Dimensi Filsafat Lingkungan Burung Garuda Sebagai Simbol Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Indonesia

Wulakada, Hamza H. (2018) Dimensi Filsafat Lingkungan Burung Garuda Sebagai Simbol Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Indonesia. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tinjauan ekologis terhadap keberadaan Burung Garuda sebagai lambang negara Indonesia penting untuk dikaji karena realitasnya terjadi krisis multidimensi yang melanda berbagai komponan bangsa. Filsafah hidup Burung Garuda belum dikaitkan secara metodologis dengan filsafat Pancasila sehingga ideologi bangsa tidak termanivestasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) Menganalisa proses sejarah memilih Burung Garuda sebagai lambang negara, 2) Menganalisa pemaknaan publik terhadap Burung Garuda dalam tinjauan mitologi, semiotik dan lingkungan empirik, 3) Menganalisa relevansi Burung Garuda dengan falsafah Pancasila, 4) Menyusun desain pembelajaran yang efektif tentang filsafat hidup Burung Garuda bagi pelajar dan mahasiswa. Teori yang dirujuk diantaranya; historiografi, mitos-ritual, morfologi-fisiologi dan interaksi simbolik. Perolehan data melalui studi kepustakaan [sekunder] serta observasi lapangan dan diskusi terbatas yang melibatkan narasumber ahli berkompeten [primer] sehingga menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Fokus penelitiannya tertuju pada jenis burung yang diidentikan sebagai burung garuda untuk memperhatikan pola adaptasinya terhadap lingkungan kemudian diilustrasikan menggunakan pendekatan semiotik dan dikonsepsikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia. Sejarahnya burung garuda adalah mitos kepercayaan Hindu yang diadopsi dari perkembangan peradaban bangsa, dijadikan lambang negara pasca proklamasi kemerdekaan kemudian dikonsensuskan secara terbatas dalam dinamika kebangsaan. Proses pemilihannya dimulai dengan tahapan persiapan kepanitiaan, perancangan, legitimasi, sosialisasi dan peneguhan. Konsensus dilakukan untuk mendapatkan pengakuan publik dengan mengubah substansi bentuk aslinya sehingga menghasilkan sosok Garuda Pancasila dari dimensi mitos menjadi elang rajawali. Unsur kebaharuannya terletak pada dimensi pemaknaan lambang negara yang sebelumnya merupakan bagian dari objek mitologi, memiliki kemiripan jenis dan bentuk [pendekatan morfologi-fisiologi] dengan burung elang rajawali. Realitasnya kini belum ada pembuktian otentik yang mematenkan hak cipta lambang Negara Indonesia sehingga penting untuk dilakukan langkah hukum untuk menentukan objek empirik dari garuda yaitu elang rajawali menjadi makhluk penjelmaan garuda. Memaknai simbol lambang Negara Garuda Pancasila menjadi penting karena tanpa pemberian makna terhadap objek-objek budaya yang telah diwariskan satu generasi sebelumnya, maka karya-karya yang dihasilkan akan hilang dalam peradaban manusia kelaknya. Lambang negara Garuda Pancasila dapat dimaknai melalui berbagai pendekatan yaitu makna konotatif (mitos) dan makna denotatif (visual) terutama merujuk pada objek empirik elang rajawali sehingga dimensi filsafat dapat merasionalkan xiv makna dan nilai ke-Indonesia-an dalam lambang negara. Rekomendasi teoritiknya adalah; [1] nilai kebenaran sejarah bersifat relatif tergantung kekuasaan yang mengendalikannya, [2] konsensus dapat saja tidak menjangkau ruang publik seutuhnya dalam waktu seketika karena berbagai pertimbangan situasional, [3] paradigma mitologi yang dikultuskan dapat dihilangkan nilai keyakinannya dengan memunculkan objek rasional baru yang dilakukan secara massif dan sistematis, dan [4] interaksi simbolik yang seharusnya mewakili identitas pengguna simbol ternyata tidak sepenuhnya berlaku untuk objek komunal kecuali adanya kesepakatan baru yang bersifat universal. Oleh karena hidup harus bermakna maka peneguhan falsafah elang rajawali menjadi objek rasional yang efektif dijelaskan kepada peserta didik agar memahami, meyakini dan mengamalkan Pancasila melalui kebanggan terhadap lambang garuda.

English Abstract

Ecological review against the existence of Garuda Indonesia as crucial to studied because reality was a multidimensional crisis that hit the nation's various komponan. Garuda philosophy of life has not been associated with a methodological basis of the philosophy of Pancasila such that the ideology of the nation are not termanivestasikan in the life of nation and State. This research aims to; 1) Analyzes the historical process of selecting Bird Garuda as a symbol of the country, 2) Analyzes public definition of the Garuda in mythology, semiotik and environment, 3) Analyze the empirical relevance of Garuda Pancasila philosophy, with 4) Putting together an effective learning about design philosophy of life Bird Garuda for students. The theory that is referred to among others; historiography, the myth-ritual-Physiology, morphology and symbolic interaction. Acquisition of data through the study of librarianship (secondary) as well as the observation field and limited discussion involving experts competent interviewees [primary] so using qualitative descriptive analysis. His research focus is fixed on the diidentikan of birds as the bird garuda to pay attention to the pattern of his adaptation to the environment then illustrated using semiotik approach and to conception of social culture conditions with the community Indonesian. History of the mythical bird garuda is adopted from Hindu civilization Nations, post-war State emblem proclamation of independence then to concessions are limited in the dynamics of the national anthem. Election process begins with the preparation of the Committee stages, designing, legitimacy, socializing and edification. Consensus is done to get the public recognition by changing the substance of his original form so that it produces a figure of mythical dimensions of Garuda Pancasila became a hawk eagle. The element of novelty lies in the definition of the dimension of a coat of arms which was formerly part of the mythological objects, has a resemblance of the type and form of (morphological approach-Physiology) with hawk Eagle. Reality is now no authentic proofs patent copyright coat of arms of Indonesia so it's important to do a legal step to determine the empirical object from the garuda Eagle Eagle into a creature that is the incarnation of garuda. Interpret the symbols in the coat of arms of Garuda Pancasila becomes important because without granting meaning against cultural objects that have been passed down a generation before, then the resulting works will be lost in the human civilization in the future. Coat of arms of Garuda Pancasila can meant through various approaches, namely the meaning of the konotatif (myths) and in denotative meaning (visual) primarily refers to the Eagle the Eagle the empirical object so that the dimension of philosophy can rationalise the meaning and sense of value Indonesia in the coat of arms. The recommendation is teoritiknya; [1] the value of historical truth are relative depending on the powers that control it, [2] consensus may not reach xvi out to the whole public space in time instantly due to various considerations circumstantial, [3] a mythological paradigm is processed the cult can be eliminated with his values gave rise to a new rational objects made in the massif and systematic, and symbolic interaction [4] which is supposed to represent a user identity symbol turns out to be not entirely true for objects communal except when a new agreement is universal. Because life should be meaningful so philosophical edification Eagles hawks become the object of effective rational explained to the students in order to understand, believe and practise through the heartland of Pancasila against garuda emblem.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/929.9/WUL/d/2018/061803842
Uncontrolled Keywords: Burung Garuda, Mitos, Histori, Morfologi, Interaksi Simbolik,-Bird Garuda, Myth, History, Morphology, Symbolic Interaction
Subjects: 900 History, geography and auxiliary disciplines > 929 Genealogy, names, insignia > 929.9 Forms it isgnnia and identificcations
Divisions: Program Pascasarjana > Doktor Kajian Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 02 Feb 2022 08:45
Last Modified: 02 Feb 2022 08:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189183
[thumbnail of Hamzah H. Wulakada.pdf]
Preview
Text
Hamzah H. Wulakada.pdf

Download (6MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item