Pemberian Karbon Organik Onggok Singkong pada Kondisi Miksotrofik terhadap Pertumbuhan, Kandungan Beta Karoten, Klorofil-a, Protein dan Asam Lemak Esensial Dunaliella sp

Antika, Prive Widya and Prof. Dr. Ir. Happy Nursyam,, M.S. and Dr. Ir. Arning Wilujeng Ekawati,, M.S. (2021) Pemberian Karbon Organik Onggok Singkong pada Kondisi Miksotrofik terhadap Pertumbuhan, Kandungan Beta Karoten, Klorofil-a, Protein dan Asam Lemak Esensial Dunaliella sp. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Mikroalga merupakan organisme fotosintetik yang memiliki pigmen klorofil yang mampu menghasilkan glukosa dan oksigen. Dunaliella sp. adalah salah satu jenis mikroalga hijau yang memiliki bentuk sel lonjong, bulat silindris, dan ellips. Dunaliella sp. dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami karena mudah dicerna (Tjokorde, et al., 2013). Kandungan nutrisi pada Dunaliella sp. yaitu protein (57%), karbohidrat (32%) dan lemak (6%). Faktor lingkungan mampu mempengaruhi pertumbuhan Dunaliella sp. diantaranya adalah unsur hara dalam media kultur serta kualitas air seperti salinitas, pH, suhu, dan intensitas cahaya yang optimum. Pada kultur secara miksotrofik mikroalga dalam pertumbuhannya melakukan proses fotosintesis dan menggunakan nutrisi karbon organik untuk menghasilkan energi. Penggunaan sumber karbon organik pada kultur mikroalga harus memenuhi kriteria yaitu murah, mudah disterilkan, serta mampu meningkatkan pertumbuhan mikroalga. Sehingga, pilihan sumber karbon organik untuk menumbuhkan Dunaliella sp. yaitu menggunakan onggok singkong. Onggok singkong tersedia dalam jumlah yang berlimpah sehingga mudah didapat, harganya murah, dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Nutrien utama onggok adalah karbohidrat sebesar 60-70%. Kandungan karbon organik pada onggok singkong masih sangat kompleks, agar mudah dimanfaatkan oleh Dunaliella sp. untuk pertumbuhannya maka dapat dilakukan pemecahan karbohidrat menjadi glukosa sederhana menggunakan hidrolisis dengan penambahan enzim a–amilase dan glukoamilase. Tujuan penelitian ini untuk menentukan konsentrasi enzim a-amilase dan glukoamilase terbaik untuk memecah karbohidrat dari onggok singkong menjadi glukosa serta menjelaskan pengaruh pemberian hidrolisat onggok singkong pada kondisi miksotrofik terhadap pertumbuhan, kandungan beta karoten, klorofil-a, protein dan asam lemak esensial Dunaliella sp. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap faktorial (RALF) pada penelitian tahap 1 dan rancangan acak lengkap (RAL) pada penelitian tahap 2. Penelitian memiliki 2 tahapan yaitu: (1) pengujian glukosa reduksi pada onggok singkong yang dihidrolisis dengan enzim a-amilase dan glukoamilase; (2) Pengaplikasian hidrolisat onggok singkong yang ditambahkan pada walne untuk kultur sistem miksotrofik jenis mikroalga Dunaliella sp. dan dilakukan pengujian pertumbuhan, kandungan beta karoten, klorofil-a, protein, dan asam lemak esensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi enzim a-amilase dan glukoamilase yang berbeda berpengaruh nyata terhadap hidrolisis onggok singkong dengan perlakuan hasil tertinggi yaitu interaksi enzim a-amilase 3,15 μl/g dan glukoamilase 2,10 μl/g menghasilkan kadar glukosa 37.202 mg/L. Pemberian dosis glukosa terbaik hasil dari hidrolisis onggok singkong pada kondisi miksotrofik untuk pertumbuhan Dunaliella sp. yaitu 0,28 g/L dengan hasil 1,039 hari-1, biomassa sebesar 0,859 g/L saat pemberian glukosa 0,26 g/L, kandungan beta karoten yaitu 18,474 μg/ml saat penambahan glukosa 0,25 g/L, kandungan klorofil-a yaitu 20,833 μg/ml saat penambahan glukosa 0,26 g/L, kandungan protein 33,90% saat penambahan glukosa 0,25 g/L, dan profil asam lemak esensial Dunaliella sp. saat pemberian glukosa 0,30 g/L didapatkan hasil EPA 12,66%, DHA 16,55%, Omega 3 13,16%, Omega 6 6,97%, Omega 9 9,63%. Pengukuran parameter kualitas air pada media pemeliharaan seperti suhu, pH, DO, nitrat dan fosfat diperoleh hasil masih dalam kisaran optimal. Berdasarkan penelitian ini dapat disarankan bahwa untuk mendapatkan pertumbuhan, kandungan beta karoten, klorofil-a, protein, dan asam lemak esensial Dunaliella sp. pada kondisi miksotrofik dengan penggunaan sumber karbon organik berupa glukosa dari hasil hidrolisis onggok singkong dapat digunakan dosis glukosa sebesar 0,30 g/L. Pengujian N dan P pada onggok singkong setelah dilakukan proses hidrolisis perlu dilakukan sebagai sumber makronutrien bagi pertumbuhan mikroalga.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0421080009
Uncontrolled Keywords: Onggok Singkong, Enzim, Betakaroten, Klorofil-a, Protein, Asam lemak, Dunaliella sp.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates
Divisions: S2/S3 > Magister Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 12 Jan 2022 02:12
Last Modified: 11 Oct 2024 07:27
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188196
[thumbnail of Prive Widya Antika.pdf] Text
Prive Widya Antika.pdf

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item