Mitigasi Risiko Rantai Pasok Dengan Pendekatan Model Supply Chain Operations Reference (Scor) (Studi Kasus Pada Industri Pengolahan Beras Di Kabupaten Pasuruan)

Aulia, Bella and Andrean Eka Hardana,, SP., MP., M.BA. and Dr. Silvana Maulidah, SP., MP. (2021) Mitigasi Risiko Rantai Pasok Dengan Pendekatan Model Supply Chain Operations Reference (Scor) (Studi Kasus Pada Industri Pengolahan Beras Di Kabupaten Pasuruan). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tingginya angka konsumsi beras di Indonesia menjadikan perusahaan agribisnis khususnya industri beras memperoleh tantangan untuk terus menerus mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen. Selain itu, sebagai hasil produk pertanian, beras memiliki risiko rantai pasok yang lebih besar dibandingkan dengan produk non pertanian karena kondisi ketidakpastian cuaca dan adanya beberapa risiko sumber yang disebabkan oleh sifat produk pertanian yang mudah rusak. Peran manajemen risiko rantai pasok dalam membangun daya saing perusahaan dibutuhkan agar dapat meminimalisir kejadian risiko yang terjadi sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Adapun permasalahan yang umum terjadi pada rantai pasok adalah kekurangan pasokan bahan baku, harga bahan baku yang fluktuatif, dan kualitas bahan baku atau produk yang didapatkan tidak sesuai standar. Analisis mitigasi risiko rantai pasok diperlukan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem rantai pasok beras, mengidentifikasi kejadian risiko dan sumber risiko, menganalisis tingkat prioritas risiko dan merumuskan strategi mitigasi risiko guna meminimalisir permasalahan yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, identifikasi risiko menggunakan metode Delphi, dan merancang strategi mitigasi risiko menggunakan metode House of Risk (HOR) melalui pendekatan model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Lokasi penelitian ini adalah CV. XX sebagai industri pengolah (manufaktur) pada sistem rantai pasok beras. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan Mei 2021. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik judgment sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 1 orang yang berasal dari pihak manufaktur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara melalui bantuan kuesioner terstruktur. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa mekanisme sistem rantai pasok beras dilakukan oleh beberapa pelaku rantai pasok yang terlibat mulai dari petani sebagai pemasok bahan baku, manufaktur sebagai pengolah menjadi beras, agen besar, sub agen, ritel, hingga konsumen akhir. Identifikasi menggunakan pendekatan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) yang terdiri dari plan, source, make, deliver, dan return terdapat 14 kejadian risiko dan sumber risiko. Kemudian didapatkan tujuh tingkat prioritas risiko (risk priority) dari sumber risiko (risk agent) pada rantai pasok beras dengan berdasarkan aturan prinsip diagram pareto yang digunakan yaitu 80:20. Strategi mitigasi (preventive action) risiko pada rantai pasok beras yang dapat dilakukan perusahaan guna meminimalisir risiko berdasarkan tingkat keefektifan penerapan ii strategi mitigasi antara lain: (PA5) Pemilihan supplier secara selektif, (PA3) Pengadaan gabah menggunakan analisis rafaksi, (PA6) meningkatkan quality control saat pengadaan bahan baku, (PA7) Meningkatkan kapasitas produksi dan merencanakan kapasitas produksi (capacity planning), (PA1) Meningkatkan supply bahan baku, (PA8) Tambahan jam kerja karyawan (overtime), (PA2) Memperluas jaringan supplier, (PA4) Melakukan pengendalian persediaan bahan baku gabah, (PA9) Menambah jumlah transportasi, (PA11) Melakukan peramalan permintaan (forecasting), dan (PA10) Melakukan perawatan rutin transportasi. Adapun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapat beberapa saran dari penulis yaitu: perusahaan lebih selektif dan cermat dalam memilih mitra supplier karena bahan baku merupakan faktor yang menentukan kualitas dari produk yang akan dihasilkan. Selain itu, perusahaan membuat kebijakan baru tentang aturan kontrak kerjasama dengan supplier terkait faktor kesanggupan dalam ketepatan pengiriman bahan baku, serta kualitas bahan baku yang akan dipasok agar permasalahan keragaman mutu bahan baku dan kekurangan bahan baku dapat diminimalisir. Kemudian bagi pihak agen dan ritel untuk lebih menyesuaikan kapasitas order yang dipesan kepada perusahaan dengan potensi penjualan dan kuantitas penyimpanan yang dimiliki, agar tidak terjadi retur produk kepada perusahaan akibat kerusakan produk maupun kesalahan penyimpanan produk.

English Abstract

The high rate of rice consumption in Indonesia makes agribusiness companies, especially the rice industry, have challenges to continuously be able to meet consumer needs and demands. In addition, as an agricultural product, rice has a greater supply chain risk compared to non-agricultural products due to uncertain weather conditions and the presence of several source risks caused by the perishable nature of agricultural products. The role of supply chain risk management in building company competitiveness is needed in order to minimize risk events that occur so as to meet consumer needs. The problems that commonly occur in the supply chain are a shortage of raw material supply, fluctuating raw material prices, and the quality of the raw materials or products obtained are not up to standard. Supply chain risk mitigation analysis is needed to answer the problems faced. This study aims to identify the rice supply chain system, identify risk events and risk agents, analyze risk priority levels and formulate risk mitigation strategies to minimize the problems that occur. The research approach used is a quantitative approach. The data analysis method used is descriptive analysis, risk identification using the Delphi method, and designing risk mitigation strategies using the House of Risk (HOR) method through the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model approach. The location of this research is CV. XX as a processing industry (manufacturing) in the rice supply chain system. This research was conducted from February to May 2021. The sampling technique in this research using the judgment sampling technique. The sample in this study was 1 person who came from the manufacturer. Data collection techniques were carried out by means of interviews with the help of a structured questionnaire. Based on the results of the research conducted, it can be seen that the mechanism of the rice supply chain system is carried out by several supply chain actors involved ranging from farmers as raw material suppliers, manufacturing as processors to rice, large agents, sub agents, retailers, to the end consumers. Identification using the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model approach which consists of plan, source, make, deliver, and return, there are 14 risk events and risk agents. Then obtained seven levels of risk priority from the risk agent in the rice supply chain based on the principle rules of the Pareto diagram used, namely 80:20. Risk mitigation strategies in the rice supply chain that can be carried out by companies to minimize risks based on the effectiveness of implementing mitigation strategies include: (PA5) Selective selection of suppliers, (PA3) Procurement of grain using rafaksi analysis, (PA6) improving quality control when procuring raw materials, (PA7) Increasing production capacity and planning production capacity (capacity planning), (PA1) Increasing supply of raw materials, iv (PA8) Additional employee working hours (overtime), (PA2) Expanding supplier network, (PA4) Control of raw grain supplies, (PA9) Increase the number of transportation, (PA11) Doing demand forecasting, and (PA10) Carry out routine maintenance of transportation. As for the results of the research conducted, there are several suggestions from the author, which are: companies are more selective and careful in choosing supplier partners because raw materials are a factor that determines the quality of the products to be produced. In addition, the company made a new policy regarding the rules of cooperation contracts with suppliers related to the ability factor in the accuracy of the delivery of raw materials, as well as the quality of the raw materials to be supplied so that the problem of diversity in the quality of raw materials and shortages of raw materials can be minimized. Then for agents and retailers to better adjust the capacity of orders ordered to the company with the sales potential and the quantity of storage they have, so that product returns to the company do not occur due to product damage or product storage errors.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521040134
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 03 Feb 2022 06:35
Last Modified: 07 Oct 2024 02:49
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189277
[thumbnail of Bella Aulia.pdf] Text
Bella Aulia.pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item