Literature Review Overfishing Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 573

Pinandito, Syauqi and Erlinda Indrayani, S.Pi., M.Si (2021) Literature Review Overfishing Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 573. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Berdasarkan UU RI No. 91/ 1985 dan UU RI No. 31/2004, kegiatan yang masuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Perikanan merupakan salah satu aktivitas yang memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan suatu bangsa. Sumberdaya perikanan tersedia melimpah dan mempunyai kemampuan untuk pulih kembali (renewable resources), namun tanpa adanya pengawasan terhadap usaha penangkapan yang berlangsung secara terus menerus, dapat memperbesar kemungkinan terjadinya overfishing. Melakukan eksploitasi secara berlebihan dan terus-menerus tanpa pengelolaan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Adapun penangkapan ikan yang melebihi kapasitas stok sehingga kemampuan untuk memproduksi pada tingkat MSY (Maximum Sustainable Yield) mengalami penurunan, merupakan definisi overfishing. Tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di WPP NRI lambat laun semakin tinggi. Namun tidak semua daerah WPP NRI mengalami over-exploited, ada juga wilayah yang masih fullyexploited atau bahkan moderate. Adapun wilayah 573 untuk varietas ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, udang panaeid, ikan karang, dan cumi-cumi termasuk ke dalam status over-exploited, over-exploited pada hakikatnya adalah kegiatan penangkapan yang harus dikurangi tingkat eksploitasinya. Literature review ini bertujuan untuk 1) Mengetahui gambaran umum WPP RI 573, 2) Mengetahui kondisi sumber daya ikan di WPP RI 573, 3) Mengetahui kondisi hasil tangkapan WPP RI 573, 4) Menganalisis overfishing di WPP RI 573. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dengan literature review yaitu proses pencarian sumber pustaka yang relevan dengan tujuan penulisan baik internasional maupun nasional. Setelah itu dilakukan pemilihan artikel dengan menggunakan kriteria kelayakan yang terdiri dari a) artikel yang digunakan dalam rentang waktu 10 tahun terakhir, b) jumlah minimal artikel berjumlah 20 dengan perimbangan 60:40 (artikel internasional:artikel nasional), c) sumber yang digunakan hanya berhubungan mengenai analisis Overfishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 573. Literature review menunjukkan bahwa Wilayah Penangkapan Perikanan 573 terdiri dari 14 pusat pendaratan ikan, dimana wilayah ini didominasi oleh kelompok ikan pelagis besar. Masyarakat yang tinggal disekitar WPP RI 573 mayoritas memiliki profesi sebagai nelayan tangkap. Sumberdaya perikanan pada WPP RI 573 sangatlah melimpah, namun akibat yang disebabkan oleh kondisi ini yaitu terjadinya penangkapan berlebih dari aturan yang seharusnya. Pengelolaan dan praktik penangkapan ikan selama ini hanya berfokus pada jumlah tangkapan bukan kepada keberlanjutan dari ekosistem perairan itu sendiri. Kondisi hasil tangkapan pada WPP RI 573 antara lain komoditi udang memperoleh berat totalsebesar 44,73 kg, sekitar 3,02% dari total berat keseluruhan hasil tangkapan yang terdapat di perairan Selatan Jawa. Hasil tangkapan paling tinggi diperoleh oleh kelompok ikan demersal dengan total hasil senilai 69,18% dari total seluruh hasil tangkapan. Produksi perikanan cumi-cumi di perairan Cilacap mencapai 987,9 ton pada tahun 2017, sedangkan di tahun 2018 mengalami peningkatan senilai 2.050,5 ton. Pada tahun 2018, kabupaten Pangandaran mendapatkan jumlah produksi perikanan tangkap mencapai 2.336.949,59 kg dengan nilai nilai produksi Rp72.298.162.105,00. Sedangkan pada komoditi udang didapatkan hasil penangkapan sebesar 1.081.170,21 kg. Wilayah Kabupaten Wonogiri pada komoditi lobster mencapai hasil penangkapan sebesar 30,94% dari total seluruh hasil tangkapan. Nilai perikanan laut yang terdokumentasi dengan baik menunjukan kondisi terancam dengan adanya penangkapan yang berlebihan. Masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan tangkap sudah terlalu banyak melakukan kegiatan penangkapan ikan, kegiatan tersebut mampu mengancam ekosistem laut secara keseluruhan. Penangkapan ikan yang berlebihan dapat terjadi ketika pelaku menargetkan ikan kecil atau belum dewasa bersamaan dengan ikan dewasa. Hal tersebut diakibatkan dari teknik serta peraturan penangkapan ikan masih kurang dari kata maksimal, sehingga banyak hasil tangkapan yang dikategorikan sebagai ‘bycatch’. yaitu banyak ikan yang belum siap untuk ditangkap namun tetap dilakukan akibat dari kebutuhan permintaan target atau pasar. Perairan 573 telah di ekspoiltasi secara terus menerus dengan pengelolaan yang terbilang belum rasional sehingga kondisi ini sangat rentan terjadi overfishing, seperti komoditi udang,ikan pelagis dan lobster di WPP RI 573 saat ini sudah berada dalam kategori overexploited dikarenakan komoditi ini banyak diminati dipasaran dan habitat dari komioditi ini berada di Samudera Hindia Selatan Jawa (WPP RI 573). Penurunan ini ditunjukkan oleh ukuran ikan tangkap yang kecil, jumlah input dan populasi yang menurun, dan belum adanya strategi pengelolaan sumberdaya ikan berkelanjutan. Kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan yang berlebihan adalah salah satu bentuk eksploitasi terhadap populasi ikan hingga mencapai tingkat yang membahayakan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521080197
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing)
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Zainul Mustofa
Date Deposited: 15 Jun 2022 08:47
Last Modified: 04 Oct 2024 02:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191218
[thumbnail of Syauqi Pinandito.pdf] Text
Syauqi Pinandito.pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item