Agustina, Siti Siska and Prof. Ir. Arifin Noor Sugiharto,, M.Sc.,Ph.D (2021) Survei Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Pakan (Zea Mays L.) Di Lingkungan Berbeda. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia terpenting selain gandum dan padi. Selama empat tahun terakhir ini produksi jagung di Indonesia cenderung kurang stabil, yaitu 17,64 juta ton, 19,38 juta ton, 18,51 juta ton, dan 19,01 juta ton masing-masing pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014. Cara untuk meningkatkan produksi ketersediaan jagung yaitu dengan memperluas lahan tanam atau menggunakan varietas unggul berdaya hasil tinggi. Varietas unggul diciptakan dari kegiatan pemuliaan tanaman. Kegiatan pemuliaan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sebab pertumbuhan tanaman adalah fungsi dari genotipe dan lingkungan. Tanaman menunjukkan respon spesifik terhadap lingkungan yang beragam sehingga terjadi interaksi antara genotip dan lingkungan (G×L). Perbedaan lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan penampilan dari suatu tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi varietas dan pengaruh variabel pertumbuhan serta upaya mencari bahan plasma nutfah jagung produktivitas tinggi dengan ketahanan lingkungan di musim hujan. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, mulai bulan Januari hingga April 2021 pada 20 lahan petani yang berbeda. Lahan tersebut berada di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Kediri yaitu Kecamatan Kayen Kidul, Purwoasri, Papar, Kunjang, Pagu dan di Kabupaten Jombang yaitu Kecamatan Perak dan Bandar Kedungmulyo. Varietas jagung hibrida yang digunakan antara lain Bisi 18, HJ 28 Agritan, Bisi 321 Simetal, PAC 789 Raksasa, Pertiwi 6, NK Super, NK Perkasa, dan R 8. Metode yang digunakan yaitu survei dengan pendekatan deduktif yang melakukan observasi langsung ke lapangan. Analisis data menggunakan teknik deskripsi dan statistik sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam aspek kualitatif dan kuantitatif yang dipengaruhi oleh perbedaan genetik, lingkungan tumbuh, dan unsur iklim. Kemungkinan juga disebabkan oleh interaksi antara genotipe dan lingkungan sehingga penampilan hasil berbeda. i Berdasarkan pengamatan di lahan, jumlah hama terbesar yang ditemukan terjadi pada varietas Bisi 18, diantaranya kutu putih, kutu jagung, ulat daun, thrips, lalat bibit, bekicot, ulat tongkol, ulat grayak, kepik, ulat tanah, kumbang spot O, belalang, tikus, dan tomcat. Musuh alami hanya terdapat pada dua varietas, yaitu Bisi 18 dan NK Super. Penyakit karat dan bercak adalah jenis penyakit yang menyerang paling parah di lahan jagung. Serangan tertinggi penyakit karat mencapai 54% dan penyakit bercak sebesar 40%. Jenis penyakit lain yang menyerang jagung antara lain hawar, bulai, busuk tongkol, dan busuk batang. Menurut data, curah hujan di berbagai lahan jagung berbeda. Pendataan dimulai bulan Januari-April 2021. Curah hujan rata-rata tertinggi mencapai 534 mm/ bulan dan termasuk kriteria hujan sangat lebat. Berdasarkan hasil wawancara, petani memilih tetap menanam jagung di musim hujan, karena sudah menggunakan varietas tahan, selain itu mereka menganggap harga jagung cenderung stabil daripada komoditas lain. Dari berbagai varietas jagung yang ditanam, Pertiwi 6 menjadi varietas yang mempunyai produktivitas tertinggi mencapai 5,89 ton/ha. Varietas ini juga cenderung tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta perubahan kondisi lingkungan dan iklim, khususnya curah hujan yang tidak stabil.
English Abstract
Corn (Zea mays L.) is one of the world's most important food crops besides wheat and rice. During the last four years corn production in Indonesia tends to be less stable, namely 17.64 million tons, 19.38 million tons, 18.51 million tons, and 19.01 million tons respectively in 2011, 2012, 2013, and 2014. The way to increase the production of corn availability is by expanding planting land or using superior varieties of high yields. Superior varieties are created from the breeding activities of plants. Plant breeding activities are strongly influenced by the environment, because plant growth is a function of genotypes and the environment. Plants show specific responses to diverse environments resulting in interactions between genotypes and the environment (G×L). Environmental differences greatly affect the growth and appearance of a plant. The purpose of this research is to know the potential varieties and influences of growth variables as well as efforts to find highproductivity corn germplasm materials with environmental resilience in the rainy season. This research was conducted for 4 months, from January to April 2021 on 20 different farmers' land. The land is located in several sub-districts in Kediri, namely Kayen Kidul, Purwoasri, Papar, Kunjang, Pagu and Jombang districts namely Perak and Bandar Kedungmulyo. Hybrid corn varieties used include Bisi 18, HJ 28 Agritan, Bisi 321 Simetal, PAC 789 Raksasa, Pertiwi 6, NK Super, NK Perkasa, and R 8. The method used is a survey with a deductive approach that conducts direct observation to the field. Analyze data using descriptions techniques and simple statistics. The results showed that there are differences in qualitative and quantitative aspects that are influenced by genetic differences, the growing environment, and climate elements. It may also be caused by interactions between genotypes and the environment so that the appearance of the results differs. iii Based on observations in the land, the largest number of pests found occurred in the varieties Bisi 18, including mealybugs, corn fleas, leafworms, thrips, seed flies, snails, cob caterpillars, grayak caterpillars, ladybugs, earthworms, spot O beetles, grasshoppers, rats, and tomcats. Natural enemies are found in only two varieties, namely Bisi 18 and NK Super. Rust and spotting disease is the type of disease that attacks the most severely in cornfields. The highest attack of rust disease reached 54% and spot disease by 40%. Other types of diseases that attack corn include blight, bulai, rotten cob, and rotten stems. According to the data, rainfall in various corn fields is different. Data collection starts from January to April 2021. The highest average rainfall reaches 534 mm/month and includes the criteria of very heavy rain. Based on the results of the interview, farmers choose to keep growing corn in the rainy season, because it already uses resistant varieties, in addition they consider the price of corn tends to be stable rather than other commodities. From various varieties of corn grown, Pertiwi 6 becomes the variety that has the highest productivity reaches 5.89 tons/ha. This variety also tends to be resistant to pest and disease attacks as well as changes in environmental and climatic conditions, especially unstable rainfall.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0521040182 |
Uncontrolled Keywords: | Jagung, Pertumbuhan dan Hasil, Lingkungan, Corn, Growth and Yield, Environment |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 08 Feb 2022 06:16 |
Last Modified: | 11 Oct 2024 01:58 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189549 |
Text
SITI SISKA AGUSTINA.pdf Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |