Saputro, Arief Joko and Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS and Dr. Fahriyah,, SP., M.Si. (2021) Efisiensi Teknis Usahatani Tebu Antar Wilayah Di Provinsi Jawa Timur. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kebutuhan gula nasional seharusnya dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri apabila produksi dan produktivitas tebu di Indonesia ditingkatkan mencapai tingkat yang optimal. Peningkatan produksi dan produktivitas, utamanya dilakukan pada sentra produksi tebu Indonesia yaitu Jawa Timur menjadi fokus utama untuk menekan laju impor gula di Indonesia. Rata-rata permasalahan usahatani tebu di daerah sentra produksi adalah, rendahnya produktivitas, ketersediaan luas areal panen yang pengembangannya masih belum dapat direalisasikan karena adanya persaingan dengan tanaman pangan dan alih fungsi lahan pertanian. Penyebab menurunnya tingkat produktivitas tebu di wilayah sentra produksi tebu Jawa timur dikarenakan rata-rata petani masih terkendala dalam mengadopsi teknologi budidaya tebu, baik varietas terbaru, pengelolaan bibit, dan manajemen pengalokasian inputnya. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan pengukuran efisiensi teknis agar petani menghasilkan produksi yang maksimal dan tidak mendapatkan keuntungan yang maksimum. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat efisiensi teknis masing-masing wilayah di Provinsi Jawa Timur, (2) Menganalisis tingkat efisiensi teknis, gap teknologi dan gap manajerial usahatani tebu antar wilayah di Provinsi Jawa Timur, (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis usahatani tebu antar wilayah di Provinsi Jawa Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan bahwa Jawa Timur menjadi daerah sentra produksi terbesar tebu di Indonesia secara luas areal, kuantitas produksi, serta produktivitasnya, yaitu Kabupaten Kediri, Malang, dan Mojokerto yang termasuk ke dalam 5 wilayah dengan luas areal terbesar tebu di Jawa Timur. Pemilihan sampel menggunakan multistage random sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur efisiensi teknis yaitu pendekatan efisiensi Data Envelopment Analysis (DEA) dengan model Variable Return to Scale (VRS), sedangkan efisiensi teknis antar wilayah, gap teknologi, dan gap manajerial menggunakan pendekatan Meta-DEA. Faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis menggunakan analisis regreso tobit. Hasil analisis efisiensi teknis usahatani tebu menunjukkan bahwa 1. Secara rata-rata efisiensi teknis petani tebu yang menjadi responden di Kabupaten Kediri menunjukkan skor efisiensi teknis total (TE CRS) sebesar 0.821, efisiensi teknis murni (TE VRS) sebesar 0.904 dan efisiensi skala sebesar 0.911. Petani tebu yang menjadi responden di Kabupaten Malang secara rata-rata menunjukkan efisiensi total (TE CRS) sebesar 0,766, TE VRS atau efisiensi teknis murni sebesar 0,829 dan efisiensi skala sebesar 0,926. Petani tebu yang menjadi responden di Kabupaten Mojokerto secara rata-rata menunjukkan efisiensi teknis total (TE CRS) sebesar 0,814, TE VRS atau efisiensi teknis murni sebesar 0,864 dan efisiensi skala sebesar 0,942. Hasil analisis efisiensi teknis usahatani tebu antar wilayah di Provinsi Jawa Timur menggunakan Meta DEA menunjukkan bahwa hanya 11,3% petani tebu responden yang telah efisien secara teknis dan telah beroperasi dalam kondisi yang full efficient. Rasio gap teknologi (TGR) di ketiga kabupaten menunjukkan rentang antara 0,848 sampai dengan 0,954, hal ini menunjukkan bahwa heterogenitas dalam teknologi usahataninya relatif rendah. Hasil dekomposisi xi inefisiensi Meta DEA menunjukkan bahwa inefisiensi teknis lebih banyak disebabkan oleh manajerial gap (0,200) dibandingkan dengan teknologi gapnya (0,082). Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis meta petani tebu di tiga kabupaten di Jawa Timur menunjukkan bahwa jenis lahan yang digunakan (lahan sawah atau lahan tegalan), frekuensi pengeprasan tebu, pendidikan formal, dan lama berusahata tani berpengaruh signifikan terhadap inefisiensi teknis. Saran berdasarkan penelitian ini antara lain, ipaya untuk mencapai kondisi yang full efficient secara teknis tanpa mengurangi produksinya, petani dapat memperbaiki penggunaan input-inputnya, serta penggunaan mekanisasi pertanian. Berdasarkan skala efisiensinya petani masih terdapat inefisiensi skala, salahs Inefisiensi teknis meta lebih banyak disebabkan oleh gap manajerial petani menunjukkan bahwa sebagai pengambil keputusan dalam usahataninya, petani tebu harus mengelola penggunaan input dengan baik sesuai dengan jenis dan kebutuhan lahan untuk meningkatkan produktivitasnya. Kebijakan berdasarkan inefisiensi teknis pada tiga kabupaten terutama Kabupaten Malang, yaitu petani dapat mengatur jumlah keprasan serta membongkar tanaman tebu maksimal setiap 4 sampai 5 tahun sekali yang dibarengi dengan penggunaan varietas unggul, introduksi teknologi budidaya terbaru melalui penyuluhan dan pendampingan agar meningkatkan minat petani untuk melakukan inovasi teknologi budidaya dalam mengelola usahataninya.
English Abstract
-
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0421040001 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 07 Feb 2022 03:33 |
Last Modified: | 08 Oct 2024 03:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189422 |
![]() |
Text
186040100011004 - Arief Joko Saputro..pdf Download (1MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |