Pengaruh Penambahan Tepung Jamur Kuping (Auricularia Auricula) Dan Tepung Jamur Kuping Terfermentasi Terhadap Karakteristik Usus Ayam Pedaging

Churriyah, Rosyidatul and Prof. Dr. Ir. M. Halim Natsir,, S.Pt., MP., IPM., ASEAN Eng. (2021) Pengaruh Penambahan Tepung Jamur Kuping (Auricularia Auricula) Dan Tepung Jamur Kuping Terfermentasi Terhadap Karakteristik Usus Ayam Pedaging. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Feed additive merupakan bahan yang ditambahkan dalam pakan dengan jumlah sedikit yang berfungsi untuk meningkatkan performa dan kesehatan ternak, memacu perkembangan saluran pencernaan, serta meningkatkan efisiensi produksi ternak. Beberapa jenis feed additive yang sering digunakan pada industri peternakan ayam pedaging diantaranya ada antibiotik, probiotik, prebiotik, fitobiotik, enzim, dan asam organik. Penggunaan antibiotik pada pakan kini dilarang karena menimbulkan dampak buruk berupa residu pada produk ternak yang dapat membahayakan konsumen. Fitobiotik merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Jamur kuping (Auricularia auricula) adalah salah satu jenis tanaman yang berpotensi untuk dijadikan fitobiotik karena mudah didapatkan serta memiliki banyak manfaat bagi pertumbuhan, perkembangan saluran pencernaan, dan kesehatan ternak. Senyawa yang terkandung dalam jamur kuping (Auricularia auricula) diantaranya ada polisakarida, flavonoid, glikosida, alkaloid, minyak volatil, dan beberapa asam organik. Fermentasi merupakan salah satu xii teknologi pengolahan secara biologi dengan menggunakan inokulan yang mampu meningkatkan nilai nutrisi suatu bahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penambahan tepung jamur kuping dalam bentuk non fermentasi dan fermentasi pada pakan terhadap karakterisitik usus ayam pedaging. Penelitian dilakukan secara in vivo di Laboratorium Lapang Sumbersekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya pada bulan Oktober hingga November 2020, dilanjutkan dengan pembuatan preparat histopat di Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pengamatan karakteristik usus yang berupa pH digesta dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Gedung 3 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya sementara pengamatan jumlah, panjang, dan kedalaman kripta vili usus halus dilakukan di Laboratorium Biomol Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 192 ekor DOC ayam pedaging strain Cobb CP 707. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan pakan secara in vivo menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang dengan 2 faktor perlakuan. Faktor 1 adalah bentuk feed additive yang berupa tepung jamur kuping non fermentasi (F1) dan tepung jamur kuping fermentasi (F2). Faktor 2 adalah level penambahan aditif dalam pakan yaitu 0% (L0), 0,4% (L1), dan 0,8% (L2). Setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan dimana masing-masing ulangan terdiri dari 8 ekor ayam pedaging. Variabel yang diamati meliputi pH digesta, jumlah, panjang, serta kedalaman kripta vili usus halus bagian ileum. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan apabila terdapat hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung jamur kuping dengan bentuk yang berbeda xiii memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah vili usus halus dengan rata-rata jumlah vili usus halus pada bentuk non fermentasi sebesar 63,17±3,762 dan bentuk fermentasi sebesar 67,42±1,564, namun tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap pH digesta, panjang vili, dan kedalaman kripta. Perlakuan level penambahan tersarang pada bentuk tepung jamur kuping berbeda memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah vili dan panjang vili, namun tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap pH digesta dan kedalaman kripta. Rata-rata jumlah vili usus halus bagian ileum tertinggi yang dihasilkan oleh bentuk non fermentasi yaitu sebesar 68,00±2,062 pada level 0,8% sementara bentuk fermentasi menghasilkan rata-rata jumlah vili usus halus tertinggi sebesar 69,00±1,633 pada level 0,4%. Nilai rata-rata panjang vili usus halus bagian ileum tertinggi yang dihasilkan oleh bentuk non fermentasi yaitu sebesar 550,99±8,091 pada level 0,4% sementara bentuk fermentasi menghasilkan rata-rata panjang vili usus halus tertinggi sebesar 496,75±66,471 pada level 0,4%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung jamur kuping dalam bentuk fermentasi memberikan hasil yang lebih baik terhadap karakteristik usus ayam pedaging dibanding dengan bentuk tepung non fermentasi. Secara keseluruhan, level penambahan tepung jamur kuping terbaik pada bentuk non fermentasi yaitu sebesar 0,8%. Adapun pada bentuk tepung fermentasi, level penambahan yang menunjukkan hasil paling baik yaitu sebesar 0,4%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan jamur kuping sebagai fitobiotik bagi ayam pedaging dengan level dan bentuk yang berbeda misal dalam bentuk ekstrak yang dienkapsulasi.

English Abstract

The purpose of this research was to evaluate the effect of wood ear mushroom (Auricularia auricula) flour either with fermentation or without fermentation as feed additive on the intestinal characteristics of broiler. The material used was 192 broiler Cobb CP 707 that reared for 35 days. The method of this research was in vivo feed trial using Completely Randomized Nested Design with 6 treatments that divided into 2 kinds (F1: flour without fermentation and F2: flour with fermentation) and 3 levels of addition (L0: 0%, L1: 0,4%, and L2: 0,8%). Each treatment was replicated 4 times. The variables measured were pH of digesta, ileum villous number, length, and crypt depth. The data was analyzed by ANOVA (Analysis of Variance) and Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the different kinds of wood ear mushroom flour give a highly significant effect (P<0,01) on ileum villous number, but did not give a significant effect (P>0,05) on pH of digesta, ileum villous length, and crypt depth. The added level treatments give a highly significant effect (P<0,01) on ileum villous number and length, but did not give a significant effect (P>0,05) on pH of digesta and crypt depth. It concluded that the fermented wood ear mushroom flour gave the best result on the intestinal characteristic of broiler. The best level of addition in non fermented wood ear mushroom flour is 0,8% meanwhile in fermented wood ear mushroom flour is 0,4%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521050061
Uncontrolled Keywords: Auricularia auricula, fermentation, intestinal characteristic.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 10 Jan 2022 04:18
Last Modified: 23 Feb 2022 03:02
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188041
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rosyidatul Churriyah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item