Hakim, Mustajab (2019) Pengelolaan Desa Wisata Pesisir Untuk Mewujudkan Desa Mandiri Wisatadi Kabupaten Lombok Tengah. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Lahirnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa menegaskan bahwa negara melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Kehadiran UU Desa menjadikan desa bertenaga secara sosial, berdaulat secara politik, berdaya secara ekonomi, dan bermartabat secara budaya, yang dikenal sebagai “ Catur Sakti Desa “ merupakan upaya nyata pemerintah untuk mewujudkan kemandirian desa. Berdasarkan data Indek Desa Membangun tahun 2015 rata-rata tingkat perkembangan desa secara nasional maupun di tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Lombok Tengah, lebih dari 90% berstatus sebagai Desa Tertinggal dan Desa Berkembang, sementara kurang dari 10% yang masuk kategori Desa Maju dan Desa Mandiri. Permasalahan yang mendasar belum terwujudkan kemandirian desa antara lain disebabkan karena hampir seluruh pembiayaan pembangunan desa bersumber dari Pemerintah Pusat (Dana Desa/DD) dan Dana Perimbangan dari Pemerintah Kabupaten (Alokasi Dana Desa/ADD). Desa Mandiri mengandung makna yaitu desa yang mampu mengatur dan membangun desanya dengan memaksimalkan potensi yang ada di desa dan kemampuan masyarakatnya dan tidak tergantung pada bantuan pihak luar. Salah satu kategori desa yang memiliki potensi sumberdaya alam pesisir untuk dikelola secara optimal sebagai sumber pendapatan asli desa adalah Desa Pesisir yaitu melalui keterpaduan pengelolaan desa wisata guna mendukung pengembangan sektor pariwisata. Sejalandenganpesatnyaperkembangan sector pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam kurun waktu terakhiryaitudenganditetapkannyakawasanpesisirPantai KutadiKabupaten Lombok Tengah untuk dikembangkan sebagai Kawasan EkonomiKhusus (KEK) dengan nama KEK Mandalika sebagai destinasiwisatanasional, membukapeluangpengelolaanekosistem mangrove sebagaibagiandarisumberdayaalampesisiruntukberkontribusimelaluipenyediaanpaketwisataalamsebagai alternative pilihankunjunganwisatawan.Adanyakecendrunganwisatawanakhir-akhirinitertarikmengunjungidaerahtujuanwisata yang bersifatalami (natural) membukapeluangpaketEkowisatamenjadi obyek/lokasitujuanwisata Atas dasar pertimbangan tersebut, dalam upaya mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Lombok Tengahmaupun Provinsi Nusa Tenggara Barat pada umumnya, menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian mengenai“Pengelolaan Desa Wisata Pesisir Untuk Mewujudkan Desa Mandiri Wisata di Kabupaten Lombok Tengah“, dengan menetapkan salah satu desa pesisir yaitu Desa Mertak sebagai lokasi penelitian.
English Abstract
The creation of Constituents 2014 (6) regarding villages affirms the nation’s role to protect and empower villages attaining stronger condition, independent, and democratic hence the villages could construct sturdy government and development program to achieve righteous, affluent, and prosperous society. This contituents aserts several more dominant aspects of villages, for example stroger society, more independent politics, and more capable economics. Referring to 2015 villages development index either on the level of the nation and the province, more than 90% villages in West Nusa Tenggara province were catagorized as underdeveloped village and developing village, while less than 10% were developed village and independent village. The innability to obtain independence happened because the villages funding depends on central government (Dana Desa/DD) and district government (Alokasi Dana Desa/ADD). Independent village implies the village ability to govern and construct itself by maximazing inner potency and its inhabitant with no intervention from outsiders. One of the village which capable to manage its resource to profit itself is Desa Pesisir through its comprhensive tourism village management. Mandalika as national tourist destination, parallel with tourist sector growth in West Nusa Tenggara Province, disclose certain degree of opportunty for managing mangrove ecosystem as some coastal natural resource regarding its attraction to be an alternative for nature tourism. Base on that deliberation, for the sake of promoting development of the tourist sector in Central Lombok regency and West Nusa tenggara province, study regarding management of tourism coastal village to achieve independent tourism village in Central Lombok regency was conducted.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Doctor) |
---|---|
Identification Number: | DIS/338.479 1/HAK/p/2019/061901733 |
Uncontrolled Keywords: | TOURISM INDUSTRY |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.4 Secondary industries and services > 338.47 Services and specific products > 338.479 1 Services and specific products (Geography and travel) |
Divisions: | Program Pascasarjana > Doktor Kajian Lingkungan, Program Pascasarjana |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 04 Feb 2022 08:11 |
Last Modified: | 04 Feb 2022 08:11 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189356 |
Preview |
Text
Mustajab Hakim.pdf Download (18MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |