeds and potato farmers using tuber seeds in Bukit Village. Based on this, the formulations of the research problems are: (1) How much income is the potato farmer using cutting seeds in Bukit Village; (2) How much income is the potato farmer using tuber seeds in Bukit Village; (3) What is the difference in income levels between potato farmers using cutting seeds and potato farmers using tuber seeds in Bukit Village. The research method used in this study is a quantitative approach with data collection techniques through interviews with respondents with the help of questionnaires and documentation. The research location was determined purposively, namely Bukit Village, Dolat Rayat District, Karo Regency with consideration Bukit Village is one of the centers of potato production in Karo Regency. The research was conducted in May-July 2021. This study using 44 sample with the technique determination of respondents is census method. The data in this study were analyzed using farm income analysis and the average difference test. The results of the study include: (1) The average total cost potato farmers that using cutting seeds is Rp 36.096.044/Ha/Planting Season while the potato farmers that using tuber seeds is Rp 36.726.953/Ha/Planting Season, the average total revenue received by potato farmers that using cutting seeds is Rp 75.483.806/Ha/Planting Season while the potato farmers that using tuber seeds is Rp 65.493.505/Ha/Planting Season, the average income of potato farmers that iii using cutting seeds is Rp 39.387.761/Ha/Planting Season while the potato farmers that using tuber seeds is Rp 28.766.552/Ha/Planting Season; (2) Based on the results of average different test value of tcount is 8,037 > ttable is 2,018 and the value of Sig. (2-tailed) < 0,05 is 0,00, it can be concluded that there are significant differences in the average income of potato farmers that using cutting seeds with potato farmers that using tuber seeds. Based on the results of the study there are suggestions given, namely: (1) for potato farmers in Bukit Village to consider the use of potato seeds in doing farming, because by using the right seeds the production from farming will be maximized so that the farmers will get income to complete daily needs. (2) to the government and department of agriculture at Karo Regency, the author suggests to provide information, counseling and training related to potato farming that using cutting seeds. (3) for future researchers, it is recommended to analyze the factors that influence farmers to make decisions about type of seed used in potato farming then to analyze the economic efficiency of potato farmers who use cutting seeds and potato farmers who use tuber seeds.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521040192
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: agung
Date Deposited: 11 Jul 2022 08:29
Last Modified: 11 Jul 2022 08:29
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191880
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
AURA CLARISSA S. MELIALA.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item