Analisis Kekesuaian Lahan Budidaya Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Di Keramba Jaring Apung (Kja) Perairan Danau Ranau

Emilyasari, Desy (2018) Analisis Kekesuaian Lahan Budidaya Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Di Keramba Jaring Apung (Kja) Perairan Danau Ranau. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengembangan budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan sistem KJA di Danau merupakan usaha meningkatkan produksi perikanan sekaligus langkah pelestarian terhadap penangkapan berlebihan di alam. Danau Ranau memiliki potensi sumberdaya yang besar. Namun belum dimanfaatkan secara optimal, hasil produksi dari pemanfaatan lahan di perairan Danau Ranau saat ini diketahui belum mencukupi kebutuhan ikan konsumsi di wilayah sekitar danau. Mengetahui tingkat kesesuain lahan merupakan langkah awal untuk mengetahui sejauh mana potensi suatu lahan perairan baik untuk dilakukan pegembangan usaha budidaya ikan khususnya nila. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengetahui wilayah atau zonasi budidaya yang tepat untuk budidaya KJA ikan nila ialah dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan suatu teknologi aplikasi yang digunakan untuk menggambarkan lokasi bagi pengembangan budidaya yang dipadukan dengan parameter ekosistem perairan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis dan memetakan kesesuaian lahan budidaya ikan Nila dengan sistem keramba jaring apung berdasarkan parameter ekologi, sosial infrastruktur dan ekonomi. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2018, di perairan Danau Ranau Lampung dan Sumatera Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey (deskriptif). Kriteria yang diamati dalam penelitian ini meliputi kriteria ekologi yang terdiri dari Suhu, pH, DO, Kecerahan, Kedalaman, Kecepatan Arus, Total Amonia Nitrogen (TAN), Nitrat, Fosfat dan Klorofil-a. Kriteria sosial infrastruktur pengamatan yang dilakukan adalah jarak ke pemukiman, jarak ke dermaga dan jarak ke pasar. Kriteria ekonomi ditinjau dari profitabilitas usaha. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi penentuan titik lokasi sampling, pengukuran kriteria ekologi secara langsung, pengujian contoh sampel di laboratorium, wawancara dengan pembudidaya di lokasi penelitian, penentuan bobot dari masing-masing kriteria dan pemetaan lokasi melalui pendekatan sistim informasi geografis. Hasil penelitian kesesuaian perairan Danau Ranau berdasarkan kriteria ekologi menghasilkan dua kelas kesesuaian yaitu sesuai dan cukup sesuai. Lahan sesuai sebesar 2,87 km2 dan lahan yang cukup sesuai yaitu 76,58 km2. Kesesuaian perairan Danau Ranau berdasarkan kriteria sosial-infrastruktur terdiri dari tiga kelas yaitu sesuai 25.62 km2, cukup sesuai 41.24 km2, dan tidak sesuai 12.28 km2. Secara ekonomi usaha budidaya ikan nila di KJA di perairan Danau Ranau menguntungkan dan layak untuk diusahakan baik untuk kategori I maupun kategori II. Hasil dari tumpang susun antara peta kesesuaian berdasarkan kriteria ekologi dan kriteria sosial infrastruktur menunjukkan kelas kesesuaian untuk kategori sesuai sebesar 23, 29 km2 atau sekitar 30% dari total wilayah titik sampel dan cukup sesuai sebesar 55,85 km2 atau 70% dari total wilayah titik sampel. Saran dari hasil penelitian ini adalah: bagi masyarakat sebaiknya dalam penentuan lokasi pendirian KJA agar berkoordinasi dengan dinas setempat. Bagi pemerintah agar dilakukan pengontrolan penempatan unit-unit KJA dan agar dilakukan pengembangan kawasan wilayah Danau Ranau dengan model Mina Bisnis. Bagi peneliti agar dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai potensi produksi dan daya dukung danau ranau untuk KJA.

English Abstract

The tilapia (Oreochromis niloticus) farming development with cageculture system in lake is an effort to increase fishery production as well as conservation steps towards overfishing in nature. Judging from the extent of its waters, Lake Ranau has great potential resource. However, this potential has not been optimally used, production in Lake Ranau has not been sufficient for consumption fish in the area around the lake. Knowing the level of land suitability is the first step to determine the extent to which the aquatic potential to be carried out in the fish culture development, especially tilapia. An approach that can be done to find out the right area for aquaculture zone for tilapia is using Geographic Information System (GIS). GIS is an application technology that is used to describe the location for cultivation development that is integrated with the parameters of aquatic ecosystems. The purpose of this study is to analyze and map the suitability of Tilapia aquaculture land with floating net cage system based on ecological, social infrastructure and economic parameters. The study was conducted in April 2018, in the waters of Lake Ranau Lampung and South Sumatra. The method used in this research was survey method (descriptive). The observed criterias in this study include ecological criteria consist of temperature, pH, dissolved oxygen, water clarity, depth, current velocity, Total Ammonia Nitrogen (TAN), Nitrate, Phosphate and Chlorophyll-a. The observation of social infrastructure criteria that has been done was the distance to the settlement, the distance to the dock and the distance to the market. The economic criteria was viewed from the the business profitability. Research stages are determination of sampling point location, direct ecological criteria measurement, sample testing in laboratory, interview with farmer in research location, weight measurement of each criteria and location mapping through geographic information system. The results based on ecological criteria produced two suitability classes that are suitable and quite suitable. The suitable land is 2.87 km2 and the quite suitable land is 76.58 km2. The suitability of Lake Ranau based on social infrastructure criteria consists of three classes; The suitable is 25,62 km2, the quite suitable is 41,44 km2 and 12.28 km2 is not suitable. Economically, tilapia cage culture at Lake Ranau waters is profitable and feasible to be cultivated both for category I and category II. The results of the overlay between the suitability maps based on the ecological criteria and the social-infrastructure criteria indicate the suitability class for the suitable category of 23.29 km2 (30%) and is quite suitable at 55.85 km2 (70%). The suggestions that can be given from the results of this study are: for the community is better to determine the location for cage culture establishment that it coordinates with local government agencies. For the local government to control the placement of KJA units and to develop Lake Ranau area with the “Mina Bisnis” model. For researchers, further research can be carried out on the potential production and carrying capacity of Ranau lake for KJA.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/639.3/EMI/a/2018/041808096
Uncontrolled Keywords: Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Keramba Jaring Apung, Perairan Danau Ranau
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates
Divisions: S2/S3 > Magister Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 27 May 2022 04:57
Last Modified: 27 May 2022 04:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190768
[thumbnail of DESY EMILYASARI (2).pdf] Text
DESY EMILYASARI (2).pdf

Download (8MB)

Actions (login required)

View Item View Item