Asmanik, - and Prof. Dr. Ir. Happy Nursyam,, M. S and Dr. Ir. Maheno Sri Widodo,, M. S and Dr. Ir. Arning Wilujeng Ekawati,, M. S (2020) Variasi kandungan n-3 HUFA pada pakan buatan untuk pematangan gonad induk betina ikan Cobia (Rachycentron canadum). Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pakan yang biasa digunakan untuk pematangan gonad induk ikan Cobia adalah “pakan alami” berupa ikan segar dan cumi-cumi. Beberapa kekurangan dari “pakan alami” adalah kualitasnya tidak stabil, harga berfluktuasi dan ketersediaannya tidak kontinyu. Beberapa hasil penelitian tentang induk Cobia adalah prosentase telur yang mengapung akan menurun karena peningkatan jumlah total n-3 HUFA; kebutuhan n-3 HUFA dalam pakan buatan sebaiknya lebih tinggi dari 1,86 % berat kering dan kandungan AA (0,42 – 0,60 % berat kering) dapat menurunkan derajat pembuahan; prosentase blastomer abnormal akan meningkat dengan peningkatan kandungan asam lemak 18:2n-6, 18:3n-3 pada telur Cobia, tetapi akan menurun dengan peningkatan rasio DHA/EPA dan kandungan lysine. Berdasarkan informasi sebelumnya dan masih terbatasnya informasi tentang formulasi pakan untuk pematangan gonad induk betina ikan Cobia, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemberian asam lemak essensial pada pakan buatan untuk induk betina ikan Cobia dalam rangka mengembangkan formulasi pakan berdasarkan kebutuhan fisiologis ikan tersebut. Tujuan penelitian adalah 1). Menganalisis perkembangan gonad ikan Cobia betina hasil budidaya pada berbagai umur sebagai acuan penentuan waktu pemberian pakan buatan yang tepat dalam mendukung proses pematangan gonad; 2). Menganalisis GSI, ukuran diamater oocyte, jumlah oocyte, TKG, POV dan POM pada induk betina ikan Cobia setelah pemberian variasi level n-3 HUFA dalam pakan buatan; 3). Memprediksi jalur pematangan gonad ikan Cobia betina dengan stimulasi n-3 HUFA melalui analisis in silico. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan. Penelitian tahap ke-1 adalah pengamatan perkembangan ovary ikan Cobia dari berbagai umur. Sampel ikan Cobia betina dengan umur 3, 6, 9, 12 dan 15 bulan (masing-masing 3 ind.) diambil dari KJA BBPBL Lampung. Parameter yang diamati adalah BW, berat gonad, TL, kandungan hormon FSH, pengamatan sel basophil () pada pituitary dan pengamatan histologi ovary. Penelitian tahap ke-2 adalah formulasi pakan. Tahapannya adalah analisis komposisi kimia bahan pakan dan formulasi pakan. Evaluasi komposisi kimia bahan pakan meliputi analisis proksimat dan asam lemak pada PSDF, SCLP, SLP, FSP, CSFO dan ikan Kurisi segar. Pakan buatan dibuat isoprotein (43 %), isolemak (16%) dan isoenergi (417 kkal/100 g). Pakan buatan yang dibuat adalah pakan P1 (kandungan n-3 HUFA 2,82 % berat kering) dan pakan P2 (kandungan n-3 HUFA 2,76 % berat kering). Selanjutnya dilakukan analisis proksimat dan asam lemak (pada bulan ke-0, bulan ke-1 dan bulan ke-2, masing-masing dengan 2 kali ulangan) terhadap pakan buatan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan komposisi kimia pada pakan uji. Analisis data dengan menggunakan one way anova dan uji Tukey. Penelitian tahap ke-3 adalah pengujian pakan selama 7 minggu. Tahapannya adalah persiapan hewan uji dan aplikasi pakan buatan. Hewan uji adalah induk ikan cobia betina berukuran 3 kg berumur 9 bulan dan berasal dari hasil pemijahan pada kelompok yang sama. Pelaksanaan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Induk Cobia dipelihara dalam bak terkontrol berkapasitas 15 m3 dengan air mengalir. Perlakuan pakan adalah pemberian pakan P1, pakan P2 dan pakan kontrol (ikan Kurisi segar), sehingga disediakan tiga bak terkontrol dan masing – masing bak diisi 16 ekor induk (semua induk di tagging). Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari (pagi – pukul 08.00 WIB dan sore – pukul 17.00 WIB). Induk diberi pakan sampai kenyang (jumlah pakan buatan yang diberikan adalah ± 3 % BW. Jumlah pemberian pakan ikan Kurisi yaitu 3,5 kali jumlah pakan buatan). Pengambilan sampel darah untuk pengukuran kandungan Vtg dilakukan pada minggu ke-0, ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5 dan ke- 6. Pengambilan organ ovary dan hati untuk pengukuran kandungan asam lemak pada ovary dan hati, GSI, diameter oocyte, POV, POM, jumlah oocyte dan TKG) dilakukan pada minggu ke-0, minggu ke-3 dan minggu ke-6. Masing-masing dilakukan dengan 3 kali ulangan. Analisis data menggunakan one way anova dan uji Tukey. Uji korelasi dilakukan antara kandungan DHA, EPA, AA, n-3 HUFA, rasio EPA/AA, DHA/AA, DHA/EPA, n-3/n-6 pada ovary dan hati terhadap beberapa parameter perkembangan gonad (kandungan Vtg, GSI, diameter oocyte, POM, jumlah oocyte dan TKG). Pengambilan data kualitas air dilakukan setiap hari yaitu pada pukul 14. 00 WIB dan pukul 02.00 WIB. Parameter yang diamati adalah suhu, DO, pH dan kandungan amonia. Analisis data kualitas air dilakukan secara deskriptif. Penelitian tahap ke-4 adalah analisis in silico. Tahapannya adalah karakterisasi DHA, EPA dan AA serta molecular docking. Karakterisasi ketiga asam lemak dengan menggunakan program PubCHEM dan SwissADME. Proses molecular docking menggunakan software PyRx sehingga diperoleh nilai binding affinity (RMSD harus nol). Hasil divisualisasikan secara 3D dan 2D menggunakan software Discovery Studio. Hasil penelitian tahap ke-1 adalah perkembangan ovary ikan Cobia pada umur 3 dan 6 bulan adalah mencapai tahap previtellogenesis, dimana ovary didominasi oleh oocyte chromatin nucleus (CN) (26,93 ± 7,72 % dan 2,47 ± 0,42 %), oocyte perinucleolar (P) (73,07 ± 7,72 % dan 95,34 ± 0,44 %), oocyte cortical alveoli (CA) (0,00 ± 0,00 % dan 2,19 ± 0,03 %) serta belum berkembang oocyte vitellogenic (V) dan mature (M). Perkembangan ovary pada umur 9 bulan adalah mencapai tahap vitellogenesis, dimana terdiri dari oocyte V (5,62 ± 1,72 %) dan oocyte M (0,98 ± 0,37 %), selain itu masih terdapat oocyte CA (3,91 ± 0,43 %), oocyte P (78,72 ± 5,11 %) dan oocyte CN (10,77 ± 4,42 %). Perkembangan ovary pada umur 12 bulan adalah mencapai tahap post ovulation, dimana masih terdapat oocyte M (0,74 ± 0,86 %) dan oocyte pada tahap previtellogenesis (oocyte P = 85,42 ± 5,21 % ; oocyte CN = 13,84 ± 5,47 %). Perkembangan ovary pada umur 15 bulan adalah mencapai tahap 1’ sequential previtellogenesis, dimana oocyte yang berkembang adalah oocyte P (87,60 ± 8,42 %) dan oocyte CN (12, 21 ± 8,59 %). Berdasarkan hasil tersebut maka pemberian pakan buatan untuk mendukung proses pematangan gonad pada ikan Cobia betina dapat dimulai pada umur 9 bulan dimana mulai terjadi proses vitellogenesis. Hasil penelitian tahap ke-2 adalah pakan yang isoprotein (43 %), isolemak (16 %) dan isoenergi (417 kkal/100g) berdasarkan hasil analisis proksimat antara pakan P1 (43,28 ± 0,57 % ; 16,11 ± 0,28 % ; 417,23 ± 0,17 kkal/100 g) dan pakan P2 (43,50 ± 0,51 % ; 16,62 ± 0,36 % ; 416,90 ± 0,06 kkal/100 g). Hasil uji anova terhadap hasil analisis proksimat pada bulan ke-0, ke-1 dan ke-2 adalah pada pakan P1 tidak ada perubahan yang nyata pada kadar air, abu, lemak, protein, energi dari lemak, energi total dan karbohidrat selama 2 bulan penyimpanan pada suhu ruang 17ºC. Hasil uji anova dari hasil analisis proksimat pada pakan P2 adalah tidak ada perubahan yang nyata pada kadar abu, lemak, energi dari lemak dan energi total selama 2 bulan penyimpanan; yang menunjukkan perubahan adalah pada kadar air, protein dan karbohidrat. Kadar air dan kandungan karbohidrat mengalami peningkatan dari bulan ke-0 s/d bulan ke-2. Kadar air pada bulan ke-2 (5,47 ± 0,01 %) adalah berbeda nyata dengan kadar air pada bulan ke-0 (5,17 ± 0,04 %). Sedangkan kadar air pada bulan ke-1 (5,24 ± 0,09 %) adalah tidak berbeda nyata baik dengan kadar air pada bulan ke- 0 maupun bulan ke-2. Kandungan karbohidrat pada bulan ke-2 (25,62 ± 0,74 %) adalah berbeda nyata dengan kandungan karbohidrat pada bulan ke-0 (23,33 ± 0,01 %). Sedangkan kandungan karbohidrat pada bulan ke-1 (24,89 ± 0,15 %) adalah tidak berbeda nyata baik dengan kandungan karbohidrat pada bulan ke-0 maupun bulan ke-2. Persentase protein mengalami penurunan dari bulan ke-0 s/d bulan ke-2. Presentase protein pada bulan ke-2 (41,42 ± 0,52 %) adalah berbeda nyata dengan persentase protein pada bulan ke-0 (43,50 ± 0,51 %). Sedangkan persentase protein pada bulan ke-1 (42,67 ± 0,21 %) adalah tidak berbeda nyata baik dengan persentase protein pada bulan ke-0 maupun bulan ke-2. Berdasarkan hasil ini menunjukkan pakan P1 bersifat lebih stabil daripada pakan P2. Perbedaan kandungan n-3 HUFA antara pakan P1 dan pakan P2 tidak terlalu besar yaitu 0,062 %. Namun karena komposisi bahan penyusunnya berbeda, maka berpengaruh pada rasio dari DHA/EPA, EPA/AA, DHA/AA dan n- 3/n-6. Berdasarkan hasil uji anova dari hasil analisis asam lemak pakan menunjukkan bahwa kandungan DHA, EPA, AA dan n-3 HUFA tidak menunjukkan adanya perubahan yang nyata selama 2 bulan penyimpanan baik pada pakan P1 maupun pakan P2. Hasil penelitian tahap ke-3 adalah berdasarkan hasil uji anova terlihat bahwa perlakuan pakan berpengaruh terhadap POM. POM tertinggi terdapat pada perlakuan pakan kontrol (7,68 ± 1,07 %), sedangkan POM terendah terlihat pada perlakuan pakan P2 (4,27 ± 0,52 %). POM perlakuan pakan P1 (5,18 ± 1,86 %) tidak berbeda nyata baik dengan POM perlakuan pakan kontrol maupun POM perlakuan pakan P2. POM perlakuan pakan kontrol berbeda nyata dengan POM perlakuan pakan P2. Tidak ada perbedaan yang nyata pada GSI, diameter oocyte, jumlah oocyte, TKG, POV dan kandungan Vtg antara perlakuan pakan P1, P2 dan kontrol. Hasil ini dapat diartikan bahwa untuk pematangan gonad induk betina ikan Cobia dengan menggunakan pakan kontrol (ikan Kurisi segar) dapat digantikan dengan penggunaan pakan buatan (pakan P1). Berdasarkan hasil uji korelasi antara kandungan beberapa asam lemak ovary dengan beberapa parameter perkembangan ovary (kandungan Vtg, GSI, diameter oocyte, jumlah oocyte, TKG, dan POM) menunjukkan bahwa n-3 HUFA berkorelasi sempurna (+) terhadap semua parameter perkembangan ovary. DHA berkorelasi kuat (+) terhadap POM, selain itu berkorelasi sempurna (+) terhadap diameter oocyte, GSI, TKG, jumlah oocyte dan kandungan Vtg. EPA berkorelasi sedang (+) terhadap semua parameter pematangan gonad. AA berkorelasi kuat (+) terhadap diameter oocyte, GSI dan POM; berkorelasi sempurna (+) terhadap kandungan Vtg dan berkorelasi sedang (+) terhadap TKG dan jumlah oocyte. Rasio EPA/AA tidak berkorelasi dengan parameter perkembangan ovary. Rasio DHA/AA berkorelasi kuat (+) terhadap TKG dan tidak berkorelasi dengan GSI, diameter oocyte, jumlah oocyte, POM dan kandungan Vtg. Rasio DHA/EPA berkorelasi kuat (+) terhadap GSI, TKG dan jumlah oocyte, serta tidak berkorelasi terhadap diameter oocyte, POM dan kandungan Vtg. Rasio n-3/n-6 berkorelasi sedang (+) terhadap POM dan tidak berkorelasi terhadap GSI, TKG, jumlah oocyte, diameter oocyte dan kandungan Vtg. Berdasarkan hasil uji korelasi terlihat bahwa kandungan n-3 HUFA ovary khususnya DHA mempunyai korelasi (+) yang tinggi dalam mendukung proses pematangan ovary dibandingkan dengan EPA dan AA (asam lemak dari kelompok n-6), namun perlu diperhatikan rasio diantara ketiga asam lemak tersebut dan rasio n-3/n-6. Hasil penelitian tahap ke-4 adalah karakterisasi DHA, EPA dan AA berdasarkan nilai gastrointestinal absorption adalah tinggi dan tidak bersifat toksik (LD50 = 10000 mg/kg). Hasil molecular docking adalah DHA mempunyai aktivitas pengikatan yang tinggi dengan reseptor Lpl, Fatp, Fabp dan Mttp apabila dibandingkan dengan EPA dan AA. Berdasarkan hasil analisis in silico, jalur pematangan gonad ikan Cobia betina adalah melalui stimulasi n-3 HUFA dengan aktivitas DHA yang lebih besar daripada EPA dan AA melalui jalur lipidasi oocyte dengan cara aktivasi asam lemak dan komplek multi-enzimatik dan jalur lipidasi Vtg melalui Mttp. Kebaruan penelitian adalah 1). Rentang suhu dan umur kematangan gonad: ikan Cobia betina hasil budidaya yang dipelihara pada suhu 28 – 30 °C mulai mengalami pematangan gonad (fase oocyte vitellogenic awal) pada umur 9 bulan; 2). Komposisi pakan yang efektif untuk pematangan gonad: pakan buatan dengan kandungan n-3 HUFA 2,825 ± 0,045 % berat kering yang tersusun dari kandungan DHA 1,825 ± 0,030 % berat kering, EPA 0,968 ± 0,016 % berat kering, rasio DHA/EPA 1,886 ± 0,000 ; rasio DHA/AA 12,275 ± 0,001 dan rasio n-3/n-6 1,656 ± 0,001 dapat menginduksi pematangan gonad induk betina ikan Cobia dengan dihasilkannya 5,18 ± 1,86 % oocyte tahap matang; 3). Senyawa yang efisien dalam jalur pematangan gonad ikan Cobia betina adalah dengan memanfaatkan stimulasi n-3 HUFA dengan aktivitas DHA yang lebih besar daripada EPA dan AA melalui jalur lipidasi oocyte dengan cara aktivasi asam lemak dan komplek multi-enzimatik dan jalur lipidasi Vtg melalui Mttp. Saran penelitian adalah 1) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang rasio DHA/EPA, DHA/AA, n-3/n-6 dalam pakan buatan terhadap pematangan gonad induk betina ikan Cobia; 2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kualitas telur dan larva hasil pemijahan dari perlakuan pemberian pakan buatan untuk pematangan gonad induk ikan Cobia.
English Abstract
Feed which is commonly used for the maturation of Cobia broodstock gonad is "natural feed" in the form of fresh fish and squid. Some of the shortcomings of "natural feed" are unstable quality, fluctuating prices and unstable availability. Some of research result on the Cobia broodstock are decreasing percentage of floating eggs due to an increase in the total number of n-3 HUFA; the need for n-3 HUFA in artificial feed should be higher than 1.86% dry weight and the AA content (0.42-0.60% dry weight) can reduce the degree of fertilization; the percentage of abnormal blastomers will increase due to an increase in 18: 2n-6, 18: 3n-3 fatty acid content in Cobia eggs, but will decrease with an increase in the DHA / EPA ratio and lysine content. Based on previous information and the limited information about feed formulations for gonad maturation of female broodstock Cobia fish, further research is needed regarding the provision of essential fatty acids in artificial feed for female broodstock Cobia female in order to develop feed formulations based on the physiological needs of the fish. Objectives of the study are: 1) Analyzing the development of cultivated gonads of female Cobia fish at various ages as a reference for determining the appropriate time of artificial feeding in supporting the gonad maturation process. 2) Analyzing GSI values, oocyte diameters, oocyte counts, GML (gonad maturity level), POV and POM of female broodstock Cobia after giving variations in n-3 HUFA levels in artificial feed. 3) Predicting the gonad maturation pathway of female Cobia fish with n-3 HUFA stimulation through in silico analysis. This research consists of four stages. The first stage of the study was the observation of the ovary development of Cobia fish at various ages. Samples of female Cobia fish in 3, 6, 9, 12 and 15 months (3 ind. each) were taken from floating net cages BBPBL(Balai Besar Perikanan Budidaya Laut) Lampung. The parameters observed were BW (body weight), gonad weight, TL (total length), FSH hormone content, basophil () cell in pituitary and ovary histology observation. The second stage was feed formulation. The stage were analysing of the chemical composition of feed ingredients and feed formulations. Evaluation of chemical composition of feed ingredients included proximate and fatty acids analysis in PSDF (Peruvian steam dried fish meal), SCLP (Scallop liver powder), SLP (Squid liver powder), FSP (Fish soluble powder), CSFO (Crude Salmon fish oil) and fresh Kurisi fish. Artificial feed is made isoprotein (43%), isolipid (16%) and isoenergy (417 kcal/100 g). Artificial feed were made as P1 feed (n-3 HUFA content 2.82% dry weight) and P2 feed (n-3 HUFA content 2.76% dry weight). Furthermore, proximate and fatty acid analysis (on the start month (zero month), first month and second month, each with 2 replications) on artificial feed was done to determine the changes of chemical composition of the test feed. Data analysis using one way anova and Tukey test. The third stage was feed testing for 7 weeks. The stages were preparation of animals test and application of artificial feed. Animal test were female broodstock cobia measured 3 kg of 9 months and comes from spawning results in the same group. The study was conducted using a completely randomized design (CRD). The broodstock Cobia was maintained in a 15 m3 controlled tub with running water. The treatment of feed was the provision of P1 feed, P2 feed and control feed (fresh Kurisi fish), so that there were three controlled tanks provided and each tank was filled with 16 broodstocks (all broodstocks were tagged). Feeding was done 2 times a day (morning - 08.00 a.m and afternoon – 05.00 p.m). The broodstock is fed until it is full (the amount of artificial feed given is ± 3% of BW. The amount of kurisi fish feed given was 3.5 times the amount of artificial feed). Blood samples were taken for Vtg content measurement at start - 0, 1st, 2nd, 3rd, 4th, 5th, and 6th weeks. Ovary and liver samples were taken for fatty acid content, GSI (gonado somatic index), oocyte diameter, POV (percentage of vitellogenic oocyte), POM (percentage of mature oocyte), number of oocytes and GML measurement at start week (0 week), 3rd week and 6th week. Each was done with 3 replications. Data analysis using one way anova and Tukey test. Correlation test was carried out between the content of DHA, EPA, AA, n-3 HUFA, ratio of EPA / AA, DHA / AA, DHA / EPA, n-3 / n-6 in the ovary and liver toward several parameters of gonad development (Vtg content, GSI, oocyte diameter, POM, number of oocytes and GML). Water quality data was gathered every day at 02. 00 a.m and 02.00 p.m. The parameters observed were temperature, DO (disolved oxygen), pH and ammonia content. Water quality data analysis was done descriptively. The fourth stage was in silico analysis. The stages were the characterization of DHA, EPA and AA as well as molecular docking. The characterization of three fatty acids using PubCHEM and SwissADME programs. The molecular docking process using PyRx software so that the binding affinity value (RMSD – root mean standart deviation - must be zero) is obtained. The results were visualized in 3D and 2D using Discovery Studio software. The results of the first stage was Cobia fish ovary development at 3 and 6 months reached the stage of previtellogenesis, where the ovary was dominated by chromatin nucleus oocyte (CN) (26.93 ± 7.72% and 2.47 ± 0.42%), perinucleolar oocyte (P) (73.07 ± 7.72% and 95.34 ± 0.44%), cortical alveoli oocyte (CA) (0.00 ± 0.00% and 2.19 ± 0.03) %) as well as vitellogenic (V) and mature (M) oocyte undeveloped. The development of ovary at 9 months reached the stage of vitellogenesis, which consisted of V oocyte (5.62 ± 1.72%) and M oocyte (0.98 ± 0.37%), in addition to CA oocyte (3.91 ± 0.43%), P oocyte (78.72 ± 5.11%) and CN oocyte (10.77 ± 4.42%). The development of ovary at 12 months reached post ovulation stage, which consist of M oocyte (0.74 ± 0.86%) and oocyte at previtellogenesis stage (P oocyte = 85.42 ± 5.21%; CN oocyte = 13, 84 ± 5.47%). Ovary development at 15 months reached stage 1 sequential previtellogenesis, where the developing oocytes were P oocytes (87.60 ± 8.42%) and CN oocytes (12, 21 ± 8.59%). Based on these results, the provision of artificial feeding to support the gonad maturation process in female Cobia fish can be started at the age of 9 months where the process of vitellogenesis begins. The results of second stage of the study were isoprotein (43%), isolipid (16%) and isoenergy (417 kcal/100 g) based on proximate analysis between P1 feed (43.28 ± 0.57%; 16.11 ± 0.28 %; 417.23 ± 0.17 kcal/100 g) and P2 feed (43.50 ± 0.51%; 16.62 ± 0.36%; 416.90 ± 0.06 kcal/100 g). Anova test results toward the results of proximate analysis in the start, 1st and 2nd month was that P1 feed had no significant changes in water, ash, lipid, protein, energy from lipid, total energy and carbohydrate content for 2 months storage at room temperature of 17ºC. Anova test results from proximate analysis on P2 feed were no significant changes in ash, lipid, energy from lipid and total energy content for 2 months of storage; in other hand there were changes in water, protein and carbohydrates content. Water and carbohydrate content have increased from the start month to the 2nd month. The water content in the 2nd month (5.47 ± 0.01%) was significantly different from the water content in the start month (5.17 ± 0.04%). While the water content in the 1st month (5.24 ± 0.09%) was not significantly different from the water content in the start month or the 2nd month. The carbohydrate content in the 2nd month (25.62 ± 0.74%) was significantly different from the carbohydrate content in the start month (23.33 ± 0.01%). While the carbohydrate content in the 1st month (24.89 ± 0.15%) was not significantly different from the carbohydrate content in the start month and 2nd month. The percentage of protein had decreased from the start month to the 2nd month. The percentage of protein in the 2nd month (41.42 ± 0.52%) was significantly different from the percentage of protein in the start month (43.50 ± 0.51%). While the percentage of protein in the 1st month (42.67 ± 0.21%) was not significantly different from either the percentage of protein in the start month and 2nd month. Based on these results it shows that P1 feed is more stable than P2 feed. The difference in n-3 HUFA content between P1 and P2 feed was not too far which is 0.062%. However, because the composition of the ingredients is different, it affects the value of the ratio of DHA / EPA, EPA / AA, DHA / AA and n-3 / n-6. Based on anova test results from the analysis fatty acid feeds showed that the content of DHA, EPA, AA and n-3 HUFA did not show any significant changes during 2 months of storage both in P1 and P2 feeds. The results of the third stage of the study were based on the anova test results, it can be seen that the feed treatment influences the POM. The highest POM was in the control feed treatment (7.68 ± 1.07%), while the lowest POM was in the P2 feed treatment (4.27 ± 0.52%). The POM of P1 feed treatment (5.18 ± 1.86%) was not significantly different either with the POM of control feed treatment or POM of P2 feed treatment. POM of control feed treatment was significantly different from POM of P2 feed treatment. There were no significant differences of GSI, oocyte diameter, number of oocytes, GML, POV and Vtg content between the P1, P2 and control feed treatments. These results can be interpreted that for the maturation of the female broodstock Cobia fish using control feed (fresh Kurisi fish) can be replaced with the use of artificial feed (P1 feed). Based on the correlation test results between the content of several ovary fatty acids with several ovary development parameters (Vtg content, GSI, oocyte diameter, total oocyte, GML, and POM) showed that n-3 HUFA perfectly (+) correlated toward all ovary development parameters. DHA had strong correlation (+) to POM, besides it perfectly (+) correlates to oocyte diameter, GSI, GML, total oocyte and Vtg content. EPA had moderate correlation (+) toward all gonad maturation parameters. AA had strong correlation (+) to oocyte diameter, GSI and POM; perfectly correlated (+) toward Vtg content and moderately correlated (+) toward GML and total oocyte. The EPA / AA ratio did not correlate with ovary development parameters. The DHA / AA ratio is strongly correlated (+) toward GML and did not correlate with GSI, oocyte diameter, total oocyte, POM and Vtg content. The DHA / EPA ratio strongly correlated (+) toward GSI, GML and total oocyte, and did not correlate toward oocyte diameter, POM and Vtg content. The n-3 / n-6 ratio moderately correlated (+) toward POM and did not correlate toward GSI, GML, total oocyte, oocyte diameter and Vtg content. Based on correlation test results, it appears that n-3 content of HUFA ovary especially DHA had high (+) correlation in supporting ovary maturation process compared with EPA and AA (fatty acids of the n-6 group), but it is important to note the ratio of three fatty acids and the ratio of n-3 / n-6. The results of the fourth stage of the study were the characterization of DHA, EPA and AA based on the value of gastrointestinal absorption was high and not toxic (LD50 – lethal dosage = 10000 mg / kg). The result of molecular docking was that DHA had high binding activity toward Lpl, Fatp, Fabp and Mttp receptors when compared with EPA and AA. Based on the results of in silico analysis, the gonad maturation pathway of female Cobia fish is through stimulation of n-3 HUFA with greater DHA activity than EPA and AA through the oocyte lipidation pathway by activating fatty acids and multi-enzymatic complexes and the Vtg lipidation pathway through Mttp. The novelty of the study are: 1) Temperature and age range of gonad maturation: cultivated female Cobia fish breed at a temperature of 28 - 30 °C beginning the gonad maturation (early vitellogenic oocyce phase) at the age of 9 months. 2) Effective feed composition for gonad maturation: artificial feed with n- 3 HUFA content 2,825 ± 0.045% dry weight consisting of DHA content 1,825 ± 0.030% dry weight, EPA 0.968 ± 0.016% dry weight, DHA / EPA ratio 1.886 ± 0.000; DHA / AA ratio of 12.275 ± 0.001 and n-3 / n-6 ratio of 1.656 ± 0.001 can induce gonad maturation of female Cobia fish by producing 5.18 ± 1.86% oocyte of mature stage. 3) An efficient compound in the gonad maturation pathway of female Cobia fish is to utilize n-3 HUFA stimulation with greater DHA activity than EPA and AA through the oocyte lipidation pathway by activating fatty acids and multi-enzymatic complexes and the Vtg lipidation pathway through Mttp. The suggestion of the study are: 1) Further research needs to be done on the ratio of DHA / EPA, DHA / AA, n-3 / n-6 in artificial feed to the maturation of the female broodstock Cobia. 2) Further research needs to be done on the quality of eggs and larvae spawning results from the treatment of artificial feed for the maturation of Cobia broodstoc
Item Type: | Thesis (Doctor) |
---|---|
Identification Number: | 0620080007 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering and related technologies > 660.6 Biotechnology |
Divisions: | S2/S3 > Magister Bioteknologi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 03 Jan 2022 02:34 |
Last Modified: | 02 Oct 2024 03:12 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/187734 |
Text
Asmanik.pdf Download (17MB) |
Actions (login required)
View Item |