Mitigasi Dampak Penggunaan Air untuk Tahap Eksplorasi Panas Bumi di WKP Gunung Arjuno-Welirang, Jawa Timur

Ramandha, Nadhil Satria Ridwan and Dr. Ir. J. Bambang Rahadi W.,, M. S and Dr. Ir. Alexander Tunggul Sutan Haji,, MT (2021) Mitigasi Dampak Penggunaan Air untuk Tahap Eksplorasi Panas Bumi di WKP Gunung Arjuno-Welirang, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Energi terbarukan di Indonesia belum dimanfaatkan secara efisien dimana pembangkit listrik yang ada di Indonesia sebagian besar berasal dari batu bara yang merupakan energi tidak terbarukan. Panas bumi merupakan salah satu energi terbarukan yang menghasilkan sedikit emisi gas rumah kaca, serta memberikan kestabilan energi. Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar ± 23.9 GW atau setara dengan 40 % potensi panas bumi dunia, namun demikian pemanfaatannya hanya sebesar 4,2% dari potensi yang ada. Energi panas bumi sangat berpotensi untuk dimanfaatkan di Gunung Arjuno-Welirang Jawa Timur yang memiliki potensi cadangan panas bumi sebesar 280 Mwe. Kegiatan eksplorasi panas bumi membutuhkan pasokan air dalam pelaksanaannya. Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto merupakan daerah yang termasuk ke dalam wilayah Taman Hutan Raya Raden Soerjo, yang bertmepat di Gunung Arjuno-Welirang. Sumber air yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto berasal dari Gunung Arjuno-Welirang. Pemanfaatan air untuk kegiatan eksplorasi panas bumi akan mempengaruhi ketersediaan air dimana terdapat perubahan keseimbangan air yang signifikan maka akan menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat luas. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan hierarki mitigasi yang merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan keseimbangan air di Taman Hutan Raya Raden Soerjo, serta memberikan rekomendasi upaya mitigasi untuk menjaga keseimbangan air dalam mendukung kegiatan eksplorasi panas bumi. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan solusi untuk menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan energi di Jawa Timur, bahkan Indonesia dengan terjaganya lingkungan dengan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode neraca air dimana dihitung ketersediaan dan kebutuhan air di daerah Taman Hutan Raya Raden Soerjo dan Kabupaten Mojokerto meliputi Kecamatan Pacet. Ketersediaan air di daerah hulu Gunung Arjuno-Welirang harus dijaga karena merupakan salah bagian hulu dari DAS Brantas yang merupakan bagian utama dalam penyediaan air bagi masyarakat luas di daerah Jawa Timur. Kegiatan eksplorasi panas bumi wilayah studi UKL-UPL WKP Arjuno-Welirang diperkirakan membutuhkan pasokan air sebesar 0,14 liter/detik pada tahap konstruksi dan 50,04 liter/detik pada tahap operasional. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan berdasarkan hierarki mitigasi pada tahap konstruksi yaitu tindakan avoidance dengan menghindari penggunaan air DAS untuk kebutuhan air konstruksi dan domestik pekerja. Tindakan minimization dengan memberikan kompensasi dari air infiltrasi yang hilang akibat konstruksi. Tahap operasional dilakukan tindakan avoidance dengan seleksi lokasi pengambilan air (intake), dan melakukan penjadwalan untuk proses pemompaan air. Tindakan minimization dilakukan dengan membuat bangunan penampung air, pembuatan biopori, pemantauan debit sungai, melakukan pengelolaan penggunaan air sesuai dengan SOP pengeboran dan pengujian sumur, dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Tindakan restoration dilakukan dengan mengolah kembali air yang telah digunakan dan diinjeksikan melalui sumur injeksi.

English Abstract

Renewable energy in Indonesia has not been used efficiently where the electricity generation in Indonesia mostly comes from coal which is non-renewable energy. Geothermal is a renewable energy that produces few greenhouse gas emissions, and provides energy stability. Indonesia has geothermal potential of ± 23.9 GW or equivalent to 40% of the world's geothermal potential, however, its utilization is only 4.2% its existing potential. Geothermal energy has the potential to be utilized in Mount Arjuno-Welirang, East Java, which has a potential geothermal reserve of 280 Mwe. Geothermal exploration activities require water supply in their implementation. Pacet District, Mojokerto Regency is an area that is included in the Raden Soerjo Forest Park area, which is a part of Mount Arjuno-Welirang. The people of Pacet District, Mojokerto Regency uses water sourced from Mount Arjuno-Welirang. Utilization of water for geothermal exploration activities will affect the availability of water where there is a significant change in water balance which will have a negative impact on the wider community. Efforts that can be made are the mitigation hierarchy which is a series of efforts to reduce disaster risk. This study aims to analyze changes in water balance in Raden Soerjo Forest Park, as well as provide recommendations for mitigation efforts to maintain water balance in supporting geothermal exploration activities. The results of the research are expected to provide a solution to maintain a balance between meeting energy needs in East Java, and even Indonesia and preserving the environment by using environmentally friendly energy. The research was carried out using the water balance method where the supply and demand for water are calculated in the area of Raden Soerjo Forest Park and Mojokerto Regency, including Pacet District. The availability of water in the upstream area of Mount Arjuno-Welirang must be maintained because it is one of the Brantas watershed which is the main part in providing water for the wider community in the East Java area. Geothermal exploration activities in the study area of the Mount Arjuno-Welirang are estimated to require a water supply of 0.14 liters/second at the construction stage and 50.04 liters/second at the operational stage. Mitigation efforts that can be carried out based on the mitigation hierarchy at the construction stage are avoidance measures by avoiding the use of water for construction and workers. Minimization action by compensating for infiltration water lost due to construction. In the operational stage, avoidance measures are carried out by selecting the location of the intake of water, and scheduling for the water pumping process. Minimization actions are carried out by constructing water reservoirs, making biopore, monitoring river discharge, managing water use in accordance with standard operational procedure for drilling and testing wells, and providing socialization to the community. Restoration actions are carried out by reprocessing water that has been used and injected through injection wells.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521100332
Uncontrolled Keywords: DAS Kromong, Energi Panas Bumi, Hierarki Mitigasi, Neraca Air,Geothermal Energy, Kromong Watershed, Mitigation Hierarchy, Water Balance.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 21 Feb 2022 02:24
Last Modified: 18 Oct 2024 01:13
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189869
[thumbnail of 175100907111036 - NADHIL SATRIA RIDWAN RAMANDHA..pdf] Text
175100907111036 - NADHIL SATRIA RIDWAN RAMANDHA..pdf

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item