Kurniawan, Alfan and Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M. Sc., IPU., ASEAN Eng. (2022) Pengaruh Penambahan Calcidifier dalam Pakan Terhadap Kualitas Eksternal Telur Itik Petelur Mojosari. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Di Indonesia minat usaha peternakan dibidang perunggasan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini juga bersamaan dengan jumlah permintaan telur maupun daging oleh masyarakat yang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Itik petelur merupakan salah satu komoditi ternak yang memiliki peranan penting dalam penyumbang protein hewani di Indonesia. Kualitas pakan akan berpengaruh pada produksi dan kualitas telur yang dihasilkan. Untuk mendapatkan produksi telur yang maksimal perlu dilakukan efisiensi pada saluran pencernaan dan pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti protein, energi, mineral, dan kalsium dalam pakan ternak unggas. Pengoptimalan efisiensi pakan dalam dunia peternakan dapat menggunakan imbuhan pakan berupa penambahan antibiotik. Antibiotik dengan pemberian dosis yang tidak sesuai dapat berdampak buruk pada pengkonsumsi produk tersebut yaitu manusia. Penggunaan antibiotik berupa imbuhan pakan (feed additive) dapat menggunakan bahan alami yang lebih aman. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan salah satu bahan alami berfungsi sebagai acidifier yang mengandung asam organik tinggi dan mampu berpengaruh terhadap kondisi pH pada saluran pencernaan ternak unggas. Kalsium merupakan komponen penting yang dibutuhkan oleh tubuh ternak. Penambahan kalsium dalam pakan berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan peningkatan kualitas produksi baik secara internal maupun eksternal. Kombinasi antara acidifier dari belimbing wuluh dengan kalsium atau disebut dengan calcidifier pada pakan akan memberikan pengaruh positif pada efisiensi pakan sehingga meingkatkan kualitas eksternal telur itik mojosari. Materi penelitian menggunakan itik petelur mojosari fase layer dengan umur 32 minggu yang diberikan penambahan calcidifier pada pakan dengan komposisi pemberian yang berbeda. Waktu pemeliharaan dan pengambilan data dilakukan selama 40 hari. Jenis kandang yang digunakan pada penelitian adalah kandang berpetak-petak. Jumlah kandang ada 25 petak disesuaikan dengan jumlah perlakuan dan ulangan. Kandang dilengkapi tempat pakan yang berada didalam kandang, sedangkan untuk tempat minum berada diluar kandang dengan tujuan mengurangi kandang basah karena tumpahan air minum. Pakan yang digunakan merupakan campuran dari konsentrat, bekatul, kebi, karak. Pemberian air minum diberikan secara ad-libitum, sedangkan pakan untuk itik petelur diberikan secara restricted feeding atau pembatasan pemberian pakan dengan tujuan untuk efisiensi penggunaan ransum, menjaga konsumsi ransum, dan bobot badan dari ternak agar tidak menurunkan produksi dari telur. Pemberian pakan untuk satu ekor itik sebanyak 160 gram/ekor/hari, dengan pemberian 50% di pagi hari dan 50% di sore hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan lapang dengan Rancangan Acak Lengkap Pola Tersarang. Perlakuan yang digunakan ada 5 perlakuan dengan masing-masing perlakuan menggunakan ulangan sebanyak 5 kali, sehingga terdapat 25 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 8 ekor itik petelur mojosari, sehingga jumlah itik petelur yang digunakan sebanyak 200 ekor. Penambahan Calcidifier yang dicampur dalam pakan dengan komposisi sebagai berikut : (P0) Pakan Basal tanpa penambahan Calcidifier, (P1) Pakan Basal + Calcidifier 0,1%, (P2) Pakan Basal + Calcidifier 0,2%, (P3) Pakan Basal + Calcidifier 0,3%, (P4) Pakan Basal + Calcidifier 0,4%. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah berat telur, indeks telur, specific gravity, ketebalan kerabang telur, dan berat kerabang telur. Data yang diperoleh dari hasil lapang ditabulasi dengan program Microsoft Excel, selanjutnya dianalisis statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila terjadi pengaruh perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan calcidifier dalam pakan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) pada berat telur, hal ini disebabkan kandungan acidifier belimbing wuluh pada setiap perlakuan memberikan pengaruh yang hampir sama, sehingga penyerapan protein dari pakan basal juga memberikan hasil yang sama. Berat telur dipengaruhi oleh komposisi protein dan lemak pada pakan, apabila kandungan protein pada setiap perlakuan hampir sama maka akan memberikan hasil tidak berbeda nyata pada tiap perlakuan. Variabel indeks telur menunjukkan pengaruh tidak nyata (P>0,05), hal ini disebabkan calcidifier tidak mampu mempengaruhi bentuk isthmus sebagai tempat pembentukan kerabang telur. Penambahan calcidifier juga memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) pada variabel specific gravity, hal ini disebabkan penambahan calcidifier pada tiap perlakuan tidak berbeda jauh, sehingga rongga udara yang dihasilkan relatif sama. Nilai total dari specific gravity bergantung pada komposisi telur dan rongga udara pada telur. Variabel ketebalan kerabang menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada perlakuan yang diberikan, hal ini disebabkan kandungan acidifier dari buah belimbing wuluh mampu meningkatkan proses penyerapan pakan dan kalsium pada calcidifier dapat memenuhan kebutuhan kalsium pada ternak itik mojosari. Variabel berat kerabang menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05), hal ini disebabkan asam organik pada belimbing wuluh mampu meningkatan penyerapan pada saluran pencernaan dan kebutuhan itik petelur terutama mineral dalam pakan terpenuhi. Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu penambahan calcidifier dalam pakan ternak itik petelur mojosari dapat meningkatkan kualitas eksternal telur yang dilihat dari ketebalan kerabang dan berat kerabang, namun tidak meningkatkan berat telur, indeks telur, dan specific gravity. Kombinasi antara acidifier dari belimbing wuluh dan kalsium karbonat (CaCO3) mampu memperbaiki proses pencernaan dan mampu memenuhi kebutuhan kalsium pada ternak itik petelur mojosari.
English Abstract
The purpose of the research to determine the effect of addition calcidifier in feed on external egg quality of mojosari laying duck. This research used 200 mojosari ducks aged 32 weeks. The method used in this research was a Completely Randomized Design using 5 treatments and 5 replications. The treatments consisted of P0 = Basal without the addition of Calcidifier, P1 = Basal + Calcidifier 0,1%, P2 = Basal + Calcidifier 0,2%, P3 = Basal + Calcidifier 0,3%, P4 = Basal + Calcidifier 0,4%. Variables observed in this research included egg weight, egg index, specific gravity, eggshell thickness and eggshell weight of mojosari duck eggs. The data obtained were statistically analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) from a Completely Randomized Design (CRD), and continued using Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) if there were significant difference. The result showed that the addition of calcidifier in the feed gave highly significant effect (P<0,01) on eggshell thickness and a significant effect (P<0,05) on eggshell weight, but had no significant effect (P>0,05) on egg weight, egg index, and specific gravity. The conclusion of this research was the addition of calcidifier in the feed with a percentage of 0,3% gave the best result in improving the external quality of Mojosari duck eggs, especially eggshell thickness and eggshell weight.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522050061 |
Uncontrolled Keywords: | egg weight, calcidifier, egg index, eggshell thickness, specific gravity. |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 17 May 2022 01:41 |
Last Modified: | 17 May 2022 01:41 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190474 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
ALFAN KURNIAWAN.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |