Fadhlurrohman, Fikri and Prof. Dr. Ir. Sugiyanto,, MS. and Alia Fibrianingtyas,, SP., MP. (2021) Adopsi Inovasi Hidroponik Dengan Teknik Aliran Dalam (Deep Flow Technique) Pada Agrotek Indonesia (Studi Kasus Pada Usaha Pengembangan Hidroponik Di Kabupaten Ponorogo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perkembangan bidang pertanian terhambat oleh beberapa permasalahan yang kian kompleks, salah satu yang menjadi problematika saat ini adalah adanya pandemi covid 19 yang mempengaruhi distribusi pangan global, baik ekspor maupun impor. Dalam bidang pangan, terutama sektor pertanian, pandemi covid- 19 menyebabkan rantai pasok bahan-bahan pertanian terhambat. Selain itu, ketidakjelasan kapan pandemi covid 19 akan berakhir dapat berpotensi mengganggu stabilitas, ketersediaan dan akses pangan. Pada kondisi yang terus berlanjut seperti ini, maka dapat mengakibatkan harga pangan menjadi fluktuatif, dan dapat menimbulkan krisis pangan. Permasalahan krisis pangan yang mengancam ini ditambah dengan permasalahan lama berupa penyusutan lahan yang terus meluas. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka penerapan inovasi hidroponik dapat dijadikan sebagai solusi dalam menjaga ketahanan pangan khususnya untuk daerah urban atau perkotaan. Penyampaian inovasi hidroponik sudah seharunya meluas sampai pada tingkat daerah yang lebih kecil, yaitu Kabupaten. Di Kabupaten Ponorogo, hidroponik belum banyak dikenal oleh masyarakat, sehingga diperlukan edukasi dan pengenalan lebih mendalam terkait pertanian hidroponik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif dan dan dirancang dalam bentuk explanatory research. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan menentukan lokasi penelitian di UD. Agrotek Indonesia di Kabupaten Ponorogo. Metode penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data secara langsung (kuesioner, wawancara, observasi) dan tidak langsung (web resmi, artikel jurnal, dokumentasi). Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dan uji rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kegiatan subsistem agribisnis hidroponik sistem DFT terdiri subsistem hulu berupa persiapan sarana dan prasarana yang digunakanj dalam hidroponik berupa media tanam, pupuk, benih dan instalasi hidroponik, kemudian subsistem onfarm berupa kegiatan semai, perawatan dan panen, serta subsistem hilir berupa kegiatan grading, sorting dan penentuan harga sayur hidroponik. Kegiatan subsistem agribisnis hidroponik sistem DFT mendapatkan skor persentase sebesar 84,28 % dan termasuk kedalam kategori tinggi. (2) Untuk kegiatan penyelenggaraan adopsi inovasi hidroponik sistem DFT mendapatkan skor persentase sebesar 83,75 %, sehingga termasuk dalam kategori tinggi dengan penyumbang skor terbesar adalah pada tahapan evaluasi. (3) Persepsi masyarakat terhadap inovasi hidroponik sistem DFT termasuk kedalam kategori tinggi dengan perolehan skor persentase sebesar 85,96 %, dan indikator yang paling menonjol pada persepsi adalah indikator respon masyarakat terhadap inovasi hidroponik sistem DFT. (4) Indikator media tanam dan instalasi hidroponik pada subsistem hulu, serta kegiatan semai, panen, grading dan penetapan harga sayur pada subsitem onfarm, dan hilir memiliki hubungan dengan persepsi masyarakat. Sedangkan indikator pupuk dan benih pada subsistem hulu, serta kegiatan perawatan dan sorting pada subsistem onfarm dan hilir hidroponik sistem DFT tidak berhubungan dengan persepsi masyarakat. (5) Kegiatan penyelenggaraan adopsi inovasi hidroponik memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi masyarakat, dimana seluruh indikator dan kegiatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi memiliki hubungan dengan persepsi masyarakat. (6) Perilaku kompetensi masyarakat terhadap inovasi hidroponik sistem DFT temasuk kedalam kategori tinggi dengan perolehan skor persentase yaitu sebesar 80,19 %, dan indikator afektif memiliki skor persentase yang paling tinggi dibandingkan dengan indikator kognitif dan psikomotorik. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah (1) Kegiatan subsitem agribisnis hidroponik sistem DFT termasuk kedalam kategori tinggi, yang artinya kegiatan subsistem agribisnis hidroponik sistem DFT sudah Jelas. (2) Penyelenggaraan adopsi inovasi hidroponik sistem DFT termasuk kedalam kategori tinggi, yang artinya kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi harus dilakukan secara runtut agar kegiatan hidroponik berhasil. (3) Persepsi masyarakat terhadap inovasi hidroponik sistem DFT mendapat termasuk kedalam kategori tinggi, yang artinya responden menilai bila inovasi hidroponik sistem DFT yang dikembangkan oleh UD. Agrotek Indonesia bagus dan menarik. (4) Indikator media tanam dan instalasi hidroponik pada subsistem hulu, serta kegiatan semai, panen, grading dan penetapan harga sayur pada subsitem onfarm, dan hilir memiliki hubungan dengan persepsi masyarakat. (5) Seluruh indiktor dan kegiatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi memiliki hubungan dengan persepsi masyarakat. (6) Perilaku kompetensi masyarakat termasuk kedalam kategori tinggi, yang artinya responden telah berada pada tingkatan tertinggi dalam kognitif, afektif maupun psikomotorik. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah (1) Bagi UD. Agrotek Indonesia, kedepannya dapat memperbaiki materimateri terkait kegiatan-kegiatan operasional hidroponik sistem DFT yang dilakukan, seperti perbaikan terkait materi-materi yang berkaitan dengan pupuk hidroponik atau AB mix. (2) Kedapannya UD. Agrotek Indonesia dapat mengembangkan hidroponik dengan model dan sistem yang baru selain DFT, selain itu untuk model dan sistem DFT yang dimiliki sekarang bisa dikembangkan dengan model dan bentuk yang bermacam-macam. (3) Bagi masyarakat, pengembangan hidroponik sangat potensial, sehingga masyarakat bisa mulai menerapkan dan mengaplikasikan sistem hidroponik dengan memanfaatkan lahan yang ada dengan harapan bisa menjadi pondasi ketahanan pangan di tingkat keluarga. (4) Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya penelitian yang dilakukan lebih mendalam mencakup inovasi sistem hidroponik yang lain, seperti nutrient film technique, dutch bucket, ebb and flow, serta rakit apung.
English Abstract
The development of the agricultural sector is hampered by several increasingly complex problems, one of which is the current problem of the COVID-19 pandemic which affects global food distribution, both exports and imports. In the food sector, especially the agricultural sector, the Covid-19 pandemic has hampered the supply chain of agricultural materials. In addition, it is unclear when the Covid 19 pandemic will end which has the potential to disrupt stability, availability and access to food. In a condition that continues like this, it can cause food prices to fluctuate, and can lead to a food crisis. The problem of the food crisis that threatens is compounded by the old problem of land depreciation which continues to expand. To solve this problem, the application of hydroponic innovation can be used as a solution in maintaining food security, especially for urban areas. The delivery of hydroponic innovations should extend to a smaller regional level, namely the Regency. In Ponorogo Regency, hydroponics has not been widely known by the community, so education and more in-depth introduction to hydroponic agriculture are needed. This research uses a quantitative approach that is supported by qualitative data and is designed in the form of explanatory research. Determination of the research location is purposive by determining the research location at UD. Agrotech Indonesia in Ponorogo Regency. The method of determining the sample in this study using purposive sampling technique. Direct data collection (questionnaires, interviews, observations) and indirect (official web, journal articles, documentation). This study uses descriptive analysis techniques and rank Spearman test. The results showed that (1) the activities of the hydroponic agribusiness subsystem of the DFT system consisted of an upstream subsystem in the form of preparation of facilities and infrastructure used in hydroponics in the form of planting media, fertilizers, seeds and hydroponic installations, then the onfarm subsystem in the form of seedling, maintenance and harvesting activities, as well as downstream subsystems. in the form of grading, sorting and determining the price of hydroponic vegetables. The DFT system of hydroponic agribusiness subsystem activities get a percentage score of 84.28% and is included in the high category. (2) For the implementation of the adoption of the DFT system of hydroponic innovation, the percentage score is 83.75%, so that it is included in the high category with the largest score contributor being at the evaluation stage. (3) The public's perception of the DFT system hydroponic innovation is included in the high category with a percentage score of 85.96%, and the most prominent indicator of the perception is the community response indicator to the DFT hydroponic system innovation. (4) The indicators of planting media and hydroponic installation in the upstream subsystem, as well as the activities of seedling, harvesting, grading and pricing vegetables in the onfarm and downstream subsystems have a relationship with public perception. Meanwhile, fertilizer and seed indicators in the upstream subsystem, as well as maintenance iv and sorting activities in the onfarm and downstream hydroponic subsystems of the DFT system are not related to public perception. (5) The implementation of the adoption of hydroponic innovation has a significant relationship with public perception, where all indicators and activities in planning, implementation and evaluation have a relationship with public perception. (6) The behavior of the community's competence towards the DFT system hydroponic innovation is included in the high category with a percentage score of 80.19%, and the affective indicator has the highest percentage score compared to the cognitive and psychomotor indicators. The conclusions that can be drawn in this study are (1) the activities of the DFT system hydroponic agribusiness subsystem are included in the high category, which means the activities of the DFT hydroponic agribusiness subsystem are clear. (2) The implementation of the adoption of the DFT system of hydroponic innovation is included in the high category, which means that planning, implementation and evaluation activities must be carried out in a coherent manner so that hydroponic activities are successful. (3) The public's perception of the DFT system hydroponic innovation is included in the high category, which means that the respondent considers that the DFT system hydroponic innovation developed by UD. Indonesian agrotech is good and interesting. (4) The indicators of planting media and hydroponic installation in the upstream subsystem, as well as the activities of seedling, harvesting, grading and pricing vegetables in the onfarm and downstream subsystems have a relationship with public perception. (5) All indicators and activities in planning, implementation and evaluation have a relationship with public perception. (6) The behavior of community competence is included in the high category, which means that the respondent is at the highest level in cognitive, affective and psychomotor. Suggestions that can be given based on the research that has been done are (1) For UD. Agrotek Indonesia, in the future, can improve materials related to the operational activities of the DFT system hydroponics carried out, such as improvements related to materials related to hydroponic fertilizers or AB mix. (2) The impermeability of UD. Agrotek Indonesia can develop hydroponics with new models and systems other than DFT, in addition to the current DFT models and systems that can be developed with various models and forms. (3) For the community, the development of hydroponics is very potential, so that the community can start implementing and applying the hydroponic system by utilizing the existing land in the hope that it can become the foundation of food security at the family level. (4) For further research, more in-depth research should include other hydroponic system innovations, such as the nutrient film technique, dutch bucket, ebb and flow, and floating rafts. .
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 0521040063 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 27 Jan 2022 07:20 |
| Last Modified: | 24 Feb 2022 16:56 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189007 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
175040100111038 - FIKRI FADHLURROHMAN.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (4MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |