Permodelan Lahan Basah Buatan (Constructed Wetland) Untuk Peningkatan Kualitas Air Permukaan Berbasis Konsep Desain Pengelolaan Air Bagi Daerah Perkotaan Yang Peka Air (Water Sensitive Urban Design)

Dermawan, I Gede Made (2018) Permodelan Lahan Basah Buatan (Constructed Wetland) Untuk Peningkatan Kualitas Air Permukaan Berbasis Konsep Desain Pengelolaan Air Bagi Daerah Perkotaan Yang Peka Air (Water Sensitive Urban Design). Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pada hasil kegiatan penelitian ini dadapatkan beberapa kesimpulan penelitian terkait dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Berikut adalah performa kinerja lahan basah buatan terhadap pengaruh daya retensi debit aliran: (a) Model 1 : subsurface tanpa vegetasi menghasilkan debit sebesar 0,065 lt/dt dan surface dengan kombinasi vegetasi Dlingo Teratai menghasilkan debit sebesar 0,129 lt/dt (b) Model 2 : subsurface dengan vegetasi Dlingo menghasilkan debit sebesar 0,018 lt/dt dan surface dengan vegetasi Teratai menghasilkan debit sebesar 0,045 lt/dt (c) Model 3 : subsurface tanpa vegetasi menghasilkan debit sebesar 0,141 lt/dt dan surface dengan vegetasi Teratai menghasilkan debit sebesar 0,136 lt/dt (d) Model 4 : surface dengan vegetasi Dlingo menghasilkan debit sebesar 0,116 lt/dt dan surface dengan vegetasi Teratai menghasilkan debit sebesar 0,109 lt/dt Dari hasi tersebut dapat disimpulkan bahwa model wetland 2 subsurface dengan vegetasi Dlingo dan surface dengan vegetasi Teratai memiliki retensi debit terbesar dengan total waktu 78,59 dt 2. Berdasarkan hasil keempat studi uji model tersebut dapat disimpulkan bahwa Model Wetland 4 yang mendapatkan hasil yang paling optimal dan memiliki hasil proses penguraian polutan kimia terbaik yaitu, nilai parameter DO terbesar adalah pada uji Model Wetland 4 yaitu meningkat 88%, hal ini mengindikasikan bahwa proses kebutuhan oksigen dalam sistem wetland untuk organisme bertambah. Nilai COD berkurang 38,9% dan BOD berkurang 46,4%, mengindikasikan penguraian polutan proses kimia untuk Model Wetland 4 paling baik dibandingkan model lain. Penguraian polutan akan dirombak oleh mikroorganisme menjadi senyawa lebih sederhana dan akan dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai nutrient, sedangkan sistem perakaran tumbuhan air akan menghasilkan oksigen yang dapat digunakan sebagai sumber energi/ katalis untuk rangkaian proses metabolisme bagi kehidupan mikroorganisme . 3. Berdasarkan hasil pada Model Wetland 4, Teratai lebih efektif untuk mengurangi kadar BOD sebesar 2,4% dan menambah kadar DO sebesar 9,2% dibandingkan Dlingo Tanaman Teratai memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan Dlingo karena tanamannya banyak dipakai dalam kegiatan keagamaan di Bali dan setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan. 4. Upaya yang telah dilakukan antara lain adalah pembahasan tentang lahan basah buatan pada rapat Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) pada tahun 2015 di BWS Bali-Penida

English Abstract

-

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: DIS/628.3/DER/p/2018/061901484
Uncontrolled Keywords: SEWAGE TREATMENT AND DISPOSAL
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 628 Sanitary engineering > 628.3 Sewage treatment and disposal
Divisions: S2/S3 > Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 27 Apr 2022 03:02
Last Modified: 27 Apr 2022 03:02
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190210
[thumbnail of I GEDE MADE DERMAWAN.pdf] Text
I GEDE MADE DERMAWAN.pdf

Download (11MB)

Actions (login required)

View Item View Item