Poeng, Raymond and DR. dr. Hani Susianti,, Sp.PK(K) and dr. Dian Sukma Hanggara,, Sp.PK, M. Biomed. (2022) Nilai Diagnostik Pemeriksaan Ana, Anti-Ro/Ssa Dan Anti-La/Ssb Secara Kuantitatif Dengan Metode Chemiluminescent Immunoassay Pada Pasien Dengan Penyakit Autoimun. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Autoimunitas didefinisikan sebagai suatu respon imun terhadap antigen sendiri. Penyakit autoimun merupakan penyebab utama kematian diantara wanita muda dan paruh baya di Amerika serikat. Sekitar 75% wanita memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit autoimun dibandingkan dengan pria, dan resiko tersebut meningkat seiring bertambahnya usia. Saat ini pemeriksaan anti nucelar-antibody (ANA) yang menggunakan metode Immunofluorescence Assay (IFA) merupakan baku emas dalam penegakkan diagnosa penyakit autoimun. Pemeriksaan IFA memiliki kelemahan dari segi biaya yang mahal, dan belum ditetapkan keseragaman ambang nilai titer di setiap laboratorium. Banyak pemeriksaan serologi lain yang berkembang dalam membantu penegakan diagnosis penyakit autoimun seperti pemeriksaan dengan metode chemiluminescent immunoassay (CLIA). Kelebihan dari pemeriksaan ini sudah bisa dijalankan sepenuhnya menggunakan sistem otomatisasi. Penggunaan pemeriksaan autoantibodi lanjutan seperti anti-Ro/anti-Sjogren's Syndrome A (SSA) dan anti-LA/ anti-Sjogren's Syndrome B (SSB) bisa dipertimbangkan untuk digunakan karena sering ditemukan pada pasien Lupus eritematosus sistemik (LES) dan sindrom Sjogren. Parameter anti-Ro/SSA dan anti-LA/SSB menunjukkan hubungan yang erat dengan berbagai penyakit autoimun seperti LES, Lupus neonatal, SS, RA dan SSc yang secara langsung terlibat dalam patogenesis dari kerusakan jaringan. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai diagnostik pemeriksaan ANA, anti-Ro/SSA dan anti-La/SSB secara kuantitatif dengan metode CLIA pada pasien dengan penyakit autoimun. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan pengambilan data cross-sectional dengan metode consecutive sampling yang dilakukan di RSSA pada pasien yang terdiagnosis penyakit autoimun dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan metode IFA menggunakan alat Cytobead® 2, dan pemeriksaan metode CLIA menggunakan alat MaglumiTM 800 Snibe. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini pada parameter ANA, anti-Ro/SSA, anti- La/SSB metode IFA bersifat kategorikal, dan data yang didapatkan dari parameter ANA, Anti-Ro dan Anti-La bersifat numerik. Selanjutnya dilakukan uji diagnostik menggunakan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC), yaitu kurva yang dihasilkan dari tarik ulur antara sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai titik potong. Prosedur ROC ini akan menghasilkan Area Under Curve (AUC) untuk menentukan sensitivitas dan spesifisitas metode CLIA dengan menggunakan metode IFA sebagai baku emas, dengan mengambil Cut-off-point optimum menggunakan sensitivitas dan spesifisitas yang paling besar. Data yang diperoleh dikonversi menjadi kategorikal (metode CLIA) dan kategorikal (metode IFA). Selanjutnya kedua data kategorikal (CLIA dan IFA) diproses menggunakan analisis bivariat teknik Cohen’s kappa value untuk uji korelasi antara pemeriksaan ANA, anti- Ro/SSA, anti-La/SSB metode IFA dan pemeriksaan ANA, anti-Ro/SSA, dan Anti-La/SSB dengan metode CLIA. Hasil penelitian didapatkan total subyek penelitian 110 orang, dengan hasil positif pada pemeriksaan ANA metode IFA dan CLIA sebanyak 58,18% dan negatif 41,81%, dengan viii nilai cut-off 41,79 AU/mL pada metode pemeriksaan CLIA menghasilkan sensitivitas 98,4%, spesifisitas 95,5% serta nilai kesesuaian 0,908 (p=0,000). Pada parameter SSA yaitu anti-Ro-52 memakai nilai cut-off 4,23 AU/mL dengan metode pemeriksaan CLIA menghasilkan sensitivitas 100%, spesifisitas 84,8% serta nilai kesesuaian 0,903 (p=0,000), dan pada parameter anti-Ro-60 memakai nilai cut-off 20,91 AU/mL dengan metode pemeriksaan CLIA menghasilkan sensitivitas 94,3%, spesifisitas 100% serta nilai kesesuaian 0,960 (p=0,000). Pada parameter SSB/La memakai nilai cut-off 18,03 AU/mL dengan metode pemeriksaan CLIA menghasilkan sensitivitas 92,9%, spesifisitas 100% serta nilai kesesuaian 0,959 (p=0,000). Dari hasil penelitian diatas bisa disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang cukup baik antara parameter pemeriksaan ANA, antibodi anti- Ro/SSA dan anti La/SSB secara kuantitatif pada metode pemeriksaan CLIA dengan hasil pemeriksaan parameter yang sama dengan metode IFA pada pasien penyakit autoimun sehingga penggunaan metode pemeriksaan CLIA pada parameter ANA, antibodi anti- Ro/SSA dan anti La/SSB bisa digunakan pada fasilitas kesehatan yang belum memiliki alat pemeriksaan IFA.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0421060027 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 571 Physiology and related subjects > 571.9 Diseases |
Divisions: | Profesi Kedokteran > Spesialis Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 20 May 2022 07:47 |
Last Modified: | 20 May 2022 07:47 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190685 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Raymond Poeng.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (3MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |