Rahmatika, Virda Arifah and Wawargita Permata Wijayanti, ST., MT. and Dr. Eng. Fadly Usman, ST., MT. (2022) Tingkat Keberlanjutan Ekowisata Mangrove Karangsong, Kabupaten Indramayu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ekowisata Mangrove Karangsong merupakan konservasi hutan mangrove yang dimanfaatkan sebagai objek wisata di Kabupaten Indramayu. Pemanfaatan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dan berkelanjutan, baik secara ekonomi maupun terhadap kelestarian lingkungan. Namun, pengembangan pariwisata yang memanfaatkan konservasi dapat menimbulkan keuntungan dan kerugian. Pada kondisi eksisting jumlah kunjungan Ekowisata Mangrove Karangsong pada hari libur nasional dapat mencapai 800- 1000 orang perhari, yang mana melebihi daya dukung yang dimiliki yaitu 643 orang perhari. Selain lebihnya jumlah kunjungan, pada area ekowisata juga masih ditemukan sampah plastik seperti botol air mineral, kemasan makanan ringan. Pengetahuan dan kesadaran lingkungan masyarakat yang cenderung masih rendah, serta masih adanya ancaman dari mata pencaharian masyarakat, mengindikasikan bahwa pengelolaan ekowisata belum sesuai dengan konsep ekowisata berkelanjutan. Permasalahan tersebut dapat merubah kualitas lingkungan konservasi mangrov, sehingga penelitian ini dilakukan untuk menganalisa aspek kondisi lingkungan pada Ekowisata Mangrove Karangsong, sebagai bagian dari konsep ekowisata berkelanjutan. Hal ini dilakukan agar ekowisata yang dilaksanakan tidak merugikan konservasi dan tidak bertentangan dengan konsep ekowisata. Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan 13 variabel, yang akan dinilai oleh responden yaitu pengelola ekowisata, pengelola konservasi, dan masyarakat disekitar lingkungan, berdasarkan Skala Likert dan dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif dengan analisis skoring. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi nilai yang dimiliki setiap variabel berdasarkan penilaian aspek lingkungan yang telah dilakukan berkisar antara 2,55 - 4,82, dengan median 3,91. Terdapat empat variabel dengan nilai dibawah median yaitu, pencemaran pada area yang dilindungi (2,55), ancaman mata pencaharian masyarakat (2,73), gangguan terhadap upaya konservasi (3,45), dan kapasitas wisata yang overloading (3,64). Dengan dua variabel memiliki nilai tertinggi adalah kehancuran/kerusakan sekitar lingkungan pantai (pesisir) (4,82), eksploitasi sumber daya alam (4,45), dan tekanan pembangunan terhadap sumber daya (4,45). Apabila dirata-rata variabel aspek lingkungan memiliki nilai 3,82. Hal ini menunjukan bahwa penerapan konsep ekowisata yang dilakukan belum optimal.
English Abstract
Karangsong Mangrove Ecotourism is a mangrove forest conservation that is utilized as a tourist attraction in Indramayu Regency. This utilization is expected to have a positive and sustainable impact, both economically and on environmental sustainability. However, tourism development that utilizes conservation can have advantages and disadvantages. The majority of ecotourism managers do not fully understand the concept of ecotourism, so that the application of ecotourism is only considered as a form of mass tourism that has little impact on the environment. This understanding can even have a greater impact on environmental damage. Thus, this research was conducted to assess the environmental aspects of the ecotourism area, whether it was appropriate or not. This is done so that the ecotourism carried out does not harm conservation and does not conflict with the concept of ecotourism. This study was conducted by considering 13, which will be assessed by respondents based on a Likert Scale, and analyzed using descriptive statistical methods with scoring analysis. The results showed that the variation in the value of each variable based on the environmental aspect assessment that had been carried out ranged from 2.55 to 4.82. There are two variables with low values, namely, pollution in protected areas (2.55) and threats to community livelihoods (2.73). With two variables having the highest values, namely the destruction/damage around the coastal (coastal) environment (4.82), exploitation of natural resources (4.45), and development pressure on resources (4.45). If on average the environmental aspect variable has a value of 3.82. This proves that the application of the ecotourism concept has been carried out, but is still not optimal.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522070086 |
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci: Ekowisata, Keberlanjutan, Lingkungan, Mangrove |
Subjects: | 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota |
Depositing User: | yulia Chasanah |
Date Deposited: | 06 Jun 2022 04:09 |
Last Modified: | 06 Jun 2022 04:11 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190830 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Virda Arifah.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |