Shabri, Sayyidah Rafi Dianya and Dr.techn. Ir. Yusfan A. Yusran, ST., MT.,Ars, IPM, ASEAN Eng. (2022) Representasi Panoptisisme pada Tata Kota Probolinggo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Probolinggo merupakan kota tua peninggalan Belanda. Ketertarikan Belanda terhadap Probolinggo dipengaruhi oleh letak Probolinggo yang strategis berada di pesisir laut berhadapan langsung dengan Selat Madura. Pola tata kota Probolinggo yang unik, didominasi pembagian garis utara-selatan. Probolinggo memiliki kondisi tanah yang subur, sehingga dapat diolah menjadi ladang pertanian dan perkebunan untuk komoditi ekspor. Kota Probolinggo juga memiliki Sungai Banger sebagai tempat berlabuhnya kapal dagang Madura dan Surabaya. Oleh karena itu, Probolinggo dijadikan sebagai kota perdagangan oleh VOC dan Hindia Belanda. Representasi panoptisisme pada Kota Probolinggo merupakan penelitian yang bertujuan melihat kondisi Kota Probolinggo pada masa Kolonial Belanda melalui perspektif panoptisisme. Dalam mengkajinya, menggunakan metode analisis sinkronik dan diakronik. Secara diakronik akan dibagi dalam empat tahap, yaitu sebelum 1743, 1743-1850, 1850-1880an, dan 1880an-1940. Dalam setiap tahapan tersebut akan dideskripsikan secara sinkronik perkembangan sejarah pada masa-masa tersebut Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menganalisa panoptisisme melalui faktor kesejarahan, penataan kota, morfologi (fisik dan non-fisik), struktur, dan bentuk kota yang berkaitan dengan pengawasan panoptisisme. Berdasarkan hasil dan pembahasan, Kota Probolinggo diidentifikasi merepresentasikan kuasa dan pengawasan panoptisisme. Panoptisisme merupakan bentuk teknologi kuasa dan pengawasan dari penjara panopticon. Bentuk kuasa dan pengawasan panoptisisme menciptakan suatu defensible space sehingga terjadi kohesi sosial. Representasi panoptisisme pada tata Kota Probolinggo terlihat dari morfologi kota utamanya kondisi geografis Probolinggo yang unik dan strategis, benteng yang didirikan oleh VOC, kekuasaan yang terbentuk, program-program ‘paksaan’ Pemerintah Hindia Belanda, dan pembagian kapiten. Hal ini dibuat oleh VOC dan Belanda untuk menciptakan masyarakat yang patuh dan saling mengawasi.
English Abstract
Probolinggo City is a heritage city of the Netherlands. Dutch interest in Probolinggo was influenced by Probolinggo's strategic location on the sea coast directly opposite the Madura Strait. Probolinggo's unique urban planning pattern is dominated by the division of the north-south line. Probolinggo has fertile soil conditions, so it can be processed into agricultural fields and plantations for export commodities. The city of Probolinggo also has the Banger River as a berth for trading ships from Madura and Surabaya. Therefore, Probolinggo was made a trading city by the VOC and the Dutch East Indies. The representation of panopticism in the City of Probolinggo is a study that aims to see the condition of the Probolinggo City during the Dutch Colonial period through the perspective of panopticism. In reviewing it, using synchronic and diachronic analysis methods. Diachronically, it will be divided into four stages, namely before 1743, 1743-1850, 1850-1880s, and 1880s-1940. In each of these stages, a synchronic description of the historical development of these periods will be used. This study uses a descriptive qualitative approach to analyze panopticism through historical factors, urban planning, morphology (physical and non-physical), structure, and city forms related to panopticism control. . Based on the results and discussion, the Probolinggo City was identified as representing the power and control of panopticism. Panopticism is a technological form of power and surveillance from the panopticon prison. The form of power and surveillance of panopticism creates a defensible space so that social cohesion occurs. The representation of panopticism in the Probolinggo City planning can be seen from the morphology of the city, especially the unique and strategic geographical condition of Probolinggo, the fort founded by the VOC, the Dutch government's 'force' programs, and the division of territory. This was created by the VOC and the Netherlands to create a society that was obedient and watched over each other.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522070103 |
Uncontrolled Keywords: | Kata kunci: Sejarah Probolinggo, Morfologi Kota, Panoptisisme, Sinkronik-diakronik. |
Subjects: | 700 The Arts > 720 Architecture |
Divisions: | Fakultas Teknik > Arsitektur |
Depositing User: | yulia Chasanah |
Date Deposited: | 06 Jul 2022 02:57 |
Last Modified: | 06 Jul 2022 02:58 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191624 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
SAYYIDAH RAFI DIANYA SHABRI.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (11MB) |
Actions (login required)
View Item |