Efektivitas Terapi Kombinasi Kunyit dan Madu Terhadap Kesembuhan Luka Insisi Pada Kulit Berdasarkan Gambaran Makroskopis dan Histopatologis.

Nugroho, Dara Rizki Zakiyyah and drh. M. Arfan Lesmana, M.Sc. (2021) Efektivitas Terapi Kombinasi Kunyit dan Madu Terhadap Kesembuhan Luka Insisi Pada Kulit Berdasarkan Gambaran Makroskopis dan Histopatologis. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Luka insisi (vulnus incisivum) merupakan salah satu bentuk luka yang disebabkan oleh benda tajam sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan. Kunyit dan madu memiliki bahan aktif berupa flavonoid yang bekerja sebagai antiinflamasi dengan menghambat NF-kB, COX-2 dan meningkatkan sintesis kolagen oleh fibroblast dalam kesembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian kombinasi kunyit dan madu terhadap kesembuhan luka insisi berdasarkan gambaran makroskopis dan histopatologis. Tikus Sprague-Dawley yang digunakan berjumlah 25 ekor, berjenis kelamin jantan berumur 3 bulan dengan berat badan 400 gram dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan terdiri dari kelompok K1, P1, P2, P3 dan P4. Kelompok K merupakan kelompok perlakuan tanpa pemberian terapi, kelompok P1 diberikan terapi gentamicin sulfate konsentrasi 0,1%, kelompok P2 diberikan terapi madu konsentrasi 1 ml, kelompok P3 diberikan terapi kunyit konsentrasi 100 mg/ml dan kelompok P4 diberikan terapi kombinasi kunyit dan madu dengan perbandingan 1:1. Sampel kulit pada area insisi dikoleksi untuk diproses menjadi preparat histopatologi dengan menggunakan pewarnaan Haematoxilin Eeosin (HE), kemudian diamati pada 5 lapang pandang dengan perbesarn 400x. Analisis data skoring Clinical Sign of Inflammation (CSI), jumlah sel radang, dan sel fibroblast dilakukan menggunakan uji statistik Kruskal Wallis, dimana uji tersebut menggunakan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) / p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi kombinasi kunyit dan madu tidak memengaruhi skoring CSI, jumlah sel radang, dan sel fibroblast secara signifikan (p > 0,05). Pada kelompok P4 dengan pemberian kombinasi kunyit dan madu diperoleh hasil bahwa nilai CSI dan sel radang lebih rendah dari kelompok lainnya dan nilai sel fibroblast lebih tinggi dari kelompok lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian terapi kombinasi kunyit dan madu memiliki gambaran proses kesembuhan luka yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok lainnya

English Abstract

An incision wound (vulnus incisivum) is a form of wound caused by a sharp object that causes tissue damage. Turmeric and honey have active ingredients in the form of flavonoids that work as anti-inflammatory by inhibiting NF-kB, COX-2 and increasing collagen synthesis by fibroblasts in wound healing. This study aimed to determine the effectiveness of the combination of turmeric and honey on incision wound healing based on macroscopic and histopathological view. The 25 Sprague- Dawley mice were used, male, weighing 400 grams, and 3 months old were randomly divided into 5 treatment groups consisting of groups K1, P1, P2, P3 and P4. Group K was the treatment group without therapy (negative control), group P1 was given gentamicin sulfate with a concentration of 0.1%, group P2 was given honey with a concentration of 1 ml, group P3 was given turmeric therapy with a concentration of 100 mg/ml, and group P4 was given combination therapy of turmeric and honey with a ratio of turmeric and honey amounted to 1:1 composition. Skin samples in the incision area were collected for processing into histopathological preparations by using Haematoxilin Eeosin (HE) staining, then observed in 5 fields of view with 400x magnification. Based on analysis of the Clinical Sign of Inflammation (CSI) scoring data, the number of inflammatory cells, and fibroblast cells was performed by using the Kruskal Wallis statistical test, where the test used a significance level of 95% (α = 5%) / P < 0.05. The results showed that the combination therapy of turmeric and honey did not significantly affect the CSI score, the number of inflammatory cells, and fibroblast cells (p > 0.05). In group P4 with the combination of turmeric and honey, the results showed that the CSI and inflammatory cell values were lower than the other groups and the fibroblast cell values were higher than the other groups. The result showed that the usage of turmeric and honey combination therapy had a better view of the wound healing process compared to other groups.

Other obstract

-

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0521130012
Uncontrolled Keywords:	kulit, luka insisi, flavonoid, kunyit, madu
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.08 Specific topics in animal husbandry > 636.089 Veterinary medicine
Divisions:	Fakultas Kedokteran Hewan > Kedokteran Hewan
Depositing User:	yulia Chasanah
Date Deposited:	19 Jan 2022 04:24
Last Modified:	24 Feb 2022 01:57
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188496

Text (DALAM MASA EMBARGO) - Dara Rizki Zakiyyah Nugroho.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (4MB)

Actions (login required)

View Item