Pengalaman Perawat Dalam Pemberian Terapi Rehabilitasi Pada Remaja Pengguna NAPZA

Raharjo, Puguh and Dr. Kumboyono,, S.Kep.,Ns.,M.Kep, Sp.Kep.Kom and Dr. Yati Sri Hayati,, S.Kp., M.Kes (2021) Pengalaman Perawat Dalam Pemberian Terapi Rehabilitasi Pada Remaja Pengguna NAPZA. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penyalahgunaan NAPZA semakin hari semakin mengalami peningkatan. Salah satu kelompok masyarakat yang diidentifikasi sebagai penyalahguna NAPZA adalah remaja. Masa remaja adalah tahap perkembangan yang kritis dan rentan di mana perubahan signifikan terjadi pada tubuh, otak, lingkungan, dan sosialisasi remaja, yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap penggunaan NAPZA, perkembangan kecanduan, dan gangguan kejiwaan. Akibat dari penggunaan NAPZA mempengaruhi baik fisik maupun psikologis, oleh karena itu dibutuhkan terapi rehabilitasi untuk menyembuhkan. Peningkatan kasus penyalahgunaan NAPZA pada remaja yang hingga saat ini masih menjadi perhatian banyak pihak serta masih banyaknya kejadian kekambuhan pasien menjadi alasan bagi peneliti untuk mengetahui lebih jauh pengalaman perawat dalam melakukan program terapi rehabilitasi pada remaja pengguna NAPZA. Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam pemberian program terapi rehabilitasi remaja pengguna NAPZA. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu mengeksplorasi perasaan perawat saat melakukan terapi rehabilitasi, upaya yang dilakukan, hambatan yang ditemukan dan harapan dari perawat rehabilitasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk memahami secara mendalam tentang fenomena pengalaman perawat dalam pemberian program terapi rehabilitasi remaja pengguna NAPZA. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang perawat di Klinik Rehabilitasi Narkoba Hayunanto Medical Center (HMC), Kecamatan DAU, Kabupaten Malang. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu (1) perawat yang berpendidikan minimal D3 Keperawatan, (2) masa kerja dibidang rehabiitasi NAPZA minimal 1 tahun dan pernah merawat klien remaja dengan ketergantungan NAPZA, (3) mampu berkomunikasi dengan baik dan (4) bersedia menjadi informan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam secara langsung oleh peneliti dengan menggunakan acuan pedoman wawancara. Proses wawancara dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yaitu menjaga jarak dan memakai masker. Hasil wawancara yang telah diperoleh selanjutnya ditranskripsikan oleh peneliti untuk dianalisis. Analisis hasil penelitian ini menggunakan pendekatan analisis diskriptif. Hasil analisis data didapatkan 10 tema yaitu: (1) Perawat merasa prihatin ketika menghadapi remaja pengguna NAPZA, (2) Perawat merasa bahagia ketika berhasil menyembuhkan pasien melalui program rehabilitasi, (3) Perawat merasa frustasi melihat pasien yang kambuh dan harus direhabilitasi kembali, (4)viii Perawat merasa tertantang untuk mengabdikan diri bekerja di tempat rehabilitasi NAPZA, (5) Kunci keberhasilan perawatan rehabilitasi NAPZA adalah lebih banyak melakukan pengkajian dan komunikasi, (6) Perawat menggunakan berbagai pendekatan untuk mengatasi hambatan selama rehabilitasi pasien, (7) interaksi dengan pasien tetap dilakukan melalui rawat jalan dan home visit sebagai upaya bina lanjut, (8) Perawat merasa kesulitan untuk memahami aspek holistik pasien saat rehabilitasi, (9) Perawat merasakan perlunya keterlibatan berbagai pihak dalam mengatasi penyalahgunaan NAPZA, (10) Perawat merasakan perlunya meningkatkan intervensi yang melibatkan media sosial. Perawat merasa heran, kasihan dan sedih melihat remaja yang menggunakan NAPZA. Rema yang seharusnya mempersiapkan masa depan justru terjerumus menggunakan NAPZA. Hal tersebut juga membuat perawat merasa sedih dan miris melihat remaja usia produktif tetapi mengalami kecanduan. Perawat merasa berhasil saat remaja yang pernah menggunakan NAPZA tidak mengalami kecanduan atau mengalami kekambuhan kembali. Perasaan bangga sebagai perawat rehabilitasi muncul saat terapi yang diberikan berhasil. Perawat juga bersyukur ketika remaja dapat sembuh dari kecanduan NAPZA sehingga mampu produktif kembali. Perasaan frustasi muncul ketika perawat menjumpai pasien kambuh kembali dan harus direhabilitasi. Peristiwa kekambuhan yang berulangkali membuat perawat merasa gagal dalam melakukan rehabilitasi. Perawat memiliki motivasi sebagai perawat rehabilitasi karena merasa tertantang untuk mengabdikan dirinya untuk merehabilitasi orang-orang dengan kecanduan NAPZA. Perawat perlu melakukan pengkajian dengan menggunakan metode komunikasi yang sesuai dengan pasien. Perawat berusaha menggunakan komunikasi efektif dan sikap yang ramah selama melakukan perawatan. Perawat tetap melakukan bina lanjut setelah rehabilitasi untuk mencegah kekambuhan. Interaksi dengan pasien tetap dlakukan dengan rawat jalan atau kontrol sesuai jadwal yang telah ditentukan. Perawat menemui berbagai hambatan selama melakukan perawatan rehabilitasi pada remaja. Pasien remaja dengan NAPZA mengalami berbagai perubahan baik pada aspek biologis, psikologis dan juga sosial. Pasien sering berbohong sehingga menyulitkan saat pengkajian. Perawat merasa jika masalah penyelahgunaan NAPZA ini cukup sulit untuk diselesaikan sehingga berharap perlunya keterlibatan berbagai pihak. Perawat juga berharap bagi tenaga medis yang bekerja di rehabilitasi napza berusaha untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan intervensi. Selain itu juga melibatkan media sosial sebagai media intervensi yang lebih mudah diakses remaja

English Abstract

Drug abuse in society is usually associated with social problems, education, safety, and public health are still low. One of the community groups identified as drug abusers are teenagers. Adolescence is a critical and vulnerable developmental stage in which significant changes occur in the body, brain, environment, and socialization of adolescents, which can increase susceptibility to drug use, the development of addiction, and psychiatric disorders. The consequences of drug use affect both physically and psychologically, therefore rehabilitation therapy is needed to heal. The increase in cases of drug abuse in adolescents, which is still the concern of many parties and the many cases of patient relapse, are reasons for researchers to find out more about the experience of nurses in conducting rehabilitation therapy programs for adolescent drug users. The general purpose of this study was to explore the experience of nurses in providing rehabilitation therapy programs for drug users. The specific purpose of this study was to explore the feelings of nurses during rehabilitation therapy, the efforts made, the obstacles found and the expectations of the rehabilitation nurses. This study is a qualitative research with a phenomenological approach to understand in depth the phenomena of nurses' experiences in providing rehabilitation therapy programs for drug users. The participants in this study were 6 nurses who were in the Hayunanto Medical Center (HMC) Drug Rehabilitation, DAU District, Malang Regency. The inclusion criteria in this study were (1) nurses with a minimum education of D3 Nursing, (2) a minimum of 1 year working period in drug rehabilitation and having treated adolescent clients with drug dependence, (3) able to communicate well and (4) willing to be an informant. Data collection was carried out using in-depth interviews directly by researchers using interview guidelines as a reference. The interview process was carried out while still implementing health protocols, maintaining distance and wearing masks. The results of the interviews that have been obtained were then transcribed by the researchers for analysis. The results of the analysis of this study obtained 10 themes, are: (1) Nurses feel concerned when dealing with adolescent drug users, (2) Nurses feel happy when successfully curing patients through rehabilitation programs, (3) Nurses feel frustrated seeing patients who have relapsed and must be rehabilitated, (4) Nurses feel challenged to devote themselves working in a drug rehabilitation center, (5) The key to successful drug rehabilitation treatment is more assessment and communication, (6) nurses use various approaches tox overcome obstacles during patient rehabilitation, (7) interaction with patients is still carried out through outpatient and home visits as an effort to develop further, (8) Nurses find it difficult to understand the holistic aspects of patients during rehabilitation, (9) Nurses feel the need for involvement of various parties in overcoming drug abuse, (10) Nurses feel the need to increase interventions that involve social media. Based on the study, nurses were surprised, sorry and sad to see teenagers using drugs. It also makes nurses feel sad and sad to see teenagers of productive age but experiencing addiction. Nurses feel successful when adolescents who have used drugs do not experience addiction or relapse. Feelings of pride as a rehabilitation nurse arise when the therapy given is successful. Nurses are also grateful when teenagers can recover from drug addiction so that they can be productive again. Feelings of frustration arise when nurses find patients relapse and must be rehabilitated. Recurrence events that repeatedly make nurses feel failed in rehabilitation. Nurses are motivated as rehabilitation nurses because they feel challenged to devote themselves to rehabilitating people with drug addiction. Nurses need to conduct assessments using appropriate communication methods with patients. Nurses try to use effective communication and a friendly attitude during care. Nurses continue to do follow-up after rehabilitation to prevent recurrence. Interaction with patients is still carried out by outpatient or control according to a predetermined schedule. Nurses encounter various obstacles during adolescent rehabilitation care. Adolescent patients with drugs experience various changes in both biological, psychological and social aspects. Patients often lie, making it difficult to assess. Detox therapy which is done through infusion often gets stuck because of the patient's mobility and breaks easily because the blood vessels in drug users are thinner due to the influence of substances. Nurses feel that the problem of drug abuse is quite difficult to solve, so they hope that the involvement of various parties is needed. Nurses also hope that medical personnel who work in drug rehabilitation will try to improve their ability to intervene. In addition, it also involves social media as an intervention media that is more accessible to teenagers

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 042106
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 610 Medicine and health > 610.7 Education, research, nursing, services of allied health personnel > 610.73 Nursing and services of allied health personnel
Divisions: S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 05 Jan 2022 02:27
Last Modified: 23 Feb 2022 08:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/187833
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Puguh Raharjo.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item