Taretan Sebagai Asas Adaptasi Berhuni Migran Madura Di Permukiman Muharto - Kotalama Malang

Asikin, Damayanti (2020) Taretan Sebagai Asas Adaptasi Berhuni Migran Madura Di Permukiman Muharto - Kotalama Malang. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Migrasi masyarakat Madura ke kota-kota di Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur sudah berlangsung jauh sebelum kemerdekaan Indonesia sekitar pertengahan abad ke-19. Masyarakat Madura dikenal memiliki budaya yang khas, unik, stereotipikal, dan stigmatik. Identitas budayanya itu dianggap sebagai deskripsi dari generalisasi jatidiri individual maupun komunal etnik Madura dalam berperilaku dan berkehidupan. Perubahan lingkungan hidup di tempatnya yang baru, menuntut migran untuk dapat mengembangkan strategi adaptasi dan kemampuan beradaptasi yang tinggi. Permukiman Muharto - Kotalama yang menjadi lokus dalam penelitian ini merupakan daerah bekas pemakaman Tionghoa, dahulu disebut daerah Kutobedah, yang ditetapkan pada masa pemerintahan Belanda (Staadgemeente Malang, 1914-1939) yang saat ini lebih dikenal sebagai wilayah Muharto. Permukiman berkembang sejak tahun 1950-an dan saat ini dihuni merupakan area migran Madura terbesar di Kota Malang karena dihuni oleh 90% migran Madura. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan menemukan bentuk pola dan proses adaptasi berhuni beserta konsep dan maknanya yang dilakukan kelompok masyarakat migran Madura pada hunian dan lingkungan permukimannya di perkotaan. Keterkaitan antara proses dan bentuk adaptasi berhuni yang dilakukan para migran Madura dengan faktor yang melatarbelakanginya sulit dideskripsikan secara deterministik. Diperlukan pendekatan yang bersifat holistik sehingga menuntut interpretasi yang sensitif dan adaptif terhadap pengaruh-pengaruh yang tidak saja bersifat fisik. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi merupakan metodologi yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Taretan Muharto merupakan ikatan sosial dikarenakan kesamaan ikatan darah, kesamaan daerah asal, kesamaan tempat tinggal, serta kesamaan jenis pekerjaan yang mendasari seluruh proses dan produk adaptasi berhuni migran Madura dengan lingkungan permukimannya. Konsep taretan mendasari penerapan konsep ekspansi dan penetrasi dalam beradaptasi membentuk pola teritori, pola konfigurasi ruang dan pola hirarki ruang pada lingkungan fisik dan non fisik permukiman migran Madura dalam skala kenengan dan sekoran.

English Abstract

The migration of Madurese people to cities in Java, especially East Java, had taken place long before Indonesian independence around the middle of the 19th century. The Madurese are known to have distinctive, unique, stereotypical, and stigmatic cultures. His cultural identity is considered a description of the generalization of Madurese individual and communal ethnic identities in behavior and life. Environmental change in its new place requires migrants to be able to develop adaptation strategies and high adaptability. Muharto - Kotalama settlement which is the locus in this study is a former Chinese cemetery area, formerly known as the Kutobedah area, which was established during the Dutch rule (Staadgemeente Malang, 1914-1939), which is now better known as the Muharto region. The settlement has been developing since the 1950s and is currently inhabited as the largest Madura migrant area in the city of Malang because it is inhabited by 90% of Madurese migrants. The research aims to identify and find forms of adaptation patterns and habitable processes along with the concepts and their meanings by Madurese migrant community groups in their residential and residential environments in urban areas. The relationship between the processes and forms of habitation adaptation undertaken by Madurese migrants and the factors underlying them is difficult to describe deterministically. A holistic approach is needed so that it demands a sensitive and adaptive interpretation of influences that are not only physical in nature. Qualitative research with a phenomenological approach is a methodology in accordance with the objectives to be achieved. Muharto's ”Taretan” is a social bond due to the similarity of blood ties, the similarity of the area of origin, the similarity of residence, and the similarity of types of work that underlies the whole process and product of adaptation of Madurese migrant inhabitants with their settlement environment. The concept of ”taretan” underlies the application of the concept of expansion and penetration in adapting to form territorial patterns, spatial configuration patterns and spatial hierarchical patterns in the physical and non-physical environment of Madura migrant settlements on the ”kenengan” and ”sekoran” scale.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/728/ASI/t/2020/062000525
Uncontrolled Keywords: taretan, adaptasi, migran Madura, permukiman urban, Malang,-”taretan”, adaptation, Madurese migrants, urban settlements, Malang
Subjects: 700 The Arts > 728 Residential and related buildings
Divisions: S2/S3 > Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 16 Feb 2022 06:15
Last Modified: 02 Oct 2024 07:12
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189785
[thumbnail of Damayanti Asikin.pdf] Text
Damayanti Asikin.pdf

Download (25MB)

Actions (login required)

View Item View Item