Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor Wilayah Kerja Pengembangan (WKP) Panas Bumi Arjuno-Welirang Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)

Zakiya, Rikza and Dr. Ir. Alexander Tunggul Sutan Haji,, MT and Dr. Eng. Evi Kurniati,, STP, MT (2021) Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor Wilayah Kerja Pengembangan (WKP) Panas Bumi Arjuno-Welirang Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia merupakan negara yang sering mengalami bencana hidrometeorologi atau bencana yang disebabkan karena perubahan iklim dan cuaca. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa dalam kurun waktu tahun 2020 telah terjadi sebanyak 2.925 bencana alam yang didominasi oleh bencana alam hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan. Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyebutkan, dari 38 kabupaten/kota, sebanyak 20 daerah masuk kategori rawan terjadinya tanah longsor, kategori tinggi, sedang, maupun ringan. Tanah longsor atau gerakan massa merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di wilayah pegunungan. Gunung Arjuno-Welirang merupakan salah satu gunung api di Provinsi Jawa Timur yang menjadi salah satu wilayah kerja pengembangan panas bumi. Sebelum dilakukan pengembangan potensi panas bumi perlu dilakukan pemetaan risiko bencana tanah longsor agar dapat diketahui tingkat bahaya dan sebaran daerah rawan bencana tanah longsor. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan dan memetakan tingkat risiko bencana tanah longsor serta merekomendasi tindakan mitigasi bencana tanah longsor wilayah kerja pengembangan panas bumi Arjuno- Welirang. Pemetaan risiko bencana tanah longsor dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, analisis skoring dan analisis spasial (Geographic Information System/GIS). Penentuan tingkat risiko bencana menggunakan komponen bahaya (hazard) dengan 4 parameter dan komponen kerentanan (vulnerability) dengan 2 parameter. Parameter komponen bahaya yaitu kemiringan lereng, curah hujan, tutupan lahan, dan jenis tanah. Parameter komponen kerentanan yaitu penggunaan lahan dengan critical habitat dan kepadatan penduduk. Berdasarkan hasil analisis, Wilayah Kerja Pengembangan (WKP) panas bumi Arjuno- Welirang berada dalam 4 tingkat risiko tanah longsor dari 5 tingkat risiko yaitu risiko sangat rendah, risiko rendah, risiko sedang dan risiko tinggi. Luas masing-masing tingkat risiko tanah longsor dari risiko sangat rendah hingga tinggi secara berturut- turut yaitu 18541,717 Ha (52,7%), 14093,657 Ha (40,0%), 2376,457 Ha (6,7%) dan 200,166 Ha (0,6%). Persebaran risiko bencana tanah longsor di Wilayah Kerja Pengembangan (WKP) panas bumi Arjuno-Welirang didominasi merata oleh tingkat risiko tanah longsor sangat rendah. Tingkat risiko tanah longsor sangat rendah tersebar paling banyak di dalam wilayah Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Tingkat risiko rendah tersebar merata di seluruh wilayah studi. Tingkat risiko tanah longsor sedang di puncak Gunung Welirang dan lebih banyak tersebar di luar wilayah Taman Hutan Raya Raden Soerjo (Kabupaten Malang, Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto) dan tingkat risiko tanah longsor tinggi hanya tersebar di Kabupaten Mojokerto (Desa Pacet dan Desa Padusan). Rekomendasi upaya mitigasi bencana tanah longsor di Wilayah Kerja Pengembangan (WKP) panas bumi Arjuno-Welirang dapat dilakukan melalui pendekatan mekanis/sipil teknis (pembuatan saluran drainase (saluran pengelak, saluran penangkap, saluran pembuangan), pembuatan bangunan penahan material longsor, pembuatan bangunan penguat dinding/tebing atau pengaman jurang, dan pembuatan trap-trap terasering) dan vegetasi (penanaman jenis tumbuhan berakar dalam, dapat menembus lapisan kedap air, mampu meloloskan air ke lapisan yang lebih dalam, dan mempunyai massa yang relatif ringan) atau kombinasi keduanya

English Abstract

Indonesia is a country that often experiences hydrometeorological disasters or disasters caused by climate and weather changes. The National Disaster Management Agency (BNPB) noted that in 2020 there were 2,925 natural disasters dominated by hydrometeorological disasters such as floods, flash floods, landslides, cyclones, droughts to forest and land fires. The East Java Regional Disaster Management Agency (BPBD) stated that out of 38 regencies/cities, as many as 20 areas were categorized as prone to landslides, high, medium and light categories. Landslides or mass movements are one of the natural disasters that often occur in mountainous areas. Mount Arjuno- Welirang is one of the volcanoes in East Java Province which is one of the working areas for geothermal development. Prior to the development of geothermal potential, it is necessary to map the risk of landslides so that the level of danger and the distribution of areas prone to landslides can be known. The purpose of this study is to determine and map the level of landslide risk and recommend mitigation actions for landslides in the Arjuno- Welirang geothermal development work area. Landslide risk mapping was carried out using a descriptive method using a quantitative approach, scoring analysis and spatial analysis (Geographic Information System/GIS). Determination of the level of disaster risk using a hazard component with 4 parameters and a vulnerability component with 2 parameters. The hazard component parameters are slope, rainfall, land cover, and soil type. The vulnerability component parameters are land use with critical habitat and population density. Based on the results of the analysis, the Arjuno-Welirang geothermal Development Working Area (WKP) is in 4 levels of landslide risk out of 5 risk levels, namely very low risk, low risk, medium risk and high risk. The area of each landslide risk level from very low to high risk, respectively, is 18541,717 Ha (52,7%), 14093,657 Ha (40,0%), 2376,457 Ha (6,7%) and 200,166 Ha (0,6%). The distribution of landslide risk in the Arjuno-Welirang Geothermal Development Working Area (WKP) is dominated evenly by a very low level of landslide risk. The level of risk of landslides is very low and is mostly distributed within the Raden Soerjo Grand Forest Park area. Low risk levels are evenly distributed throughout the study area. The level of landslide risk is moderate at the peak of Mount Welirang and more spread outside the area of the Raden Soerjo Grand Forest Park (Malang Regency, Batu City and Mojokerto Regency) and the high level of landslide risk is only spread in Mojokerto Regency (Pacet Village and Padusan Village). Recommendations for landslide disaster mitigation efforts in the Arjuno-Welirang Geothermal Development Working Area (WKP) can be carried out through a mechanical/civil-technical approach (making drainage channels (evasion channels, catch channels, sewers), construction of landslide retaining buildings, construction of reinforcing structures. walls/cliffs or ravine guarding, and making terracing traps) and vegetation (planting species of plants with deep roots, which can penetrate impermeable layers, are able to pass water to deeper layers, and have a relatively light mass) or a combination of both

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521100314
Uncontrolled Keywords: Longsor, Pemetaan, Risiko,Landslide, Mapping, Risk
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 18 Feb 2022 02:56
Last Modified: 25 Sep 2024 04:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189826
[thumbnail of Rikza Zakiya.pdf] Text
Rikza Zakiya.pdf

Download (7MB)

Actions (login required)

View Item View Item