Efek Penambahan Calcidifier dalam Pakan Terhadap Karakteristik Interior Telur Itik Mojosari

Mutia, Natasha Lenzky and Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc., IPU., ASEAN Eng (2022) Efek Penambahan Calcidifier dalam Pakan Terhadap Karakteristik Interior Telur Itik Mojosari. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Calcidifier adalah campuran dari Calcium carbonate (CaCO3) dan acidifier (belimbing wuluh). Harga 1 kg Calcium carbonate yaitu Rp. 1.000 dan harga 1 kg belimbing wuluh mulai dari Rp. 20.000 - Rp. 25.000. Penelitian ini telah dilaksanakan di Peternakan Itik Petelur Panggah Lancar, Jalan Raya Sawahan, RT. 9 RW. 3, Sawahan Kabupaten Turen Malang Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan selama 35 dimulai pada tanggal 1 Septermber 2021 - 5 Oktober 2021. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui efek penambahan calcidifier dalam pakan terhadap karakteristik interior telur itik Mojosari, serta menentukan level presentase calcidifier yang terbaik untuk menghasilkan karakteristik interior telur itik petelur Mojosari. Karakterisitik Interior yang diamati meliputi indeks putih telur, indeks kuning telur, volume putih telur, volume kuning telur, viskositas putih telur, dan haugh unit. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu itik betina petelur Mojosari fase layer berjumlah 200 ekor dengan umur 32 minggu. Itik ini dipelihara selama 35 hari. Kandang yang digunakan berjumlah 25 plot yang disekat dengan total itik sebanyak 8 ekor per plot. Bahan yang digunakan terdiri dari pakan basal dan calcidifier. Pakan basal yang dipakai meliputi karak, kebi, konsentrat masing-masing 28,57% sedangkan bekatul yang digunakan sebanyak 14,29%. Mineral yang digunakan yaitu calcium carbonate (CaCO3), sedangkan belimbing wuluh digunakan sebagai acidifier. Calcidifier dibuat dengan cara mencampurkan CaCO3 dan belimbing wuluh dengan masing-masing perbandingan 2:1, lalu dioven sampai kering kemudian dilakukan grinding sehingga terbentuk tekstur seperti tepung. pH calcidifier diukur menggunakan pH meter, lalu didapatkan dalam kondisi asam yaitu 3. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan (P0, P1, P2, P3, P4) dan lima ulangan. Perlakuan yang diberikan sebagai berikut : P0 = Pakan basal + tanpa calcidifier, P1 = Pakan basal + 0,1% calcidifier, P2 = Pakan basal + 0,2% calcidifier, P3 = Pakan basal + 0,3% calcidifier, P4 = Pakan basal + 0,4% calcidifier. Sampel yang digunakan untuk pengujian varibel, masing-masing satu butir telur per plot kandang. Varibel yang diamati meliputi indeks putih telur, indeks kuning telur, volume putih telur, volume kuning telur, viskositas putih telur, dan haugh unit. Pengujian terhadap variabel dilakukan selama satu kali seminggu sampai 5 kali, sedangkan untuk variabel viskositas putih telur dilakukan sekali pada hari terakhir penelitian. Data yang telah diperoleh ditabulasikan dalam program Microsoft Excel, lalu masing-masing variabel data dirata-rata kemudian dianalisis menggunakan metode statistik analisis ragam (ANOVA) dengan metode penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila terdapat pengaruh nyata pada perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan calcididier ke dalam pakan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap indeks putih telur dan volume kuning telur. Penambahan calcidifier menghasilkan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap indeks kuning telur, volume putih telur, viskositas putih telur, dan haugh unit telur itik Mojosari. Indeks putih telur yang dihasilkan sesuai perlakuan meliputi P0 (0,059 ± 0,010)b, P1 (0,046 ± 0,07)a, P2 (0,058 ± 0,003)ab, P3 (0,052 ± 0,006)ab, dan P4 (0,050 ± 0,007)ab mm. Indeks kuning telur yang diperoleh pada setiap perlakuan meliputi P0 (0,434 ± 0,024), P1 (0,443 ± 0,009), P2 (0,448 ± 0,014), P3 (0,439 ± 0,023), P4 (0,439 ± 0,018) mm. Volume putih telur yang dihasilkan pada setiap perlakuan yaitu P0 (33,08 ± 1,354), P1 (34,48 ± 1,119), P2 (34,68 ± 1,736), P3 (35,36 ± 0,792), dan P4 (35,36 ± 1,734) ml. Volume kuning telur yang diperoleh meliputi P0 (21,8 ± 1,594)a, P1 (22,84 ± 0,817)ab, P2 (23,24 ± 0,888)ab, P3 (23,64 ± 1,144)b, dan P4 (24,36 ± 1,459)b ml. Viskositas putih telur yang dihasilkan pada masing-masing perlakuan yaitu P0 (153 ± 203,772), P1 (180,4 ± 76,386), P2 (136,6 ± 52,228), P3 (121,6 ± 117,509), dan P4 (57,8 ± 37,712) mPa.S. Nilai haugh unit yang diperoleh pada perlakuan satu sampai perlakuan lima yaitu P0 (84,155 ± 0,736), P1 (83,568 ± 0,518), P2 (84,293 ± 0,114), P3 (83,896 ± 0,321), dan P4 (83,816 ± 0,538) unit. Penambahaan calcidifier dalam pakan dapat meingkatkan indeks volume kuning telur dan memberikan efek yang nyata terhadap indeks putih telur tetapi tidak dapat meningkatkan nilai indeks putih telur secara signifikan serta tidak dapat meningkatkan indeks kuning telur, volume putih telur, viskositas putih telur dan tidak meningkatkan haugh unit telur itik Mojosari. Penambahan calcidifier 0,2% secara keseluruhan memberikan hasil yang terbaik terhadap karakteristik interior telur itik Mojosari.

English Abstract

This study aims to determine the effect of adding calcidifier in to duck’s feed, then evaluated the interior characteristics of the Mojosari laying duck eggs and to determine the best percentage level of the calcidifier to produce the best duck eggs interior characteristics. The research materials were 200 Mojosari ducks aged 32 weeks. The research method was a field experiment using a Completely Randomized Design Experiment with 5 treatments and 5 replications. The treatments consisted of P0 = Basal diet without the addition of Calcidifier, P1 = Basal diet + Calcidifier 0.1%, P2 = Basal diet + Calcidifier 0.2%, P3 = Basal diet + Calcidifier 0.3%, P4 = Basal diet + Calcidifier 0.4%. The variables had observed included egg white index, egg yolk index, egg white volume, egg yolk volume, egg white viscosity, and haugh unit of Mojosari laying ducks. The data obtained were analyzed by analysis of variance (ANOVA), if there were a significant effect, it was continued by Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The result showed addition calcidifier had a significant effect (P<0.05) on egg white index, the best result is on P2 (0,2% calcidifier) which was 0,058 ± 0,003ab mm. Calcidifier had a significant effect (P<0.05) to egg yolk volume, the best result is on P4 (0,4% v iii calcidifier) which was 24,36 ± 1,46b ml. The average of egg yolk index was 0,44 ± 0,0176 mm, the average of egg white volume was 34,59 ± 1,49 ml, average of egg white viscosity was 129,88 ± 97,52 mPa.S, and the average haugh unit was 83,946 ± 0,45. The addition of 0,2% calcidifier overall gave the best results on the interior characteristics of Mojosari duck eggs.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522050027
Uncontrolled Keywords: interior characteristics, calcidifier, egg white index, yolk index, egg white volume, yolk volume, egg white viscosity, haugh unit.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 28 Apr 2022 01:52
Last Modified: 28 Apr 2022 01:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190250
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Natasha Lenzky Mutia.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item