Widya, Lintang and Prof. Dr. M. Saifur Rohman, Sp.JP(K), Ph.D and Prof. Widodo, Sp.JP(K), Ph.D (2022) Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Kopi (Coffea canephora) dan Teh Hijau (Camellia sinensis) Dekafeinasi Terhadap Penurunan Ekspresi PSGL-1 Terglikosilasi Melalui Penurunan GALNT2 pada Model Makrofag In Vitro. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab utama kematian di dunia. Aterosklerosis merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung koroner. Plak yang tidak stabil akan menyebabkan infark miokard sehingga harus dilakukan intervensi koroner perkutan dengan pemasangan drug-eluting stent (DES). Akan tetapi, pemasangan stent juga dapat menyebabkan in-stent restenosis (ISR) yang bisa menyebabkan serangan infark miokard ulang. Berbagai faktor risiko diduga dapat menyebabkan ISR termasuk faktor genetik. Polimorfisme pada gen GALNT2 diketahui berhubungan kuat dengan kejadian ISR pada pasien dengan pemasangan DES. GALNT2 mengode enzim ppGalNAcT2 yang diketahui berperan dalam tahap awal glikosilasi untuk modifikasi post translasi protein. GALNT2 diproduksi di berbagai sel termasuk monosit/makrofag. Sel monosit/makrofag memiliki peran penting dalam perkembangan aterosklerosis. Migrasi dari monosit/makrofag dibantu oleh protein permukaan salah satunya adalah PSGL-1 yang akan melekat pada selektin di permukaan endotel. PSGL-1 merupakan protein yang mengalami glikosilasi O-linked, dimana tahap awal pembentukannya membutuhkan enzim ppGalNAcTs. Beberapa studi menyebutkan bahwa penghambatan pada PSGL-1 dapat menurunkan migrasi monosit/makrofag sehingga menghambat progresi lesi aterosklerosis. Kopi dan teh merupakan minuman yang umum dikonsumsi oleh penduduk di berbagai belahan dunia. Telah banyak studi dilakukan mengenai manfaat kopi dan teh serta hubungannya dengan penyakit kardiovaskular. Akan tetapi, beberapa studi menunjukkan hasil yang kontradiktif. Kemungkinan hal ini dikarenakan adanya kandungan kafein pada kopi dan teh yang memiliki efek negatif pada kardiovaskular. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan proses dekafeinasi pada kopi dan teh hijau untuk meminimalkan efek samping yang akan muncul. Selain itu, penggunaan kombinasi kopi dan teh hijau diharapkan dapat bekerja secara sinergis untuk memberikan efek yang baik pada kondisi aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kombinasi kopi dan teh hijau pada ekspresi mRNA GALNT2 dan ekspresi protein PSGL-1 pada sel RAW 264.7 yang diinduksi Ox-LDL. Penelitian ini diawali dengan membuat ekstrak kopi dan teh hijau dengan metode infusa. Esktrak kopi didekafeinasi dengan karbon aktif sedangkan teh hijau dengan metode blanching. Metode infusa dan dekafeinasi telah dioptimasi. Untuk mengetahui toksisitas ekstrak, maka dilakukan pengukuran viabilitas sel RAW 264.7 yang telah diberi kombinasi ekstrak kopi dan teh hijau. Pada dosis kombinasi 10/10 μg/ml sampai 640/640 μg/ml menunjukkan tidak ada penurunan viabilitas sel sehingga kombinasi ekstrak ini aman digunakan. Pengukuran selanjutnya dilakukan menggunakan software Synergy Finder untuk mengetahui sinergisitas kopi dan teh hijau. Skor sinergis dihitung memakai model Loewe dan memiliki skor 13.794. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kopi dan teh memiliki efek sinergis. Untuk mengukur ekspresi mRNA GALNT2, dilakukan pemberian ekstrak kombinasi 80/80 μg/ml, 160/160 μg/ml, dan 320/320 μg/ml selama 24 jam kemudian sel diinduksi dengan Ox-LDL 8 μg/ml selama 20 jam. Pemberian Ox-LDL meningkatkan ekspresi mRNA GALNT2 pada kelompok kontrol positif. Sedangkan kelompok yang diberi kombinasi ekstrak kopi dan teh hijau memiliki penurunan ekspresi mRNA GALNT2 yang signifikan (p=0.000) dibandingkan kelompok kontrol positif, dimana dosis kombinasi 320/320 μg/ml memiliki penurunan yang paling banyak dibandingkan dosis 80/80 μg/ml dan 160/160 μg/ml. Pada pengukuran ekspresi protein PSGL-1 ditemukan pola yang sama seperti GALNT2. Protein PSGL-1 meningkat signifikan dengan induksi Ox-LDL (p=0.000) dan menurun dengan pemberian kombinasi ekstrak kopi dan teh hijau sesuai dengan peningkatan dosis. Pola yang sama ini diduga menunjukkan bahwa glikosilasi PSGL-1 dilakukan oleh GALNT2. Saat GALNT2 menurun, maka ekspresi protein PSGL-1 juga menurun, begitu pula sebaliknya.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0422060025 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.02 Special topics of disease > 616.025 Medical emergencies / Emergency medicine / Emergency nursing / Triage (Medicine) |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ilmu Biomedis, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 06 Jul 2022 07:06 |
Last Modified: | 06 Jul 2022 07:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191643 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Lintang Widya.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (3MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |