Hidayat, Syaiful (2015) Analisis Spatial (Keruangan) Dalam Kerangka Kajian Kemiskinan Di Provinsi Jawa Timur. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Nowadays, classic and fundamental problems faced by developing countries in general such as Indonesia are high-degree of poverty both at national and regional levels. According to Central Burean of Statistics (BPS) data in 2013, it is recorded that the number of poor people in Indonesia reached 28.55 million people (11.47%) where 17.06% of them live in Province of East Java or equal to 4.87 million people or about 12, 7% from total population in Province of East Java. A high percentage of poor people in districts or cities will easiy be found in the areas of agriculture sector-based activities. This high percentage of poor people related to the level of human development in district/city. Therefore, the purpose of this research is to analyze spatial patterns of human development poverty/social and economic activities and its associations. From analysis result of spatial patterns and dependability analysis, this research is intended to give input on policy of poverty handling in the province of East Java. Spatial analysis in this research formed from configuration region identifier resulted from Principal Component Analysis (PCA) technique. District/city grouped by virtue of identifier similarities with luster Analysis technique and K-Mean technique, and to see poverty patterns, human/social development, and economic activity by using quadrant analysis. Identifier resulted from PCA is used to analyze relevance between variables of human and social development and economic activity with poverty by using bifilar regression analysis. The result from bifilar regression used as a foundation in explaining the relation of economic development identifier variable, human and social development which has both positive and negative effect in reducing or poverty handling in the Province of East Java. The positive effect is increasing identifier variable will influence decreasing of poverty. Otherwise, the negative effect is if identifier variable inrease, the number of poverty in the province of East Java will increase, too. The result of cluster K-Mean and spatial analysis on poverty identifier variable is variable of poor people number, house ownership, density, working participation of poor individuals and educational participation of poor individual resort to 4 spatial patterns of poverty 1) 1st pattern with medium number of poverty and low-density including Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung,Blitar, Situbondo, Madiun, Magetan regencies, Madiun and Batu cities, 2) 2nd pattern with medium number of poor people and high-density including Mojokerto Regency and Surabaya City, 3) 3rd pattern with low poor people number and lo density including Kediri, Blitar, Malang, Probolinggo, Pasuruan, and Mojokerto cities, 4) 4th pattern with high number of poor people and low density including Kediri, Malang, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo,Jombang, Nganjuk, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, x Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, and Sumenep Regencies. Connectedness between economic development variable, human and social development and poverty in Province of East Java by using Principle Component Analysis (PCA) and advanced with bifilar regression analysis. As a result, there are 3 main components (main PC) those are PC1 identified by variables: number of poor people, work participation, education participation, house ownership, agricultural section, and the number of cooperative, PC2 identified by 3 variables there are human development index, health index, and education index, and PC3 identified by 3 variables these are population density, livestock sectors and fisheries sectors. Result of bifilar regression shows that PC1 components have linear influence with poverty, whereas PC2 and PC3 has opposite influence (negative) with (-) mark. The known of spatial pattern of poverty, spatial pattern of economic development, spatial pattern of human and social development using spatial analysis, from this research obtained 5 aim of policy useful as input for province of East Java government in velocity of poverty handling. Those 5 directions are 1) increasing of fishery sector, livestock sector and agricultural sector including Kediri, Malang, Lumajang, Jember, Bondowoso, Probolinggo, Pasuruan, ,Jombang, Nganjuk, Jombang, Ngawi, Bojonegoro, Tuban Regencies, Malang, Blitar, Mojokerto, Kediri, Pasuruan cities , Pacitan, Pasuruan, Probolinggo cities Trenggalek, Bangkalan, Pamekasan, Sampang. 2) Encourage the increasing of job opportunity and education participation including Kediri, Blitar, Malang, Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto, Madiun cities, Pacitan, Trenggalek, Situbondo, Magetan, Surabaya. 3) Encourage the increasing PDRB including 36 regencies/cities temporary Surabaya city and Mojokerto city, 4) Education index and human development index including Sampang, Lumajang, Pasuruan,Jember, Bondowoso, Ngawi, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep. 5) Maintaining and increasing economic development of PDRB, agricultural, fishery, livestock sectors, and cooperative where there is, yet, low poverty pattern including Ponorogo, Tulungagung, Blitar, Kediri, Banyuwangi,Situbondo, Sidoarjo, Mojokerto, Nganjuk, Madiun, Magetan, Lamongan, Gresik, Probolinggo city, Madiun city, Surabaya, Batu.
English Abstract
berkembang seperti Indonesia secara umum pada saat ini adalah tingginya tingkat kemiskinan baik di tingkat nasional maupun regional. Dari data BPS pada tahun 2013 tercatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,55 juta orang (11,47%) yang 17.06%-nya berada di Provinsi Jawa Timur yakni sekitar 4.87 juta jiwa atau sekitar 12, 7% dari total jumlah penduduk di Provinsi Jawa Timur. Persentase penduduk miskin yang tinggi di tingkat kabupaten/kota akan dijumpai pada wilayahwilayah yang aktivitasnya berbasis sektor pertanian. Tingginya persentase penduduk miskin ini juga berkaitan dengan tingkat pembangunan manusia di kabupaten/kota. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial kemiskinan, pembangunan manusia/sosial dan aktivitas ekonomi, serta keterkaitannya. Dari hasil analisis pola spasial dan analisis keterkaitan, penelitian ini juga bertujuan bemberikan masukan/input arahan kebijakan penanganan kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Analisis pola spasial dalam penelitian ini dibangun dari konfigurasi penciri wilayah yang dihasilkan dari teknik Principal Component Analysis (PCA).Kabupaten/kota dikelompokkan berdasarkan kesamaan penciri dengan teknik Cluster Analysis dengan teknik K-Mean, dan untuk melihat pola kemiskinan, pembangunan manusia/sosial, dan aktivitas ekonomi digunakan analisis kuadran. Penciri yang dihasilkan dari PCA juga dimanfaatkan untuk menganalisis keterkaitan antara variabel-variabel pembangunan manusia dan sosial dan aktivitas ekonomi dengan kemiskinan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari analisi regresi berganda digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan keterhubungan variable penciri pembangunan ekonomi, pembangunan manusia dan sosial yang berpengaruh positif dan negative dalam pengurangan atau penanganan kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Pengaruh positif yaitu meningkatnya variable penciri akan mempengaruhi penurunan kemiskinan dan sebaliknya pengaruh negative yakni meningkatnya variable penciri akan meningkat juga jumlah kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Dari hasil anlisis kluster K-Mean dan analisis spasial atas variable penciri kemiskinan yakni variable jumlah orang miskin, kepemilikan rumah, kepadatan, partisipasi kerja individu miskin dan partisipasi sekolah individu miskin dihasilkan 4 pola spasial kemiskinan yaitu 1) Pola 1 dengan jumlah penduduk miskin sedang dan kepadatan rendah meliputi kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung,Blitar, Situbondo, Madiun,Magetan,Kota Madiun dan Kota Batu, 2) Pola 2 dengan jumlah penduduk miskin sedang dengan kepadatan tinggi meliputi Kabupaten Mojokerto dan kota Surabaya, 3) Pola 3 dengan jumlah xii penduduk miskin rendah sedangkan kepadatan rendah meliputi Kota Kediri, Kota Blitar,Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, dan 4) Pola 4 dengan jumlah penduduk miskin tinggi sedangkan kepadatan rendah meliputi Kediri, Malang, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo,Jombang, Nganjuk, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Keterhubungan variable pembangunan ekonomi, pembangunan manusia dan sosial dengan kemiskinan di Provinsi Jawa Timur dengan penggunakan analisis Prinsiple Componet Analysis (PCA) dan dilanjutkan dengan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini berupa terbentuknya 3 kompunen utama (PC utama) yaitu PC1 dicirikan oleh 6 variable yaitu jumlah penduduk miskin, partisipasi kerja, partisipasi sekolah, kepemilikan rumah, sektor pertanian, Jumlah koperasi, PC2 diciirkan oleh 3 variable yaitu indek pembangunan manusia, indeks kesehatan, dan indeks pendidikan dan PC3 dicirikan oleh 3 variable yaitu kepadatan penduduk, sektor peternakan, Sektor perikanan. Dari hasil regresi berganda didapat bahwa komponen PC1 mempunyai pengaruh yang linear dengan kemiskinan, sedangkan PC2 dan PC3 mempunyai pengaruh bertolak belakang (negative) dengan tanda (-). Dengan diketahuinya pola spatial kemiskinan, pola spasial pembangunan ekonomi dan pola spasila pembangunan manusia dan sosial dengan menganalisis menggunakan spatial analisis maka dari penelitian ini diperoleh 5 arah kebijakan yang bisa digunakan sebagai masukan bagi pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam percepatan penanganan kemiskinan. Adapun ke 5 arahan tersebut yaitu 1) Peningkatan Sektor Perikanan, Sektor Peternakan dan Sektor Pertanian meliputi kabupaten Kediri, Malang, Lumajang, Jember, Bondowoso, Probolinggo, Pasuruan, ,Jombang, Nganjuk, Jombang, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Kota Malang, Kota Blitar, Kota Mojokerto, Kota Kediri, Kota Pasuruan , Pacitan, Kota pasuruan, Kota Probolinggo, Trenggalek, Bangkalan, Pamekasan, Sampang. 2) Mendorong peningkatan kesempatan kerja dan partisipasi sekolah meliputi Kota Kediri, Kota Blitar,Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Pacitan, Trenggalek, Situbondo, Magetan, Surabaya. 3). Mendorong peningkatan PDRB meliputi 36 kabupaten/Kota sementara Kota Surabaya dan Kota Mojokerto tinggi, 4) Peningkatan indeks kesehatan, indeks pendidikan dan Indek pembangunan manusia meliputi Sampang, Lumajang, Pasuruan,Jember, Bondowoso, Ngawi, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep. 5) Mempertahankan dan meningkatkan lagi pembangunan ekonomi PDRB, Sektor Pertanian, Sektor Perikanan, Sektor Peternakan, dan Koperasi dimana masih terdapat pada pola kemiskinan rendah meliputi Ponorogo, Tulungagung, Blitar,Kediri, Banyuwangi,Situbondo, Sidoarjo,Mojokerto,Nganjuk, Madiun, Magetan, Lamongan, Gresik, Kota Probolinggo, Kota Madiun, Surabaya, Batu.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/539.535/HID/a/2015/041808288 |
Uncontrolled Keywords: | spatial analysis, poverty, economic development, human and social development, Principle Component Analysis (PCA),-analisis spatial, kemiskinan, pembangunan ekonomi, pembangunan manusia dan sosial, Principle Component Analysis (PCA) |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 539 Modern physics |
Divisions: | S2/S3 > Magister Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 24 May 2022 06:51 |
Last Modified: | 24 May 2022 06:51 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190735 |
Text
Syaiful Hidayat (2).pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |