Yundarini, Ni Made Candra (2018) Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Resiliensi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kota Denpasar. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Menurut data World Health Organization (WHO), sebanyak 422 juta orang atau 8,5% dari penduduk usia dewasa di seluruh dunia menderita diabetes mellitus (DM) pada tahun 2014. Di Bali secara khusus, jumlah kunjungan pasien DM tipe 2 secara keseluruhan yang berobat ke puskesmas pada tahun 2016 di Kota Denpasar berjumlah 7.174 kunjungan. Selain menimbulkan dampak fisik, DM juga terbukti dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan psikologis pada pasien apabila dibandingkan dengan populasi penduduk secara umum. Pasien DM memiliki risiko tujuh kali lebih besar untuk mengalami depresi dibandingkan dengan orang yang tidak menderita penyakit ini. Hal ini terkait dengan kemampuan adaptasi pasien terhadap penyakit yang dideritanya. Untuk itu, diperlukan mekanisme pendekatan keperawatan jiwa yang sesuai agar pasien dapat menghadapi stresor yang dialami. Pendekatan teori keperawatan yang dikemukakan oleh Callista Roy dapat digunakan terkait dengan upaya peningkatan adaptasi pasien terhadap penyakit yang diderita. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki pasien untuk dapat beradaptasi dengan stresor tersebut adalah resiliensi. Resiliensi yang dimiliki oleh individu merujuk pada kapasitas yang dinamis dalam melakukan manajemen stres dan meningkatkan adaptasi terhadap stresor yang signifikan sehingga tercapai keseimbangan emosional. Berdasarkan teori ini, terdapat empat mode adaptasi yang dapat mempengaruhi pembentukan resiliensi. Empat mode tersebut antara lain mode fisiologis, mode konsep diri, mode fungsi peran, dan mode interdependensi. Dari empat mode adaptasi pada teori adaptasi Roy tersebut, dapat dijabarkan beberapa faktor yang berhubungan dengan resiliensi, yaitu kondisi kesehatan, konsep diri, spiritualitas, kemampuan sosial, dan dukungan sosial. Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas se- Kota Denpasar menunjukkan bahwa dari 10 orang pasien yang diwawancarai, sebanyak 70% pasien DM tipe 2 mengungkapkan adanya kesulitan dalam beradaptasi dengan keadaan penyakitnya saat ini. Hal ini terkait dengan keterbatasan-keterbatasan yang harus dihadapi pasien setelah didiagnosis penyakit ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan resiliensi pada pasien DM tipe 2 dan mencari faktor dominan yang berhubungan dengan resiliensi pada pasien DM tipe 2 di Kota Denpasar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling dengan jumlah responden sebanyak 125 orang. Responden dalam penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus tipe 2 di empat puskesmas terpilih yang berada di Kota Denpasar, antara lain Puskesmas I Denpasar Utara, Puskesmas II Denpasar Timur, Puskesmas II Denpasar Barat, dan Puskesmas II Denpasar Selatan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 Januari 2018-18 Februari 2018. Variabel independen yang diteliti adalah kondisi kesehatan, konsep diri, spiritualitas, kemampuan sosial, ix dan dukungan sosial, dengan variabel dependen yang diteliti adalah resiliensi pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Analisis deskriptif univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden serta variabel penelitian. Uji Pearson Product Moment digunakan dalam analisis bivariat p untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan resiliensi pada pasien DM tipe 2 di Kota Denpasar. Dari hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kondisi kesehatan, konsep diri, spiritualitas, kemampuan sosial, dan dukungan sosial dengan resiliensi pada pasien DM tipe 2 (p<0,05). Kelima variabel ini memiliki r sebesar -0,475, 0,599, 0,597, 0,508, dan 0,457 secara berturut-turut. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan faktor kondisi kesehatan sebagai faktor yang paling dominan. Berdasarkan analisis yang sama, ditemukan bahwa kelima faktor tersebut dapat menjelaskan sebanyak 54,3% resiliensi pada pasien DM tipe 2. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kondisi kesehatan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan resiliensi pada pasien dengan DM tipe 2 di Kota Denpasar. Dalam teori adaptasi Callista Roy, kondisi kesehatan pasien termasuk dalam mode adaptasi fisiologis. Mode fisiologis berhubungan dengan reaksi fisik yang ditimbulkan oleh seseorang sebagai respons terhadap stimulus yang dialami. Respons seseorang secara biologis terhadap suatu stresor secara spesifik mampu untuk mempengaruhi resiliensi yang dibangun atas penyakit yang dimiliki. Hubungan antara kondisi kesehatan pasien dengan resiliensi yang dimiliki cenderung dipengaruhi oleh stres psikologis yang meningkat setelah pasien menghadapi penyakitnya. Semakin buruknya kondisi kesehatan pasien menimbulkan beban psikologis yang semakin besar bagi pasien. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kemampuan pasien dalam menghadapi stresor tersebut. Stresor yang tinggi sejalan dengan buruknya kondisi kesehatan, menimbulkan rendahnya resiliensi yang dimiliki pasien. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor kondisi kesehatan, konsep diri, spiritualitas, kemampuan sosial, dan dukungan sosial memiliki hubungan yang signifikan dengan resiliensi pada pasien DM tipe 2 di Kota Denpasar. Berdasarkan hasil uji ditemukan bahwa variabel kondisi kesehatan merupakan variabel yang dominan berhubungan dengan resiliensi. Faktor kondisi kesehatan pasien menjadi hal yang perlu diperhatikan karena merupakan faktor yang paling berhubungan dengan resiliensi pada pasien DM tipe 2. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisis perbedaan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan resiliensi pada pasien DM tipe 2 di daerah perkotaan dan pedesaan.
English Abstract
According to data from the World Health Organization (WHO), 422 million people or 8.5% of the adult population worldwide suffer from diabetes in 2014 or 8.5% of the adult population worldwide suffered from diabetes mellitus in 2014. In Bali, the number of patients with type 2 DM who visited public health centers in 2016 was 7174. In addition to causing physical impacts, DM was also found to increase the risk of psychological disorders in the patients when compared to the general population. Patients with diabetes are seven times more likely to experience depression than people who do not suffer from the disease. It is associated with the patients' ability to adapt to the disease. A proper mental health nursing approach mechanism is needed so that patients could face the stressors. Nursing theory approach proposed by Callista Roy could be used in the efforts to improve the adaptation to the illness of patients. One of the capabilities that must be owned by the patients to be able to adapt to the stressor is resilience. Resilience refers to the dynamic capacity in managing stress and promoting adaptation to a significant stressor in order to achieve emotional balance. According to this theory, there are four modes of adaptation that may affect the formation of resilience. The four modes include physiological mode, self-concept mode, role function mode, and interdependence mode. There were five factors related to resilience that could be found from the four modes of adaptation in Roy adaptation theory. These factors are health conditions, self- concept, spirituality, social skills, and social support. Based on preliminary study in Denpasar, out of 10 patients, 70% of the type 2 diabetes mellitus patients expressed their difficulties in accepting the disease. It is related to the limitations that must be faced by the patients after being diagnosed with this disease. The aim of this study were to analyze the factors associated with resilience in patients with type 2 diabetes mellitus in Denpasar and analyze the most dominant factor related to resilience in type 2 diabetes mellitus patients in Denpasar. This quantitative study used analytic observational design with cross- sectional approach. 125 samples obtained by cluster random sampling technique were used. Respondents of this study were type 2 DM patients in four selected public health centers (Puskesmas) in Denpasar. These public health centers were Puskesmas I North Denpasar, Puskesmas II East Denpasar, Puskesmas III West Denpasar, and Puskesmas II South Denpasar on January 14th, 2018 - February 18th, 2018. The independent variables studied were health condition, self-concept, spirituality, social skill, and social support. The dependent variable of this study was resilience in patients with type 2 diabetes mellitus. Descriptive univariate analysis was used to find the frequency distributions of respondent’s characteristics and research variables. Pearson Product Moment test was used for bivariate analysis to determine the relationship between independent variables and dependent variable. In addition, Multiple Linear Regression was used for multivariate analysis in order to find the most dominant factor related to resilience in type 3 DM in Denpasar. The results of this study showed a xi significant relationship between health condition, self-concept, spirituality, social skill, and social support with resilience in patients with type 2 diabetes mellitus (p < 0.05). These five variables had r values equal to -0.475, 0.599, 0.597, 0.508, and 0.457 respectively. Multiple linear regression showed that health condition was the dominant factor. Multiple linear resgression also showed that these five factor could explain 54.3% of resilience in type 2 DM patients. This study showed that health condition was the most dominant factor related to resilience in type 2 DM in Denpasar. In Callista Roy adaptation theory, the health condition of patients is included in the physiological adaptation mode. The physiological mode associated with the physical reaction is caused by a person's response to a stimulus experienced. Biological responses in individual could affect resilience formed that was built to face the disease. The relationship between health condition and resilience owned by patients were believed to be influenced by the increasing of psychological stress after patients were diagnosed with this disease. The deterioration of their health condition could result in greater psychological burden to the patients. This would affect their ability to overcome such stressors. High stressors along with poor health condition would cause in low resilience in patients. From this study, it can be concluded that there was a significant relationship between health condition, self-concept, spirituality, social skill, and social support with resilience in type 2 diabetes mellitus patients in Denpasar. Among these five factors, health condition was the most dominant factor related to resilience. For further research, the differences between the factors associated with resilience in patients with type 2 diabetes mellitus in urban and rural areas can be analyzed
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/616.462/YUN/a/2018/041806238 |
Uncontrolled Keywords: | Resiliensi, Diabetes Mellitus |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.4 Diseases of endocrine, hematopoietic, lymphatic, glandular system; diseases of male breast > 616.46 Diseases of islands of Langerhans > 616.462 Diabetes mellitus |
Divisions: | S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 16 Jun 2022 07:45 |
Last Modified: | 16 Jun 2022 07:45 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191264 |
Text
Ni Made Candra Y.pdf Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |