N-Terminal Telopeptide of Type 1 Collagen (NTX1) Urine sebagai Biomarker Deteksi Dini Resorbsi Tulang pada Anak Epilepsi dengan Pengobatan Obat Antiepilepsi

Juhandana, Adhyaksa and dr. Nugroho Danu Tri Subroto, Sp. A(K) (2021) N-Terminal Telopeptide of Type 1 Collagen (NTX1) Urine sebagai Biomarker Deteksi Dini Resorbsi Tulang pada Anak Epilepsi dengan Pengobatan Obat Antiepilepsi. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Epilepsi merupakan kelainan neurologis yang umum terjadi pada anak- anak semua usia dengan prevalensi berkisar antara 4-8 per 1000 populasi. Anak- anak usia kurang dari 10 tahun memiliki prevalensi 6 per 1000 anak. Diagnosis epilepsi ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang. Pengobatan epilepsi merupakan pengobatan jangka panjang yang memerlukan kerja sama yang baik antara dokter, pasien dan keluarga pasien untuk menjamin kepatuhan berobat. Vitamin D merupakan vitamin larut lemak yang penting dalam menjaga homeostasis kalsium, fosfat dan magnesium untuk mempertahankan metabolisme tulang. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa penggunaan obat - obatan antiepilepsi akan menyebabkan penurunan kadar vitamin D sehingga menyebabkan kondisi hipokalsemia. Rendahnya kadar kalsium dalam sirkulasi akan meningkatkan hormon parathyroid sehingga terjadi perpindahan kalsium dari tulang menuju sirkulasi. Secara biokimia, hal ini akan meningkatkan aktivitas osteoklas sehingga absorpsi tulang meningkat dan anak dengan epilepsi memiliki risiko terjadi penyakit tulang yang meningkat. Salah satu penanda absorpsi tulang yang banyak diteliti adalah N-Terminal Telopeptide of Type 1 Collagen (NTX1), dimana NTX1 ini merupakan produk degradasi protein kolagen tipe 1 yang merupakan penyusun matrik organik tulang yang paling dominan (90%). Dalam studi ini mengkaji hubungan antara NTX1 dengan status vitamin D dan lama terapi pada anak dengan epilepsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya hubungan antara NTX1 dengan status vitamin D dan lama terapi pada anak dengan epilepsi. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dan metode pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Lima puluh penderita epilepsi yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dikumpulkan dari pasien epilepsi yang berkunjung ke klinik rawat jalan neurologi anak RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang pada bulan Juni – Agustus 2020. Selanjutnya, sampel dikelompokkan berdasarkan kadar vitamin D dan lama terapi OAE. Status vitamin D terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu defisiensi, insufisiensi dan normal. Sedangkan lama terapi terbagi menjadi 2 kelompok yaitu lama terapi <1 tahun dan >1 tahun. Karakteristik dasar subjek penelitian meliputi jenis kelamin, usia, obat antiepilepsi yang digunakan, lama terapi dan status vitamin D. Darah sampel yang diambil dari vena perifer diukur kadar vitamin D di dalam serum dan urin yang diambil diukur kadar NTX1 dengan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan adalah 1,08: 1 dengan usia dominasi 1-5 tahun. Hasil uji ANOVA tentang perbedaan kadar NTX1 berdasarkan status vitamin D menunjukkan hasil yang sangat signifikan dimana Kadar NTX1 urin anak dengan epilepsi lebih tinggi pada kelompok defisiensi vitamin D dibandingkan dengan kelompok insufisiensi dan kelompok vitamin D normal (sig.0,000). Hasil uji Mann Whitney tentang perbedaan kadar NTX1 berdasarkan lama terapi menunjukkan terdapat perbedaan kadar NTX1 Urin (ng/ml) yang sangat signifikan dimana pasien dengan lama terapi >1 tahun menghasilan kadar NTX1 Urin (ng/ml) yang lebih tinggi (sig.0,000). Hasil uji korelasi Spearman tentang hubungan kadar NTX1 urin dengan kadar vitamin D memberikan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, semakin rendah kadar vitamin D (defisiensi) pasien anak yang menderita epilepi maka semakin tinggi kadar NTX1 urin (sig.0,000; r=-0,938). Sementara itu, dari hasil uji korelasi Spearman tentang hubungan kadar NTX1 urin dengan lama terapi membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, semakin lama terapi obat (bulan) yang diberikan pada pasien epilepsi maka semakin tinggi kadar NTX1 urin (sig.0,000; r=0,761). Terdapat beberapa kekurangan dalam penelitian ini, diantaranya adalah tidak dilakukan pengukuran kadar vitamin D dan NTX1 pada sampel sebelum pemberian obat antiepilepsi, tidak dilakukan pengukuran kadar obat antiepilepsi di dalam darah, tidak memperhitungkan faktor gaya hidup pada pasien yang meliputi paparan sinar matahari dan pola makan tinggi vitamin D dan kalsium serta tidak dilakukan monitoring terhadap kepatuhan dalam mengkonsumsi OAE. Diperlukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang untuk menyempurnakan penelitian ini.

English Abstract

Chintami Putry Rejekiya, NIM 188070901111004. Specialist Education Program Pediatrics, Saiful Anwar General Hospital, Medical Faculty Brawijaya University, Malang, December 29th 2021. Urine Terminal Crosslinked Telopeptide of Type 1 Collagen (CTX1) as Biomarker for Early Detection of Bone Resorption in Epileptic Children with Antiepileptic Drug Treatment. Supervisor: Nugroho Danu T.S, MD, Paed(C), Krisni Subandiyah, MD, Paed(C), PhD, Eko Sulistijono, MD, Paed (C). Epilepsy is a common neurological disorder in children of all ages with a prevalence ranging from 4-8 per 1000 population. Children less than 10 years have a prevalence of 6 per 1000 children. The diagnosis of epilepsy is based on the history taking, physical examination and electroencephalography. Epilepsy treatment is a long-term treatment that requires good cooperation between doctors, patients and the patient's family to ensure good treatment compliance. Vitamin D is a fat-soluble vitamin that is important in maintaining the homeostasis of calcium, phosphate and magnesium to maintain bone metabolism. Some previous studies have suggested that the use of antieleptic drugs will cause a decrease in vitamin D levels resulting in hypocalcemia. Low levels of calcium in circulation will increase parathyroid hormone so that there is a transfer of calcium from the bone to circulation. Biochemically, this increases osteoclast activity so that bone absorption increases and children with epilepsy have an increased risk of bone disease. One of the markers of bone absorption that is widely studied is N-Terminal Telopeptide of Type 1 Collagen (NTX1), a product of type 1 collagen degradation which is the most dominant constituent of bone organic matrices (90%). In this study, we examined the correlation between NTX1 with vitamin D levels and length of therapy in children with epilepsy. The purpose of this study is to prove the correlation between NTX1 with the vitamin D levels and length of therapy in children with epilepsy. This research uses analytical observational design with cross-sectional approach and consecutive sampling. Fifty patients that fit the criteria for inclusion and exclusion were collected from epileptic patients who visited the pediatric neurology clinic in Dr. Saiful Anwar Hospital Malang in June – August 2020. Next, the samples were grouped based on the status of vitamin D and the duration of OAE therapy. Vitamin D status is divided into 3 groups, that is deficiency, insufficiency and normal. While the duration of therapy is divided into 2 groups, that is <1 year and >1 year. Basic characteristics of the study subjects included gender, age, antieleptic medication used, duration of therapy and vitamin D status. Blood samples taken from peripheral veins measured vitamin D levels and urine taken measured NTX1 levels by ELISA method. The results showed the characteristics of male sex compared to women is 1.08 : 1 with a domination age of 1-5 years. ANOVA test results on differences in NTX1 levels based on vitamin D status showed a very significant difference NTX1 levels in the normal vitamin D group, insufficiency and deficiency (sig.0,000). Mann Whitney's test results on differences in NTX1 levels based on the duration of therapy showed a significant difference in NTX1 levels between the duration of <1 year and >1 year (sig.0,000). Spearman's correlation test results on the relationship between NTX1 urine levels and vitamin D levels concluded that there is a significant association, the lowest vitamin D levels the highest NTX1 urine levels (sig.0,000; r=-0.938). Meanwhile, spearman's correlation test results on the relationship between NTX1 urine levels and the duration of therapy (months) concluded that there is a significant association, the longest vitamin D levels the highest NTX1 urine levels (sig.0.000; r=0.761). There are several limitations in this study, including not measuring vitamin D levels before giving antiepileptic drugs, not measuring levels of antiepileptic drugs in the blood, not taking into account lifestyle factors in patients which include exposure to sunlight and high-vitamin D and calcium diets and not monitoring complience of medicine. Further research is needed in the future.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0422060016
Uncontrolled Keywords: NTX1 urin, Vitamin D, Epilepsi
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 618 Gynecology, obstetrics, pediatrics, geriatrics > 618.9 Pediatrics and geriatrics > 618.92 Pediatrics / Infants--Care / Infants--Development
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 15 Jun 2022 02:32
Last Modified: 15 Jun 2022 02:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191148
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Adhyaksa Juhandana.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item