Pengaruh Penggunaan Microbubble dan Aerasi Difusi terhadap Tingkat Kelulushidupan dan Pertumbuhan pada Pendederan Ikan Lele (Clarias gariepinus) dengan Sistem Biofloc

Arif, Sofyan and Dr. Yunita Maimunah,, S.Pi, M.Sc and Ir. Heny Suprastyani,, MS (2021) Pengaruh Penggunaan Microbubble dan Aerasi Difusi terhadap Tingkat Kelulushidupan dan Pertumbuhan pada Pendederan Ikan Lele (Clarias gariepinus) dengan Sistem Biofloc. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ikan lele adalah salah satu spesies ikan air tawar yang menjadi sumber protein hewani sekaligus komoditas perikanan yang terus meningkat setiap tahunnya, sehingga diperlukan inovasi intensifikasi produksi. Salah satu inovasi ini adalah sistem biofloc. Guna mendukung keberhasilan sistem tersebut, maka dibutuhkan benih deder dengan kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang baik dan stabil. Faktor yang menentukan keberhasilan biofloc adalah sistem aerasi, karena kelemahan biofloc adalah membutuhkan oksigen yang sangat banyak. Teknologi gelembung mikro atau microbubble merupakan salah satu teknologi aerasi yang dapat digunakan untuk sistem biofloc. Telah dilakukan penelitian pada pada udang vaname yang dipelihara dengan sistem biofloc dengan kombinasi dua sistem aerasi, yaitu microbubble dan batu aerasi dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan dan kandungan oksigen terlarut yang lebih konsisten. Berdasarkan hal tersebut, kombinasi dua sistem aerasi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pendederan benih ikan lele. Penelitian dilaksanakan di unit pendederan benih ikan lele CV. Fishindo Akuatik, Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha, Universitas Brawijaya, Kota Malang pada November hingga Desember 2020, Metode penelitian adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Penelitian terdiri dari dua perlakuan, yaitu perlakuan aerasi difusi (K) dan kombinasi microbubble dan aerasi difusi (M). Data yang dikumpulkan terdiri berat dan panjang benih ikan lele, kualitas air (suhu, pH, dan oksigen terlarut), dan jumlah ikan. Pengambilan data berat dan panjang dilakukan setiap 5 hari sekali, kualitas air dilakukan setiap hari pukul 04.00 dan 14.00, serta jumlah ikan pada awal dan akhir. Parameter utama adalah specific growth rate (SGR), specific length rate (SLR), pertumbuhan berat dan panjang mutlak, serta berat dan panjang benih rata-rata. Parameter pendukung adalah kualitas air dan survival rate. Hasil penelitian pada parameter SGR rata-rata menunjukkan jika pada perlakuan M lebih tinggi daripada perlakuan K (p<0,05) dengan nilai 8.43 %/hari dan 5.97 %/hari. SLR rata-rata pada perlakuan M lebih tinggi daripada perlakuan K (p<0,05) dengan nilai 3,77 %/hari dan 2,76 %/hari. Pertumbuhan berat mutlak rata-rata pada perlakuan M lebih tinggi daripada perlakuan K dengan nilai 0,58 gr dan 0,32 gr. Pertumbuhan panjang mutlak rata-rata pada perlakuan M lebih tinggi daripada perlakuan K dengan nilai 0,98 cm dan 0,65 cm. Berat benih rata- rata perlakuan M pada hari ke-6, 11, dan 16 adalah 0,82 gr; 1,22 gr; dan 2,41 gr, sedangkan pada perlakuan K adalah 0,83 gr; 1,01 gr; dan 1,61 gr. Panjang benih rata-rata perlakuan M pada hari ke-6, 11, dan 16 adalah 4,45 cm; 5,12 cm; dan 6,79 cm, sedangkan pada perlakuan K adalah 4,40 cm; 4,57 cm; dan 5,76 cm. SR pada perlakuan M adalah 75,50%, sedangkan pada perlakuan K adalah 55,58%. Kualitas air perlakuan M pada parameter suhu, pH, dan oksigen terlarut rata-rata adalah 25,88oC; 8,32; dan 8,54 ppm, sedangkan pada perlakuan K adalah 24,21oC; 8,40; dan 7,66 ppm

English Abstract

Catfish is one of the freshwater fish species as a source for animal protein as well as a fishery commodity that it’s demand continues to increase every year, so innovation in intensive production system is needed. One of these innovations is the biofloc system. In order to support the success of that system, catfish seeds are needed with good and stable quality, quantity and continuity. The factor that determines the success of biofloc is the aeration system, because the weakness of biofloc is requires a lot of oxygen. Microbubble is one of the aeration technologies that can be used for biofloc systems. Research has been carried out on vaname shrimp reared with a biofloc system with a combination of two aeration systems, namely microbubble and aeration stone and has a positive impact on growth and more consistent dissolved oxygen content. Based on this, the combination of the two aeration systems can be used to increase the productivity and quality of catfish fry nursery. The research was carried out in the catfish nursery unit, CV. Fishindo Aquatic, Entrepreneurial Innovation and Incubator Agency, Brawijaya University, Malang City from November to December 2020, The research method was experimental with one factor Completely Randomized Design (CRD). The study consisted of two treatments, namely conventional aeration (K) and a combination of microbubble and conventional aeration (M). The data collected consisted of the weight and length of catfish fry, water quality (temperature, pH, and dissolved oxygen), and the number of fish. Data collection on weight and length is carried out every 5 days, water quality is carried out every day at 04.00 and 14.00, and the number of fish at the beginning and end. The main parameters were specific growth rate (SGR), specific length rate (SLR), absolute weight and length growth, and average seed weight and length. Supporting parameters are water quality and survival rate. The results of the study on the average SGR parameter showed that the M treatment was higher than the K treatment (p <0,05) with a value of 8.43%/day and 5.97%/day. The average SLR in treatment M was higher than treatment K (p<0,05) with values of 3.77%/day and 2.76%/day. The average absolute weight growth in the M treatment was higher than the K treatment with a value of 0,58 g and 0,32 g. The average absolute length growth in treatment M was higher than treatment K with values of 0,98 cm and 0,65 cm. The average seed weight of treatment M on days 6, 11, and 16 was 0,82 gr, 1.22 gr, and 2.41 gr, while in treatment K it was 0,83 gr, 1.01 gr, and 1.61 gr. The average seed length of treatment M on days 6, 11, and 16 was 4.45 cm, 5.12 cm, and 6.79 cm, while in treatment K it was 4.40 cm, 4.57 cm, and 5.76 cm. SR in treatment M was 75.50%, while in treatment K was 55.58%. The water quality of treatment M on the parameters of temperature, pH, and dissolved oxygen on average was 25.88 oC, 8.32, and 8.54 ppm, while in treatment K it was 24.21 oC, 8.40, and 7.66 ppm

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521080096
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 21 Jan 2022 01:46
Last Modified: 11 Oct 2024 07:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188588
[thumbnail of Sofyan Arif.pdf] Text
Sofyan Arif.pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item