Strategi Alternatif Sistem Pertahanan Negara dalam Rangka Menghadapi Perang Informasi di Era Digital”, (Studi di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia).

Heriyadi, - (2019) Strategi Alternatif Sistem Pertahanan Negara dalam Rangka Menghadapi Perang Informasi di Era Digital”, (Studi di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia). Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini meliputi bagaimana sistem pertahanan negara saat ini menghadapi perang informasi di era digital, apa saja kendala dan kelemahannya serta apa strategi alternatif menghadapi perang informasi di era digital. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis sistem pertahanan negara saat ini, menemukan kelemahan dan kendalanya serta merumuskan strategi alternatif menghadapi perang informasi di era digital. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menemukan rumusan baru strategi alaternatif menghadapi perang informasi dan secara praktis dapat menjadi masukan bagi pihak yang berwenang dalam perumusan kebijakan pertahanan negara serta dapat menjadi referensi tambahan untuk penelitian berikutnya pada bidang yang sama. Beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan dalam penelitian ini antara lain hasil penelitian Antonia Chayes dalam penelitiannya berjudul Rethingking for Warfare: The Ambiguity Cyber Attacks (2015), , Carling P dengan judul Detect, Disrupt, Deter: Whole-of-Goverment Approach to National Security Cyber Threats (2016) dan Soewadi, Bagus (2013) tentang trend ancaman serangan siber yang akan terus berkembang. Adapun teori teori yang penulis kutip diantaran pendapat Alan Collins dalam bukunya berjudul Contemporary Security Studies (2007) tentang perubahan paradigma keamanan negara, Vaclav Havel (Kemhan:2008) tentang konsep keamanan dan strategi keamanan nasional, Heru Susetyo (2008) tentang paradigma keamanan komprehensif dan Muladi (2007) tentang pendekatan comprehensive security. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berfokus pada kajian dokumen, referensi dan wawancara terkait dengan kebijakan pertahanan negara saat ini dan strategi yang tepat di masa mendatang. Data yang dihimpun diuji melalui pengamatan, triangulasi, kecukupan referensial dan pengecekan langsung ke lokasi penelitian. Hasilnya dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta analisis SWOT. Sistem pertahanan negara Indonesia saat ini, mengacu pada Undang Undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Sistem Pertahanan negara yang bersifat Semesta. Sistem ini mempersyaratkan dukungan seluruh potensi dan sumber daya nasional dalam upaya pertahanan negara baik sumber daya alam (SDA), sumber daya buatan (SDB) dan sumber daya manusia (SDM). Namun, sistem pertahanan yang bersifat semesta tersebut, belum dapat berjalan dengan optimal disebabkan lemahnya kebijakan dan strategi ditataran operasional sehingga berpengaruh pada kemampuan lembaga-lembaga negara terkait untuk menyiapkan perangkat pertahanan menghadapi perang informasi di era digital. Berdasarkan analisis SWOT, dapat dipetakan kekuatan dan peluang yang dapat dikembangkan serta kelemahan dan kendala yang harus diatasi pemerintah negara Indonesia guna xii menghadapi perang informasi di era digital. Beberapa sumber kekuatan dan peluang yang dimaksud diantaranya sudah ada Undang Undang Nomor 3 tahun 2002 tentang sistem pertahanan negara yang bersifat semesta dan Undang Undang nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Selain itu juga sudah berlaku Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronika (ITE) serta beberapa peraturan mengenai pengembangan sistem pertahanan siber yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Keunggulan lain yang dapat dikembangkan adalah perkembangan teknologi informasi di Indonesia yang cukup pesat disertai jumlah pengguna media digital yang sangat besar sehingga dapat dikembangkan sebagai bagian dari SDM pertahanan siber terpadu. Terbukanya peluang kerjamasama internasioanl pengembangan pertahanan siber juga merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan. Adapun sejumlah kendala atau kelemahan yang harus dapat diatasi diantaranya belum kuatnya dorongan dan inisiatif nasional guna mengembangkan sistem pertahanan siber terpadu. Selain itu, Undang Undang yang terkait dengan sistem pertahanan negara belum diikuti dengan peraturan yang kuat pada tataran operasional sehingga prinsip pertahanan terpadu belum dapat diwujudkan secara optimal. Masih lemahnya sumber daya teknologi informasi dan lemahnya SDM pertahanan siber serta masih rendahnya kesadaran atau pemahaman sebagian warga negara terhadap pentingnya keamanan informasi di era digital juga menjadi kendala yang harus segera ditemukan solusinya. Berdasarkan analisis SWOT tersebut, maka disertasi ini mengkaji bagaimana upaya menghadapi perang informasi di era digital dengan menawarkan strategi augmentasi atau pelipatgandaan kekuatan sebagai strategi alternatif di tengah keterbatasan kemampuan negara dalam menghadapi perang informasi di era digital. Strategi ini diwujudkan melalui pelibatan seluruh potensi SDM yang berkemampuan khusus bidang teknologi informasi sebagai agen pertahanan negara dalam perang informasi. Pelibatan potensi SDM tersebut dapat dilakukan melalui proses rekruitmen personel untuk lembaga pengemban tugas teknologi informasi dan komunikasi, penguatan kerjasama Kementerian dan Lembaga Negara dengan penyedia layanan media sosial digital atau pelibatan komunitas siber sebagai agen pertahanan dan jaring informasi intelijen negara atau sebagai agen di satuan teritorial TNI.

English Abstract

The problems that will be discussed in this study are how is the current devensive system of the country to face information warfare in this digital era, the threats and the weakness and also the alternative strategies to face information warfare in digital era. The objectives of this study are to analyze current devensive system, to find the threats and the weakness, also to formulate the alternative strategies to face information warfare in digital era. Theoritically, this study is expected to find a new formula of alternative strategy to face information warfare and practically can be an input for the authorities in the formulation of national defense policies an can be an additional reference for another study in this field. Some of the previous studies that used here as references are “Rethinking for Warfare: The Ambiguty Cyber Attacks” by Antonia Chayes (2015), “Detect, Disrupt, Deter: Whole-of-Government Approach to National Security Cyver Threats” by Carling P (2016), and then “the Developing Trends of Cyber Attack’s Threats” by Soewadi Bagus (2013). Moreover, the theories that quoted here were from Alan Collins’s Contemporary Security Studies (2007) about the change of national security’s paradigm, Vaclav Havel’s (Kemhan, 2008) about the concept and strategy of national security, Heru Susetyo (2008) about comprehensive security’s paradigm, and also Muladi (2007) about the approach of comprehensive security. This research used qualitative-desctiptive method that focused on data review, references and interview about current policies of national security and the proper strategy for the future. The collected data then analyzed by observation, triangulation, referential sufficiency and direct checking to the research location. The results were analyzed by data reduction, data presentation and conclusions drawing, and SWOT analysis as well. The current defensive system of Indonesia is referring to UU No. 3/2002 about Nation Defense System which is universal. This system requires all potentials and national resources to be deployed in the interests of national defense. But in application, this defense strategy policy can not run optimally because the policies and stategies are weak and those are affected the ability of the state institutions to prepare the defense devices to face information warfare in digital era. SWOT analysis can find the strength and opportunity that can be develop, also the weakness and threat that have to be solved by the government to face information warfare in digital era. Some factors are told in UU No, 3/2002 about Nation Defense System that is universal and UU No. 34/2004 about Indonesia Nasional Army or Tentara Nasional Indonesia (TNI). Beside that, Indonesia also has information and electronical transaction regulation and some other regulation about cyber defense that issued by the Ministry of Defense. The other xiv primacy that can be develop is the fast development of information technology in Indonesia and the digital media user here are very large so can be develop as a part of human resources for integrated cyber defense. The opening of opportunities for international cooperation in the development of cyber defense is also an opportunity that must be utilized. Moreover, the threats and weakness that have to be solved are the lack of encouragement and national initiatives to develop integrated cyber defense systems. Beside that, Indonesia’s regulation about defense system have not be followed by strong regulation about operational level so the integrated defense principal can not be optimally realized yet. The lack of information technology’s resources and human resources for cyber security and also community awareness and understanding about the importance of information security in digital era are still weak so it’s become a threat that must be resolved. From those SWOT analysis, so this dissertation reviews how to face information warfare in digital era and gives augmentation strategy or multiplication of strength as an alternative strategy in the middle of the limitation of country’s ability to face information warfare in digital era. This strategy will be realized from the involvement of every human resources’ potencies that have spesific ability in information technology as defense agent for information warfare. The involvement of potential human recources can be carried out through a process of personnel recruitmen for information and communication technology agencies, the strengthening of the cooperation of Ministry and state institutions with digital social media service provider or the involvement of cyber community as defence agent and the state intelligence agent and territorial agent unit of TNI.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: DIS/005.8/HER/s/2019/061911242
Uncontrolled Keywords: Teknologi Informasi, Perang Informasi, Kebijakan dan Strategi pertahanan negara, strategi Augmentasi,-Information technology, Information Warfare, Policy and Strategy for State’s defense, Augmentation Strategy.
Subjects: 000 Computer science, information and general works > 005 Computer programming, programs, data > 005.8 Data security
Divisions: Program Pascasarjana > Magister Studi Ketahanan Nasional, Program Pascasarjana
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 25 May 2022 07:20
Last Modified: 25 May 2022 07:20
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190753
[thumbnail of Heriyadi (2).pdf] Text
Heriyadi (2).pdf

Download (7MB)

Actions (login required)

View Item View Item