Putra, Ardiansyah (2020) Pengembangan Kompetensi Aparatur Perguruan Tinggi Negeri (studi pada Tenaga Kependidikan di Direktorat Pendidikan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Latar belakang penelitian ini adalah Pemerintah dalam hal ini sebagai penyelenggara pelayanan publik memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakatnya. Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat memiliki peranan yang sangat penting. Salah satunya pelayanan publik yang diberikan pemerintah kepada warganya adalah pelayanan dibidang pendidikan. Pendidikan jelas memiliki peranan yang penting dalam memajukan kehidupan umat manusia. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi merupakan salah satu lembaga pemerintah yang menangani bidang Pendidikan, khususnya Pendidikan tinggi (sekarang Kemdikbud). Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya adalah salah satu perguruan tinggi negeri di bawah naungan Kemenristekdikti (sekarang Kemdikbud). Direktorat Pendidikan merupakan salah satu unit yang ada di lingkungan ITS, dan yang memberikan pelayanan kepada mahasiswa. Sebagai unit yang memberikan pelayanan kepada mahasiswa, Direktorat Pendidikan terus berupaya melakukan pengembangan dengan cara meningkatkan tata kelola organisasi serta kualitas pelayanan kepada stakeholdernya. Untuk mendukung layanan yang berkualitas diperlukan adanya dukungan dan profesionalisme dari SDM. SDM harus terus dilakukan pengembangan kualitasnya untuk dapat mengikuti tuntutan perkembangan jaman. Kualitas sumber daya manusia dapat membawa organisasi berhasil dan suskes ditentukan oleh kompetensi pegawainya. Pengembangan SDM berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Persoalan kompetensi aparatur merupakan kondisi yang sangat penting mengingat tuntutan harus mampu memberikan pelayanan yang baik juga harus mampu memberikan kinerja yang baik juga. Maka dari itu diperlukan dukungan dengan kompetensi aparatur yang handal. Mengingat urgensi dari kompetensi aparatur dalam proses pencapain tujuan, sementara keadaan aparatur yang terbatas, maka perlu dilakukan upaya pengembangan kompetensi aparatur agar dapat menyeimbangkan antara beban kerja dengan kompetensi aparatur, sehingga dengan pengembangan kompetensi aparatur diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap persoalan yang terus berkembang. Penulisan tesis dengan judul “Pengembangan Kompetensi Aparatur Perguruan Tinggi” merupakan sebuah studi kasus dengan rumusan masalah : Bagaimanakah pengembangan kompetensi tenaga kependidikan di Direktorat Pendidikan ITS? Dan; Apa sajakah yang merupakan penghambat dalam pengembangan kompetensi tenaga kependidikan di Direktorat Pendidikan ITS? Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif. Fokus penelitian ini: 1) Untuk mengetahui gambaran pengembangan kompetensi berdasarkan lima karakteristik kompetensi; dan 2) untuk mengetahui gambaran tentang faktor penghambat dalam pengembangan kompetensi. Penelitian ini dilakukan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, khususnya pada Direktorat Pendidikan ITS. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, dengan teknik analisis data dari Cresswell. Dalam menetapkan responden atau informan digunakan teknik pengambilan sampel snowball sampling dan purposive sampling. Informan terdiri dari: Wakil Direktur pada Direktorat Pendidikan ITS; Kepala Bagian Layanan Pendidikan pada Direktorat Pendidikan ITS; Kepala Subbagian Pemantauan dan Evaluasi Pendidikan ITS; Analis Perencanaan dan Pengembangan Pegawai ITS; 4 orang Pegawai dilingkungan Direktorat Pendidikan ITS. Hasil temuan dilapangan menyimpulkan bahwa dalam hal pengembangan pengetahuan, kebijakan pengembangan kompetensi dalam hal ini untuk meningkatkan pengetahuan pegawai dilakukan dengan cara formal dan pelatihan lainnya yaitu dengan tugas belajar dan ijin belajar kepada pegawai. Dalam hal pengembangan keterampilan, pengembangan kompetensi pegawai sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya, dengan diklat yang diikuti juga sudah menyesuaikan dengan kebutuhan, hanya pelaksanaan diklat tersebut belum menjadi kegiatan yang berkelanjutan. Selain itu pengembangan lain yang dilakukan dengan melakukan rotasi pegawai melalui kebijakan institut. Dalam hal konsep diri, pengembangan ini diberikan dalam bentuk melaksanakan program institut yaitu program 5S+S, dimana kegiatan tersebut membantu pegawai untuk bekerja lebih sistematis dan diharapkan pegawai dapat bekerja lebih baik. Dalam hal sifat, pengembangan lainnya untuk sifat atau watak pegawai diberikan dengan mendatangkan narasumber berupa pelatihan kepribadian dan motivasi kepada seluruh pegawai. Dalam hal motif, pengembangan motif pegawai tidak selalu diberikan melalui pendidikan dan pelatihan, melainkan dengan program pengembangan lain dengan mengikuti sebuah program seperti ITSProvement. Pengembangan kompetensi yang telah diberikan rata-rata sudah baik, meskipun begitu masih harus terus dilakukan perbaikan khususnya pada perencanaan yang baik dan berkelanjutan serta sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi pegawai. Kemudian usaha untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan perlu untuk lebih diintensifkan frekuensi pelaksanaannya, meskipun kondisi dilapangan para pegawai masih menunjukkan semangat kerjanya secara professional dan maksimal. Faktor-faktor yang menjadi penghambat kompetensi pegawai pada Direktorat Pendidikan ITS antara lain dari diri pribadi pegawai yang sebagian masih kurang termotivasi dan kemauan yang rendah untuk mengembangkan diri, kesempatan yang diberikan juga sangat jarang, kurangnya pelaksanaan pelatihan-pelatihan bagi pegawai, dan pendanaan untuk pelaksanaan pengembangan pegawai yang terbatas. Selain itu, salah satu faktor atau penyebab utama yang masih menyebabkan lemah dan rendahnya kompetensi yang ada di Direktorat Pendidikan ITS Surabaya juga ditentukan dari tingkat pendidikan pegawai, dimana sebagian besar masih didominasi oleh pegawai berpendidikan setara SMA. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah 1) Direktorat Pendidikan harus lebih memperhatikan kualitas pegawai dengan terus berupaya memberikan pelatihan-pelatihan kepada pegawai untuk menambah pengetahuan dan keterampilan pegawai, selain itu untuk tiga unsur terakhir yang membentuk kompetensi yaitu sifat, konsep diri dan motif untuk tetap terus diberikan pelatihan agar dapat memberikan dorongan semangat yang baik untuk pegawai; 2) Pengembangan kompetensi lebih dititik beratkan pada peningkatan kemampuan melalui jalur formal dengan jangka waktu yang panjang, memberikan kesempatan-kesempatan belajar yang didesain guna membantu pengembangan diri para pegawai dimana pengembangan diarahkan untuk menyiapkan pegawai dan juga untuk memegang tanggung jawab atas suatu jabatan atau pekerjaan dimasa yang akan datang; dan 3) Pelaksanaan rotasi pegawai hendaknya dilakukan secara periodik agar sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan rotasi tersebut.
English Abstract
The background of this research is the Government in this case as the organizer of public services has responsibility for public services provided to the community. Public services provided by the government to the community have a very important role. One of them is the public service provided by the government to its citizens, which is education. Education has an important role in advancing the lives of humanity. The Ministry of Research, Technology, and Higher Education is one of the government agencies that handle the field of Education, especially Higher Education (now the Ministry of Education and Culture). Sepuluh Nopember Institute of Technology (ITS) Surabaya is one of the state universities under the auspices of the Ministry of Research and Technology (now Kemdikbud). The Directorate of Education is one of the units within ITS, and which provides services to students. As a unit that provides services to students, the Directorate of Education continues to strive to develop by improving organizational governance and the quality of service to its stakeholders. To support quality services, we need the support and professionalism of HR. HR must continue to develop its quality to be able to keep up with the demands of the changing times. The quality of human resources can bring an organization to success and success is determined by the competence of its employees. Competency-based HR development is carried out to provide results that are in line with the goals and objectives of the organization with established performance standards. The issue of apparatus competence is a very important condition considering the demands must be able to provide good services must also be able to provide good performance as well. Therefore we need support with competent apparatus that is reliable. Considering the urgency of the apparatus competency in the process of achieving goals, while the state of the apparatus is limited, it is necessary to make efforts to develop apparatus competence to balance workload with apparatus competency, so that with the development of apparatus competence is expected to provide answers to problems that continue to develop. Thesis writing with the title "Competency Development of State University Apparatus" is a case study with the formulation of the problem: How is the development of educational staff competencies in the ITS Directorate of Education? And; What are the obstacles in the development of educational staff competencies in the ITS Directorate of Education? The research method used is a qualitative method with a descriptive approach. The focus of this research: 1) To find out the picture of competency development based on five competency characteristics; and 2) to find a picture of the inhibiting factors in competency development. This research was conducted at the Surabaya Sepuluh November Institute of Technology, specifically at the ITS Directorate of Education. Data collection was carried out through interviews, observation, and documentation techniques, with data analysis techniques from Cresswell. In determining respondents or informants used snowball sampling and purposive sampling techniques. The informants consisted of: Deputy Director at the ITS Education Directorate; Head of Education Services Section at the ITS Directorate of Education; Head of ITS Education Monitoring and Evaluation Subdivision; ITS Staff Planning and Development Analyst; and 4 employees in the ITS Education Directorate environment. The findings in the field conclude that in terms of knowledge development, competency development policies in this case to improve employee knowledge are carried out by formal means and other training, namely by learning assignments and study permits to employees. In terms of skills development, employee competency development has been carried out as it should, with the training that was followed also adjusted to the needs, only the implementation of the training has not become a sustainable activity. Also besides, other developments are carried out by rotating employees through institute policy. In terms of self-concept, this development is given in the form of implementing an institute program, the 5S + S program, where the activity helps employees to work more systematically and hopefully, employees can work better. In terms of nature, other developments for the nature or character of employees are given by bringing in the form of personality training and motivation to all employees. In terms of motives, the development of employee motives is not always provided through education and training, but with other development programs by following a program such as ITSProvement. The development of competencies that have been given on average is good, even though it still needs to be improved, especially in good and sustainable planning and following the needs of employee competency improvement. Then efforts to organize education and training need to be intensified more often, even though conditions in the field of employees still show enthusiasm for their work in a professional and maximum. Factors that hampered employee competence at the ITS Directorate of Education include personal employees who are still partly less motivated and have low willingness to develop themselves, opportunities are also very rare, lack of implementation of training for employees, and funding for implementation limited employee development. Also besides, one of the main factors or causes that still causes weakness and low competence in the ITS Surabaya Directorate of Education is also determined by the level of employee education, where most are still dominated by high school-educated employees. Recommendations that can be given are 1) The Directorate of Education should pay more attention to the quality of employees by continuing to provide training to employees to increase employee knowledge and skills, in addition to the last three elements that form competencies, namely nature, self-concept, and motive to continue to be provided training to provide good encouragement to employees; 2) Competency development is more focused on increasing ability through formal channels over a long period time, providing learning opportunities that are designed to assist the self-development of employees where development is directed to prepare employees and also to hold responsibilities for a position or job in the future which will come; and 3) Employee rotation should be carried out periodically to fit the objectives of the rotation.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0420030016 |
Uncontrolled Keywords: | pengembangan, kompetensi, pegawai, development, competence, employees |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management |
Divisions: | S2/S3 > Magister Manajemen Pendidikan Tinggi, Fakultas Ilmu Administrasi |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 21 Jan 2022 03:14 |
Last Modified: | 08 Oct 2024 08:20 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188622 |
Text
Ardiansyah Putra.pdf Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |