Strategi Pengembangan Klaster Berdasarkan Kinerja Dan Kualitas Pada Umkm Emping Jagung Di Kabupaten Lamongan

Sari, Eva Novita (2018) Strategi Pengembangan Klaster Berdasarkan Kinerja Dan Kualitas Pada Umkm Emping Jagung Di Kabupaten Lamongan. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kabupaten Lamongan merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki potensi di sektor pertanian. Mayoritas jenis lahan di Kabupaten Lamongan merupakan lahan kapur berpotensi untuk ditanami jenis tanaman palawija salah satunya jagung. Pemerintah Kabupaten Lamongan berupaya untuk mengembangkan UKM yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi daerah di Kabupaten Lamongan melalui penerapan konsep One Village One Product (OVOP). Mengacu pada program OVOP dikeluarkan melalui Instruksi Presiden (INPRES) No. 6 Tahun 2007 Tanggal 8 Juni, pemerintah mengeluarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2015-2019 melakukan klaster di seluruh wilayah Jawa Timur salah satunya di Kabupaten Lamongan. Salah satu produk hasil pengembangan agroindustri yang berbahan dasar jagung berupa emping jagung. Kecamatan Modo, Kedungpring dan Solokuro merupakan penghasil jagung terbesar yang memiliki 8 UKM dengan rata-rata kapasitas produksi sebesar 1.912kg/bulan. Kendala utama yang dihadapi UKM saat ini yakni kurangnya koordinasi dalam pemasaran, penerapan teknologi dalam kegiatan produksi belum merata serta inkonsistensi kualitas produk pada beberapa UKM. Berdasarkan kendala yang dialami UKM emping jagng di Kabupaten Lamongan maka perlu dilakukan pengembangan klaster untuk meningkatkan daya saing industri. Pengembangan klaster diharapkan dapat membentuk jaringan kerjasama antar UKM sejenis guna meningkatkan mutu produk. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui strategi yang tepat pada setiap klaster yang terbentuk, sehingga dapat mengembangkan UMKM jagung di Kabupaten Lamongan. Penelitian ini mengelompokkan beberapa UKM produksi emping jagung dengan variabel-variabel yang memiliki kesamaan pada kinerja UKM dan kualitas emping jagung menggunakan analisis K-means cluster. Variabel kinerja UKM emping jagung terdiri dari kapasitas produksi, lama usaha, jumlah tenaga kerja, rata-rata penjualan per bulan dan investasi awal. Variabel kualitas produk yang digunakan yakni performance, feature, conformance to specification, durability dan perceived quality. Aspek dalam kualitas tersebut dianggap penting karena mewakili kondisi produk emping jagung di Kabupaten Lamongan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yakni menggunakan K-means Cluster dan Fuzzy AHP. Responden untuk penilaian kinerja adalah pihak UKM, penilaian kualitas adalah 30 konsumen dan penilaian bobot strategi pengembangan menggunakan 3 pakar ahli. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode K-means Cluster, UKM emping jagung di Kabupaten Lamongan membentuk 2 klaster. Klaster 1 tergolong skala usaha kecil yang terdiri dari 3 UKM emping jagung dan klaster 2 tergolong skala usaha mikro dengan jumlah 5 UKM emping jagung. Penentuan prioritas strategi pengembangan UKM di Kabupaten Lamongan menggunakan FAHP. Pada pengembangan UKM klaster 1 faktor yang gunakan adalah kualitas UKM (0,57) dengan kriteria performance product (0,32) sehingga alternatif yang dapat digunakan adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja, menentukan dan menerapkan standarisasi produksi dan menerapkan teknologi tepat guna (0,26). Hasil penelitian menunjukkan bahwa klaster 2 faktor yang berpengaruh adalah kinerja UKM (0,51) dengan kriteria permasalahan yang mempengaruhi strategi pengembangan klaster adalah tenaga kerja (0,30) sehingga alternative yang dapat digunakan adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja (0,35).

English Abstract

Lamongan Regency is one of the areas in East Java that has potential in the agricultural sector. The majority of the types of land in Lamongan Regency are limestone land which has the potential to be planted with crops, one of which is corn. The Lamongan Regency Government seeks to develop SMEs that aim to improve the regional economy in Lamongan District through the application of the One Village One Product (OVOP) concept. Referring to the OVOP program was issued through Presidential Instruction (INPRES) No. 6 of 2007 On June 8, the government issued a Regional Medium-Term Development Plan (RPJMD) for 2015-2019 to conduct clusters in all East Java regions, one of which was in Lamongan Regency. One product of the development of corn-based agroindustry is corn chips. Modo, Kedungpring and Solokuro sub-districts are the largest corn producers with 8 SMEs with an average production capacity of 1,912kg / month. The main obstacle faced by SMEs today is the lack of coordination in marketing, the application of technology in production activities has not been evenly distributed and the inconsistency of product quality in some SMEs. Based on the obstacles experienced by the SME chips in Lamongan Regency, it is necessary to develop clusters to improve industrial competitiveness. Cluster development is expected to form a collaborative network between similar SMEs to improve product quality. The purpose of this study is to find out the right strategy for each cluster formed, so that it can develop corn UMKM in Lamongan Regency. This study classifies several SMEs of corn chips production with variables that have similarities in the performance of SMEs and the quality of corn chips using K-means cluster analysis. The performance variable of corn chips chips consists of production capacity, length of business, number of workers, average sales per month and initial investment. Product quality variables used are performance, feature, conformance to specification, durability and perceived quality. These aspects in quality are considered important because they represent the condition of corn chips in Lamongan Regency. The method used in this study is using K-means Cluster and Fuzzy AHP. Respondents for performance appraisal are SMEs, quality assessment is 30 consumers and the weighting of development strategy uses 3 expert experts. Based on calculations using the K-means cluster method, SME corn chips in Lamongan Regency form 2 clusters. Cluster 1 is classified as a small-scale business consisting of 3 corn chips and 2 clusters classified as micro-scale businesses with 5 SME corn chips. Determination of priorities for SME development strategies in Lamongan Regency using FAHP. In cluster 1 SME development the factors used are the quality of SMEs (0.57) with performance product criteria (0.32) so that the alternatives that can be used are improving the quality of the workforce, determining and implementing production standards and applying appropriate technology (0.26 ) The results showed that cluster 2 factors that influence the performance of SMEs (0.51) with the criteria that affect the cluster development strategy is labor (0.30) so that an alternative that can be used is to improve the quality of labor (0.35).

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/338.642/SAR/s/2019/041901527
Uncontrolled Keywords: Kinerja dan Kualitas, Klaster, Strategi,-Cluster, Performance and Quality, Strategy
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.6 Organization of production > 338.64 Size of enterprises > 338.642 Small business
Divisions: S2/S3 > Magister Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 23 Jun 2022 08:01
Last Modified: 23 Jun 2022 08:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191307
[thumbnail of EVA NOVITA SARI.pdf] Text
EVA NOVITA SARI.pdf

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item