Hubungan Modal Sosial Dengan Pendapatan Petani Apel Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Mustika, Mega and Setiyo Yuli Handono,, SP.,MP.,MBA and Medea Rahmadhani Utomo,, SP.,M.Si (2021) Hubungan Modal Sosial Dengan Pendapatan Petani Apel Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sektor pertanian memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap pencapaian target dan tujuan Program Sustainable Development Goals (SDGs) yakni untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi dalam hal memberantas kemiskinan dan kelaparan. Dalam usaha pertanian, aset modal merupakan hal yang sangat penting. Aset modal meliputi modal fisik (physical capital), modal sumberdaya alam (natural resource), sumberdaya manusia (human capital), modal finansial (financial capital) dan modal sosial (sosial capital). Salah satu modal yang cukup berperan penting dalam pembangunan pertanian yakni modal sosial. Modal sosial menjadi salah satu modal penting yang dapat dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan pendapatan petani yang selanjutnya dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat petani. Akan tetapi, saat ini kondisi modal sosial di Indonesia, baik di kota maupun di pedesaan semakin berkurang. Kurangnya modal sosial juga dialami oleh masyarakat petani di Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang yang mayoritas merupakan petani apel. Kondisi kurangnya modal sosial ini tentu saja dapat berhubungan dengan pendapatan petani. Untuk itu pada penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan modal sosial dengan pendapatan petani apel di Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Pada penelitian ini menempatkan pendapatan petani apel (Y) sebagai variabel terikat. Pendapatan petani menggunakan nilai tukar petani (NTP) yang mencerminkan rasio antara indeks harga yang diterima dan dibayarkan oleh petani. Sementara variabel bebas (independent variables) pada penelitian ini terdiri dari norma sosial (X1), kepercayaan (X2) dan jaringan (X3). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data yang digunakan berbentuk angka yang selanjutnya akan diolah untuk mengetahui hubungan dari masing-masing variabel dari modal sosial yaitu norma sosial, kepercayaan sosial, dan jaringan sosial dengan pendapatan petani apel di Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Metode kuantitatif dalam penelitian ini memakai analisis korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan norma sosial, kepercayaan sosial dan jaringan sosial dengan pendapatan petani apel di Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Total pendapatan rumahtangga vi petani apel dalam setahun dari seluruh sumber pertanian dan non pertanian adalah sebesar Rp2.161.335.000. Sedangkan jumlah total pengeluaran rumah tangga petani selama setahun adalah sebesar Rp809.825.000, dan total pengeluaran yang digunakan untuk usaha tani apel adalah sebesar Rp700.000.000,. Sehingga DBPP diperoleh sebesar 19,7 menunjukkan bahwa tingkat daya beli rumah tangga petani apel tergolong baik hal ini dikarenakan keluarga petani tidak saja mengandalkan usahatani apel untuk memperoleh pendapatan keluarga tetapi pendapatan juga diperoleh dari sektor non pertanian. Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (NTPRP) yang diperoleh adalah sebesar 1,43. Nilai tersebut menunjukkan Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (NTPRP) tergolong besar, artinya indeks harga yang diterima petani 1,43 kali lebih besar dibanding dengan indeks harga yang dibayarkan petani. Besarnya nilai Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (NTPRP) yang diperoleh akan mendorong petani untuk terus melakukan usahatani apel dan mengembangkannya dan hal ini memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap tingkat pendapatan petani agar menjadi lebih baik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima petani dari usahatani apel sengat besar dan biaya yang dikeluarkan kecil. Petani memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan pendapatannya, tetapi hal tersebut tergantung dengan ketersedian faktor produksi serta kemampuan petani untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya untuk lebih berkonsentrasi dalam pengelolaan usaha tani secara intensif.

English Abstract

The lack of social capital is also experienced by the farming community in Gubugklakah Village, Poncokusumo District, Malang Regency, the majority of whom are apple farmers. This condition of lack of social capital can of course affect farmers' income. For this reason, in this study the authors are interested in conducting research on the effect of social capital on the income of apple farmers in Gubugklakah Village, Poncokusumo District, Malang Regency. In this study, apple farmers' income (Y) is the dependent variable. Farmers' income uses the farmer's exchange rate (NTP) which reflects the ratio between the price index received and paid by farmers. Meanwhile, the independent variables in this study consisted of social norms (X1), trust (X2) and networks (X3). This study is a quantitative study because the data used are in the form of numbers which will then be processed to determine the effect of each variable from social capital, namely social norms, social trust, and social networks on the income of apple farmers in Gubugklakah Village, Poncokusumo District, Malang Regency. The quantitative method in this study uses multiple regression analysis which aims to determine the effect between variables. The results of this study are the influence of social norms, social trust and social networks on the income of apple farmers in Gubugklakah Village, Poncokusumo District, Malang Regency. Total household income apple farmers in a year from all agricultural and non-agricultural sources is IDR 2,161,335,000. Meanwhile, the total expenditure of farmer households for a year is Rp. 809,825,000, and the total expenditure used for apple farming is Rp. viii 700,000,000. So that the DBPP obtained is 19.7, indicating that the level of purchasing power of apple farmers' households is classified as good, this is because farming families do not only rely on apple farming to earn family income but income is also obtained from non-agricultural sectors The Farmer Household Income Exchange Rate (NTPRP) obtained is 1.43. This value shows the Farmer's Household Income Exchange Rate (NTPRP) is quite large, meaning that the price index received by farmers is 1.43 times greater than the price index paid by farmers. The value of the Farmer's Household Income Exchange Rate (NTPRP) obtained will encourage farmers to continue to do apple farming and develop it and this affects the level of farmers' income for the better. This value indicates that the income received by farmers from apple farming is large and the costs incurred are small. Farmers have a great opportunity to increase their income, but this depends on the availability of production factors and the ability of farmers to increase their potential to concentrate more on intensive farming managemen

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521040113
Uncontrolled Keywords: Pendapatan Petani, Modal Sosial, Norma, Kepercayaan, Jaringan, Farmer's Income, Social Capital, Norms, Trust, Network
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 03 Feb 2022 01:14
Last Modified: 25 Sep 2024 02:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189190
[thumbnail of Mega Mustika.pdf] Text
Mega Mustika.pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item