Preferensi Konsumen Dalam Mengonsumsi Beras Organik Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Malang Raya

Siallagan, Tioni Caroline Agatha and Hery Toiba,, SP.,MP.,Ph.D. and Deny Meitasari,, SP.,M.Sc. (2021) Preferensi Konsumen Dalam Mengonsumsi Beras Organik Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Malang Raya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Peningkatan jumlah masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan menjadi permasalahan penting bagi negara kita. Terutama pada kondisi saat ini permasalahan penyakit corona atau yang dikenal dengan sebutan COVID-19 yang menyebabkan semakin banyak jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan. Penularan virus ini terbilang sangat cepat sehingga menyebar luas ke daerah maupun negara-negara lain. Salah satunya adalah negara Indonesia. Virus corona atau COVID-19 pertama kali muncul pada tanggal 2 Maret 2020 yaitu sebanyak 2 kasus di Indonesia (Susilo et al., 2020). Hal ini memberi dampak langsung bagi masyarakat Indonesia yaitu masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya hidup sehat dalam meningkatkan daya tahan tubuh dalam mencegah penyakit. Langkah yang dilakukan masyarakat dalam menerapkan hidup sehat adalah dengan mengonsumsi makanan-makanan sehat seperti pangan organik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Waskito et al (2014) menyatakan bahwa kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan perlunya hidup sehat dilakukan dengan cara mengkonsumsi makanan sehat yang diproduksi secara alami tanpa penggunaan bahan-bahan kimia dan rekayasa genetik, seperti pangan organik. Salah satu makanan organik yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah beras organik. Beras organik merupakan hasil budidaya padi dari teknik pertanian organik. Beras organik memiliki keunggulan dibandingkan beras biasa antara lain: beras organik lebih wangi, pulen, dan memiliki rasa manis bila dimasak (Purwaningsih, 2009). Namun, kekurangan dari beras organik sendiri adalah harganya yang cenderung lebih mahal dibandingkan dengan beras non organik atau biasa. Hal ini yang menyebabkan beras organik hanya dikonsumsi oleh kalangan masyarakat tertentu saja (Rusma dan Hubeis, 2011). Berkenaan dengan hal tersebut, pandemi COVID-19, memang memberi dampak kepada masyarakat untuk kembali menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi beras organik. Namun, disisi lain pandemi COVID-19 juga memberi dampak pada perekonomian indonesia baik dari sisi perdagangan, investasi, dan pariwisata (Pertiwi et al., 2020). Secara tidak langsung, perekonomian yang terganggu akan berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat akan suatu produk atau jasa. Hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh konsumsi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia (Yuliarti et al., 2013) Masyarakat menjadi lebih mempertimbangkan keputusan pembelian terhadap suatu produk termasuk beras organik. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi pemasaran beras organik pada masa pandemi COVID-19 ini dengan melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen, preferensi konsumen, dan kesediaan konsumen untuk membayar dalam mengkonsumsi dan membeli beras organik selama masa pandemi COVID-19 di Malang Raya. Hasil penelitian yang didapatkan adalah karakteristik konsumen dari 232 responden yang membeli dan mengonsumsi beras organik pada masa pandemi COVID-19 di Malang Raya didominasi oleh konsumen berjenis kelamin perempuan, tingkat usia 17-25 tahun, tingkat pendidikan terakhir S1, belum menikah, frekuensi pembelian beras organik sebanyak satu kali dalam 3 bulan, tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran pangan per bulan berkisar Rp1.000.000-Rp2.000.000, pelajar/mahasiswa, jumlah anggota keluarga 4 orang, dan melakukan pembelian beras organik di Supermarket. Berdasarkan analisis preferensi konsumen, didapatkan hasil bahwa konsumen lebih memilih mengonsumsi beras organik dengan varietas Rojolele dibandingkan dengan beras organik varietas pandan wangi dan beras organik varietas menthik wangi susu dan dapat diketahui juga bahwa konsumen lebih memilih beras organik dengan label penjamin mutu BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dibandingkan dengan beras organik dengan label penjamin mutu FDA (Food and Drug Administration) dan juga beras organik tanpa label penjamin mutu. Berdasarkan hasil analisis Marginal Willingness to Pay (MWTP), didapatkan hasil bahwa konsumen bersedia membayar lebih mahal untuk membeli dan mengonsumsi beras organik varietas rojolele dibandingkan untuk membeli dan mengonsumsi beras organik varietas pandan wangi dan beras organik varietas menthik wangi susu. Kemudian, dapat diketahui juga bahwa konsumen bersedia membayar lebih mahal untuk beras organik dengan label penjamin mutu BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dibandingkan dengan beras organik tanpa label penjamin mutu.

English Abstract

The increasing number of Indonesian people who experience health problems is an important problem for our country. Especially in the current state of the problem with the corona disease or known as COVID-19 which causes an increasing number of people to experience health problems. The transmission of this virus is very fast so that it spreads widely to other regions and countries. One of them is Indonesia. The corona virus or COVID-19 first appeared on March 2, 2020, as many as 2 cases in Indonesia (Susilo et al., 2020). This has a direct impact on the people of Indonesia, namely that people become more aware of the importance of healthy living in increasing body resistance in preventing disease. The steps taken by the community in implementing a healthy life are by consuming healthy foods such as organic food. This is in accordance with the statement of Waskito et al (2014) which states that public awareness and need for the need for a healthy life is carried out by consuming healthy foods that are produced naturally without the use of chemicals and genetic engineering, such as organic food. One of the organic foods consumed by Indonesian people is organic rice. Organic rice is the result of rice cultivation from organic farming techniques. Organic rice has advantages over ordinary rice, including: organic rice is more fragrant, fluffier, and has a sweet taste when cooked (Purwaningsih, 2009). However, the drawback of organic rice itself is that the price tends to be more expensive than non-organic or ordinary rice. This causes organic rice to be consumed only by certain groups of people (Rusma and Hubeis, 2011). In this regard, the COVID-19 pandemic has indeed had an impact on the community to re-implement a healthy lifestyle by consuming organic rice. However, on the other hand, the COVID-19 pandemic has also had an impact on the Indonesian economy in terms of trade, investment, and tourism (Pertiwi et al., 2020). Indirectly, a disrupted economy will affect public consumption of a product or service. This is due to the significant influence of consumption on the Indonesian economy (Yuliarti et al., 2013) People are becoming more considerate of purchasing decisions for a product, including organic rice. Therefore, organic rice marketing solutions are needed during the COVID-19 pandemic by conducting research that aims to determine consumer characteristics, consumer preferences, and consumer willingness to pay for consuming and buying organic rice during the COVID-19 pandemic in Malang Raya. The results obtained are that the consumer characteristics of the 232 respondents who bought and consumed organic rice during the COVID-19 pandemic in Malang Raya were dominated by female consumers, age level 17-25 years old, last education level S1, unmarried, frequency of buying rice. once in 3 months, the level of income and the level of food expenditure per month ranges from Rp. 1,000,000-Rp 2,000,000, students, the number of family members is 4 people, and purchases organic rice at the Supermarket. Based on the analysis of consumer preferences, it was found that consumers prefer to consume organic rice with the Rojolele variety compared to organic rice of the pandan fragrant variety and organic rice of the Menthik fragrant milk variety and it can also be seen that consumers prefer organic rice with the BPOM quality assurance label (Badan Pengawas Drugs). and Food) compared to organic rice with an FDA (Food and Drug Administration) quality assurance label and also organic rice without a quality assurance label. Based on the results of the Marginal Willingness to Pay (MWTP) analysis, it was found that consumers are willing to pay more to buy and consume organic rice of the rojolele variety than to buy and consume organic rice of the pandan fragrant variety and organic rice of the menthik fragrant milk variety. Then, it can also be seen that consumers are willing to pay more for organic rice with a BPOM (Food and Drug Monitoring Agency) quality assurance label compared to organic rice without a quality assurance label.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521040060
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 27 Jan 2022 06:51
Last Modified: 01 Oct 2024 06:33
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188999
[thumbnail of Tioni Caroline Agatha Siallagan.pdf] Text
Tioni Caroline Agatha Siallagan.pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item