Sirait, Maria Firda Br (2021) Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Robusta Di Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kopi merupakan salah satu komoditas sub sektor perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian negara yakni sebagai penyumbang devisa negara. Di Indonesia, wilayah perkebunan kopi saat ini memiliki luas wilayah kira-kira 1,24 juta hektar. Salah satu provinsi yang menjadi sentra perkebunan kopi di Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur. Data dari BPS tahun 2018 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur memberikan kontribusi terhadap produksi kopi Indonesia sebesar 8,93%. Kabupaten Lumajang merupakan salah satu Kabupaten yang menyumbang hasil produksi sebesar 7,83% terhadap total produksi kopi di Jawa Timur. Saat ini Kabupaten Lumajang sedang mengembangkan kopi unggulan yaitu kopi robusta Lereng Semeru yang berasal dari Kecamatan Pasrujambe. Kopi ini telah diakui memiliki mutu, aroma, dan khasiat yang sangat bagus. Akan tetapi, terdapat kecamatan lain yang juga memiliki kopi dengan kualitas unggulan (bukan kopi Lereng Semeru) dan memiliki luas areal yang paling luas untuk melakukan usahatani kopi robusta namun belum mendapat perhatian dari pemerintah setempat, yakni Kecamatan Senduro. Meskipun Kecamatan Senduro memiliki luas areal yang paling luas, banyak petani yang sudah tidak menjadikan komoditas kopi sebagai prioritas. Petani lebih fokus dalam perawatan tanaman lain dikarenakan sekarang keuntungan dari kopi cenderung menurun dan juga tidak adanya kepastian harga. Berdasarkan fenomena tersebut maka penting dilakukan penelitian untuk melihat kelayakan finansial usahatani kopi robusta di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis tingkat biaya, penerimaan, dan pendapatan kopi robusta di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, (2) Untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani kopi robusta di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, dan (3) Untuk menganalisis tingkat sensitivitas usahatani kopi robusta di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Responden penelitian ditentukan dengan teknik probability sampling yaitu stratified random sampling. Pengambilan jumlah sampel adalah dengan menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan hasil sebanyak 44 petani. Selanjutnya 44 petani ditentukan melalui teknik disproportionate stratified random sampling. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan analisis usahatani yang meliputi analisis biaya, penerimaan dan pendapatan, analisis kelayakan finansial usahatani yang meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Periode (PP), serta analisis sensitivitas. Berdasarkan hasil analisis biaya, penerimaan dan pendapatan diketahui bahwa usahatani kopi robusta di Kecamatan Senduro layak untuk dikembangkan karena memberikan tingkat pendapatan yang menguntungkan bagi petani karena total rata-rata pendapatan yang diterima selama masa usaha menunjukkan hasil yang positif yakni sebesar Rp 194.656.713/ha dengan rata-rata produksi 1.243kg/ha/th. Selanjutnya dari perhitungan analisis kelayakan finansial, usahatani ii kopi robusta di Kecamatan Senduro dengan tingkat suku bunga bank yang berlaku sebesar 6% secara finansial dikatakan layak dan menguntungkan, karena nilai NPV bernilai positif atau lebih dari 0 yakni sebesar Rp 68.821.352, nilai Net B/C Ratio yang diperoleh lebih dari 1 yakni sebesar 1,94, nilai IRR sebesar 14% dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan nilai Payback Period menunjukkan bahwa modal investasi yang digunakan dalam usahatani telah kembali dalam jangka waktu 8 tahun. Hasil perhitungan analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usahatani kopi robusta di Kecamatan Senduro akan menjadi tidak layak dan juga sensitif apabila terjadi penurunan harga jual sebesar 27,3% ketika faktor produksi lainnya tetap, terjadi penurunan produksi 25% ketika faktor produksi lainnya tetap, harga jual turun menjadi Rp 17.000/kg ketika produksi turun 10% dan faktor produksi lainnya tetap, suku bunga naik menjadi 17% pada saat faktor produksi lainnya tetap, dan ketika biaya input naik 20% yang diikuti penurunan harga jual sebesar 23% pada saat suku bunga tetap 7% dan produksi dalam keadaan tetap.
English Abstract
Coffee is one of the commodities of the plantation sub sector that has an important role in the country's economy, namely as a contributor to the country's foreign exchange. In Indonesia, the coffee plantation area currently has an area of approximately 1.24 million hectares. One of the provinces that became the center of coffee plantations in Indonesia is East Java Province. Data from BPS in 2018 shows that East Java Province contributed to Indonesia's coffee production of 8.93%. Lumajang Regency is one of the regencies that contributed 7.83% of total coffee production in East Java. Currently Lumajang regency is developing a superior coffee that is Lereng Semeru robusta coffee originating from Pasrujambe District. This coffee has been recognized as having excellent quality, aroma, and properties. However, there are other sub-districts that also have excellent quality coffee (not Lereng Semeru coffee) and have the most extensive area to farm robusta coffee but have not received attention from the local government, namely Senduro District. Even though Senduro District has the largest area, coffee commodities are not included in the main commodity planted by farmers. Farmers have started to switch to planting other crops because now the profits of coffee have decreased and there is also no certainty about prices. Based on the phenomenon, it is important to conduct research to see the financial viability of robusta coffee farming in Senduro District, Lumajang Regency. The purpose of this research is (1) To analyze the level of cost, revenue, and income of robusta coffee in Senduro District, Lumajang Regency, (2) To analyze the feasibility of robusta coffee farming in Senduro District, Lumajang Regency, and (3) To analyze the sensitivity level of robusta coffee farming in Senduro District, Lumajang Regency. The respondents of the study were determined by the probability sampling technique that is stratified random sampling. Taking the number of samples is to use the Slovin formula so that the results are 44 farmers. Furthermore, 44 farmers were determined through disproportionate stratified random sampling techniques. The data analysis techniques used are agricultural analysis which includes cost analysis, revenue and income, analysis of the financial feasibility of farmers including Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR), and Payback Period (PP), as well as sensitivity analysis. Based on the results of cost analysis, revenue and income it is known that robusta coffee farming in Senduro District deserves to be developed because it provides a favorable income level for farmers because the total average income received during the business period shows a positive result of Rp 194.656.713/ha with an average production of 1.243kg/ha/th. Furthermore, from the calculation of financial feasibility analysis, robusta coffee farming in Senduro District with the prevailing bank interest rate of 6% is financially said to be viable and profitable, because the value of NPV is positive or more than 0 which is Rp 68.821.352, the net value of B/C Ratio obtained more than 1 is 1,94, IRR value is 12% where the iv value is greater than the prevailing interest rate and the value of payback period indicates that the investment capital used in the farm has returned within 8 years. The result of sensitivity analysis calculation shows that robusta coffee farming in Senduro Subdistrict will become not feasible and also sensitive in case of a 27.3% decrease in selling price when other production factors remain, there was a 25% decrease in production when other production factors remained, the selling price down to Rp 17,000/kg, when production down by 10% and other production factors remained, interest rates up to 17% at a time when other production factors remained, and when input costs up to 20% followed by a 23% decrease in the selling price at a time when interest rates remained at 7% and production was in a fixed state.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 0521040037 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 26 Jan 2022 03:41 |
| Last Modified: | 01 Oct 2024 07:27 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188873 |
![[thumbnail of Maria Firda Sirait.pdf]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
Maria Firda Sirait.pdf Download (5MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |