Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Zat Tumbuh Dalam Media Pada Pertumbuhan Dan Perkembangan Plantlet Pisang Barangan (Musa Paradisiaca L.) Melalui Kultur Tunas

Primastuti, Adnia and Prof.Ir. Sumeru Ashari,, M.Agr.Sc.,Ph.D. (2021) Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Zat Tumbuh Dalam Media Pada Pertumbuhan Dan Perkembangan Plantlet Pisang Barangan (Musa Paradisiaca L.) Melalui Kultur Tunas. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pisang merupakan salah satu komoditas buah-buahan terbesar yang diproduksi di Indonesia. Berbagai jenis pisang telah dibudidayakan di Indonesia, namun tidak semua memiliki nilai komersil yang tinggi. Di Indonesia khususnya Pulau Jawa dan Sumatera, Pisang Barangan merupakan pisang yang memiliki nilai komersil atau permintaan yang tinggi. Budidaya Pisang Barangan sedikit berbeda dengan pisang lainnya karena memerlukan pemeliharaan lebih intensif. Para petani telah berupaya memenuhi permintaan pasar terhadap Pisang Barangan menggunakan anakan namun tidak efektif karena Pisang Barangan hanya mampu menghasilkan 2-5 anakan setiap tahunnya. Oleh karena perbanyakan Pisang Barangan menggunakan anakan tidak efektif, dilakukan usaha perbanyakan secara in vitro melalui kultur untuk meningkatkan produksi bibit pisang. Perbanyakan melalui kultur dapat menghasilkan bibit pisang yang lebih banyak dengan waktu singkat. Budidaya secara in vitro membutuhkan media yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman (ZPT) seperti auksin dalam bentuk IAA (indole acetic acid) dan NAA (naphthalene acetic acid) serta sitokinin dalam bentuk BAP (benzyl aminopurin) yang berperan dalam pembentukan kalus, stimulasi tunas dan beberapa proses perkembangan plantlet. Zat pengatur tumbuh berupa auksin dan sitokinin tidak dapat bekerja sendiri, keduanya hanya akan bekerja apabila dikombinasikan dalam konsentrasi tertentu. Konsentrasi yang tepat pada kedua hormon akan menguntungkan bagi tanaman namun apabila tidak tepat, kedua hormon ini justru dapat menghambat satu sama lain sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan plantlet tidak dapat bekerja dengan sempurna. Tujuan percobaan ini ialah untuk mengetahui konsentrasi terbaik dari kombinasi ZPT auksin dan sitokinin pada pertumbuhan plantlet pisang. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Benih Hortikultura Salaman pada bulan April – Juni 2021. Alat yang dibutuhkan meliputi timbangan analitik, lemari es, hot plate dengan magnetic stirrer, bunsen burner dengan kaki tiga, pengukur pH, auotoclave, labu ukur, micro pipet, labu erlenmeyer, wadah kultur (botol, tabung reaksi dan erlenmeyer), petridish, spatula, scalpel, pinset, sentrifuge, laminar air flow, autoklaf, alat tulis, kamera. Bahan yang dibutuhkan ialah alkohol, media MS, gula, vitamin, myo-inositol, zat pengatur tumbuh (BAP dan NAA), makronutrien, mikronutrien, pemadat media (berupa agar) dan asam amino. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 9 perlakuan di antaranya P1 = BAP 1,30 ppm + NAA 0,20 ppm; P2 =BAP 1,50 ppm + NAA 0,20 ppm; P3 = BAP 1,70 ppm + NAA 0,20 ppm; P4 = BAP 1,30 ppm + NAA 0,35 ppm; P5 = BAP 1,50 ppm + NAA 0,35 ppm; P6 = BAP 1,70 ppm + NAA 0,35 ppm; P7 = BAP 1,30 ppm + NAA 0,50 ppm; P8 = BAP 1,50 ppm + NAA 0,50 ppm dan P9 = BAP 1,70 ppm + NAA 0,50 ppm. Dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali dengan satu plantlet di setiap botol kultur sehingga pada penelitian ini terdapat 27 plantlet. Pelaksanaan penelitian meliputi sterilisasi iv alat, pembuatan media, sterilisasi ruang tanam dan penanaman eksplan. Pengamatan dilakukan satu minggu sekali dengan variabel pengamatan berupa presentase jumlah plantlet yang hidup (%), jumlah tunas, jumlah daun, panjang akar, jumlah akar dan tinggi plantlet. hasil data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan uji F taraf 5% kemudian apabila analisis ragam nyata, dilakukan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5% untuk mengetahui perbedaan pada setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase plantlet hidup ialah sebesar 100% sedangkan persentase plantlet yang mati dan terkontaminasi ialah sebesar 0%. Perbedaan konsentrasi kombinasi BAP dan NAA memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah akar plantlet pada pengamatan 8 mst. Pengamatan jumlah tunas yang dilakukan terhadap plantlet Pisang Barangan pada minggu 1-8 menunjukkan perlakuan perbedaan konsentrasi BAP dan NAA tidak memberikan pengaruh nyata. Tinggi plantlet Pisang Barangan berbeda nyata terhadap perlakuan kombinasi konsentrasi BAP dan NAA pada umur 3, 4, 7 dan 8 mst. Pengamatan terhadap jumlah daun plantlet menunjukkan perbedaan perlakuan memberikan pengaruh nyata pada umur tanam 7 dan 8 mst. Parameter panjang akar yang diamati pada umur plantlet 8 mst menujukkan bahwa perlakuan perbedaan konsentrasi BAP dan NAA berpengaruh nyata. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, perlakuan konsentrasi media BAP dan NAA yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan perkembangan plantlet Pisang Barangan ialah perlakuan P1 (BAP 1,30 ppm + NAA 0,20 ppm)

English Abstract

Banana is one of the largest fruit commodities produced in Indonesia. Various types of bananas have been cultivated in Indonesia, but not all of them have high commercial value. In Indonesia, especially Java and Sumatra, barangan bananas have commercial value or high demand. Cultivating barangan bananas is slightly different from other bananas because it requires more intensive maintenance. Farmers have tried to meet the market demand for barangan bananas using tillers but it is not effective because barangan bananas are only able to produce 2-5 tillers per year. Due to ineffective propagation of barangan bananas using tillers, in vitro propagation efforts through culture were made to increase the production of banana seeds. Propagation through culture can produce more banana seeds in a short time. In vitro cultivation requires media containing plant growth regulators (ZPT) such as auxin in the form of IAA (indole acetic acid) and NAA (naphthalene acetic acid) and cytokinins in the form of BAP (benzyl aminopurin) which play a role in callus formation, shoot stimulation and some plantlet development processes. Growth regulators in the form of auxins and cytokinins cannot work alone, they will only work when combined in certain concentrations. The right concentration of both hormones will be beneficial for plants, but if they are not correct, these two hormones can actually inhibit each other so that the growth and development of plantlets cannot work perfectly. The aim of this experiment was to determine the best concentration of the combination of auxin and cytokinin ZPT in banana plantlet growth. The research was conducted at the Salaman Horticultural Seed Garden Tissue Culture Laboratory in April to June 2021. The tools needed are analytical scale, refrigerator, hot plate with magnetic stirrer, bunsen burner with three legs, pH meter, auotoclave, measuring flask, micro pipette, flask. erlenmeyer, culture container (bottle, test tube and erlenmeyer), petridish, spatula, scalpel, tweezers, centrifuge, laminar air flow, autoclave, stationery, camera. The materials needed are alcohol, MS media, sugars, vitamins, myo-inositol, growth regulators (BAP and NAA), macronutrients, micronutrients, media compactor (in the form of agar) and amino acids. The research method used a completely randomized design (CRD) with 9 treatments including P1 = BAP 1.30 ppm + NAA 0.20 ppm; P2 = BAP 1.50 ppm + NAA 0.20 ppm; P3 = BAP 1.70 ppm + NAA 0.20 ppm; P4 = BAP 1.30 ppm + NAA 0.35 ppm; P5 = BAP 1.50 ppm + NAA 0.35 ppm; P6 = BAP 1.70 ppm + NAA 0.35 ppm; P7 = BAP 1.30 ppm + NAA 0.50 ppm; P8 = BAP 1.50 ppm + NAA 0.50 ppm and P9 = BAP 1.70 ppm + NAA 0.50 ppm. With three times repetition and a plantlet per unit, thus this research needs 27 banana plantlets. The research carried out included sterilization of tools, making media, sterilizing the vi planting room and planting explants. Observations were made once a week with observation variables in the form of percentage of the number of live plantlets (%), number of shoots, number of leaves, length of roots, number of roots and height of plantlets. The results of the data obtained were then analyzed using analysis of variance (ANOVA) with the F test at 5% level, then if the analysis of real variance was carried out by further test of Honest Significant Difference (BNJ) at 5% level to determine the differences in each treatment. The results showed that the percentage of live plantlets was 100% while the percentage of dead and contaminated plantlets was 0%. The difference in concentration of the combination of BAP and NAA gave a significant effect on the number of plantlet roots at 8 mst observation. Observations of the number of shoots carried out on Banana Barangan plantlets at weeks 1-8 showed that the dose concentration treatment did not have a significant effect. The height of the Barangan Banana plantlets was significantly different to the combination treatment of BAP and NAA concentrations at the ages of 3, 4, 7 and 8 mst. Observations on the number of plantlet leaves showed that the different treatments had a significant effect on the planting age of 7 and 8 mst. Root length parameters observed at 8 mst plantlet age showed that the different doses of BAP and NAA had a significant effect. Based on the research that has been conducted, the concentration of BAP and NAA media that gave the best effect on the growth and development of the Barangan Banana plantlet was the P1 treatment (BAP 1.30 ppm + NAA 0.20 ppm)

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0521040185
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions:	Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User:	agung
Date Deposited:	18 May 2022 03:23
Last Modified:	18 May 2022 03:23
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190559

Text (DALAM MASA EMBERGO) ADNIA PRIMASTUTI.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (3MB)

Actions (login required)

View Item