Pramono, Agus Adi and Prof.Dr.,Ir.Suhardjono, MP,d.,Dipl.HE and Ir.Moh.Sholichin, MT.,Ph.D (2021) Kajian Tata Air Pengembangan Daerah Rawa Petung di Provinsi Kalimantan Timur. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Rawa merupakan dataran basah yang selalu digenangi oleh air. Adanya genangan air pada dataran rawa merupakan hasil dari sistem drainase yang buruk dan letak rawa selalu lebih rendah dibandingkan dengan sekelilingnya. Rawa biasa dijumpai di daerah muara sungai yang berdekatan dengan laut. Rawa dapat difungsikan sebagai pertanian jika dilakukan pengelolaan air yang tepat. Pengelolaan air yang dimaksud adalah mengelola sistem drainase pada lahan rawa agar dapat ditumbuhi oleh tanaman, terutama pada rawa pasang surut yang sistem irigasinya juga dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Namun, pengaturan drainase di lahan rawa dinilai cukup sulit karena dapat berpotensi terjadi drainase yang berlebihan (over drained). Over drained merupakan kondisi yang umum terjadi di lahan rawa akibat dari pengelolaan drainase yang tidak baik. Akibat dari terjadinya over drained dalam jangka Panjang adalah dapat menyebabkan kekeringan lahan yang berpotensi menimbulkan kebakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui titik – titik lahan yang mengalami drainase yang berlebihan (over drained) pada DIR Petung sehingga dapat ditentukan solusi yang tepat agar tidak menimbulkan dampak yang serius. Maka, dilakukan analisa terhadap saluran – saluran drainse di DIR Petung, untuk dapat mengestimasi apakah lahan-lahan pertanian yang berada di Saluran Induk I dan II DIR Petung mengalami over drained atau tidak. Perencanaan diawali dengan melakukan survey lokasi untuk mengetahui kondisi dan dimensi saluran, serta untuk mendapatkan data – data penunjang untuk analisa, seperti data klimatologi, data hujan, dan data pasang surut air laut. Kemudian dilakukan analisa hidrologi untuk mendapatkan debit modulus drain. Setelah itu, dilakukan penginputan data pada aplikasi Hec Ras untuk mendapatkan permodelan profil muka air saluran. Setelah mendapatkan profil muka air saluran, maka dapat dilakukan perhitungan tinggi muka air tanah. Selanjutnya dilakukan penggambaran skema ilustrasi penampang melintang dari saluran dan lahan untuk mendapatkan profil muka air saluran dan air tanah, sehingga dapat menyimpulkan apakah ada lahan yang mengalami drainase yang berlebihan (over drained). Hasil yang didapatkan dari analisa ini adalah lahan yang mengalami drainase yang berlebihan (over drained), mayoritas berada di wilayah hulu. DIR Petung merupakan daerah rawa pasang surut yang tidak memiliki bangunan pengatur berupa tabat atau pintu air, sehingga jalannya air tidak dapat terpantau dan merata. Pada wilayah hilir, masih terpengaruh oleh pasang surut air laut, sehingga muka air tanahnya masih dapat terisi cukup tinggi. Pada wilayah hulu, potensi untuk juga mendapatkan pengaruh dari pasang surut air laut semakin kecil dan hanya dapat mengandalkan dari curah hujan. Dengan tidak adanya pintu air / tabat pada saluran, maka tidak dapat volume pembuangan air tidak dapat dipantau dan diatur, sehingga lahan pada wilayah hulu lebih rentan terjadi over drained akibat pembuangan air yang berlebihan
English Abstract
Swamp is a wetland that always been inundated by water. The water stagnant is caused by the bad management of the drainage system and swamp area has the lowest elevation among the environment around it. Swamp area usually seen at the debouchment that close to the sea. Swamp area can be used for farming area if it has a proper water management system. One of the water management that has to be done is managing the drainage system so plants can be vegetate, especially at tidal marsh area. However, water management at the swamp area is hard to do and can be potentially become over drained in some areas. The bad impact of over drained in long term could be causing dryness and becoming wildfire someday. The aim of this study is to locate the potential areas that are able to occur over drained at Petung Swamp Irrigation System and able to find solutions of the problems before it gets harder to handle. Therefore, analyzing all the drainage channels at Main Channel I and II is a must to be done, so the conclusion whether the irrigation areas run into over drained condition or not. The first step to do is doing location survey to know the condition and dimension of the channel, finding some supporting data for further analysis such as, climatology data, rainfall data, and tidal data. Those data are intended for hydrology analysis to get modulus drain discharge. After having the modulus drain data, the next step is doing the data input to Hec Ras application to get the result of water channel profile of all channels. After getting the water profile of the channel, analyzing the groundwater level could be done and we meet the conclusion whether the channel is having over drained or not. The result of this study is the areas of Petung Swamp Irrigation that mostly having over drained condition are at the headwaters Petung Swamp Irrigation area is a tidal marsh area that has no floodgates, so the water journey couldn’t be occur and not evenly distributed. In the downstream area, the irrigation area still affected by the tide, so the groundwater level can fulfil the soil of the downstream areas. At the headwaters, the tide affection is lower than at the downstream areas so it only depends on the rainfall. The unavailability of the floodgates, the drain volume couldn’t be managed, so the headwaters are susceptible having the over drained condition
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 042107 |
Uncontrolled Keywords: | irigasi rawa, over drained, rawa pasang surut, muka air tanah,swamp irrigation, over drained, tidal marsh, groundwater level |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering |
Divisions: | S2/S3 > Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 03 Jan 2022 03:16 |
Last Modified: | 09 Oct 2024 03:28 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/187736 |
Text
Agus Adi Pramono.pdf Download (25MB) |
Actions (login required)
View Item |