Rancang Bangun dan Pengujian Implemen Kepras Tebu (Saccharum Officinarum L.) Tipe Rotari dengan Menggunakan Traktor Tangan

Abdullah, Rahmad and Dr. Ir. Gunomo Djoyowasito,, MS and Dr. Ir. Ary Mustofa Ahmad,, MP (2021) Rancang Bangun dan Pengujian Implemen Kepras Tebu (Saccharum Officinarum L.) Tipe Rotari dengan Menggunakan Traktor Tangan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tebu (Saccharum Officinarum L.) adalah tanaman jenis rumput - rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Umur tanaman tebu sejak ditanam hingga dipanen kurang lebih 1 tahun. Setelah dipanen, tebu memiliki kemampuan untuk memproduksi tunas-tunas baru yang dihasilkan dari tunggul dalam tanah. Menurut Oktavia (2015), menyebutkan bahwa tanaman tebu dapat tumbuh di lahan basah maupun kering. Tanah yang tidak terlalu kering dan basah adalah kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tebu. Oleh karena itu irigasi dan drainase harus diperhatikan. Tebu dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 - 1400 mdpl dengan berbagai macam tanah seperti alluvial, grumusol, latosol, dan regusol. Tebu paling ideal berada pada ketinggian <500 mdpl. Dalam penelitian yang dilakukan Gantina (2011), budidaya tanaman tebu terbagi menjadi beberapa kegiatan, salah satunya adalah proses penanaman. Ada dua cara dalam penanaman tebu yaitu dengan cara bongkar ratoon maupun dengan cara kepras. Pengeprasan tebu adalah kegiatan pemotongan sisa-sisa tebangan yang masih tinggi dengan tujuan untuk memacu tumbuhnya tunas keprasan dari dongkelan dibagian bawah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang, membuat dan menguji imlemen kepras tebu tiper rotari dengan menggunakan traktor tangan. Terdapat dua tahap pada penelitian ini yaitu tahap perancangan & pembuatan implemen, dan tahap pengujianx implemen. Dalam tahap perancangan dan pembuatan, mulai dari pemilihan bentuk, perhitungan dimensi, dan bahan yang akan digunakan untuk pembuatan implemen. Tahap kedua adalah pengujian implemen kepras tebu tipe rotari. Pada tahap ini akan diuji kecepatan kecepatan maju pengeprasan, kecepatan putar pemotongan, dan pengamatan hasil keprasan dengan melakukan: a) pengukuran jumlah persentase tunggul yang utuh, tunggul yang pecah dan tunggul yang terbongkar b) pengamatan jumlah tunas yang tumbuh, setelah 2 minggu pengeprasan. Implemen kepras tebu ini bekerja pada kedalaman pengeprasan berkisar antara 2,64 – 11,8 cm dengan rata-rata 6,5 cm. Kecepatan putar pisau pemotong yang digunakan untuk melakukan pengeprasan sebesar kisaran 300 rpm. Bentuk guludan yang dihasilkan dari pengeprasan menggunakan implemen kepras memiliki bentuk keprasan rata. Pengeprasan menggunakan implemen kepras menghasilkan tunggul tebu yang pecah lebih banyak daripada tunggul yang utuh. Rata-rata hasil keprasan tunggul yang utuh sebesar 42,3%, tunggul yang pecah 47,3% dan tunggul yang terbongkar sebesar 10,4%. Pengamatan tunas yang tumbuh pada guludan yang menggunakan implemen kepras lebih banyak dibandingkan dengan guludan yang menggunakan cangkul. Tunas yang tumbuh pada guludan 1, 2, dan 3 yang menggunakan implemen kepras sebanyak 259, 236, dan 252 dengan rata-rata 249. Sedangkan pada guludan 4 yang menggunakan cangkul sebanyak 191 tunas

English Abstract

Sugarcane (Saccharum Officinarum L.) is a type of grass plant that is grown as a raw material for sugar and monosodium glutamate. The age of the sugarcane plant from planting to harvest is approximately 1 year. Once harvested, sugarcane has the ability to produce new shoots that are produced from stumps in the soil. According to Oktavia (2015), sugarcane can be grown in both wet and dry land. Soil that is not too dry and wet is a good soil condition for sugarcane growth. Therefore irrigation and drainage must be considered. Sugarcane can grow well at an altitude of 0-1400 masl with various types of soil such as alluvial, grumusol, latosol, and regusol. The most ideal sugarcane is at an altitude of <500 masl. In a study conducted by by Gantina (2011), sugarcane cultivation is divided into several activities, one of which is the planting process. There are two ways to plant sugarcane, namely by dismantling the ratoon and stubble shaving. Sugarcane stubble shaving is an activity of cutting the remnants of tall cuttings with the aim of promoting the growth of shoots that are stubble shaver from the lower stump. The purpose of this research is to design, manufacture and test a sugarcane stubble shaver implement rotary type by using a hand tractor. There are two stages in this research, namely the design & manufacture stage, and the implement testing stage. At the design and manufacture stage, starting from the selection ofxii shapes, calculation of dimensions, and materials that will be used for the manufacture of tools. The second stage is testing sugarcane stubble shaver implement rotary type. At this stage, testing the speed of stubble shaving forward motion, cutting rotational speed, and observing stubble shaving results by doing: a) measurement of the percentage of intact stubble, broken stubble, and exposed stubble; b) observation of the number of shoots that grow, after 2 weeks of stubble shaving. This stubble shaver implement works at stubble shaving depths ranging from 2,64 – 11,8 cm with an average of 6,5 cm. The rotation speed of the blades used for stubble shaving is in the range of 300 rpm. The shape of the mound from stubble shaving using a stubble shaver implement has a flat scour shape. Stubble shaving with a stubble shaver implement resulted in more broken sugarcane stubbles than whole stubbles. The average yield of intact stubble was 42.3%, broken stubble was 47.3%, and exposed stubble was 10.4%. Observations of shoots growing on the bunds with the stubble shaver implement were more than in the bunds using the hoe. Shoots growing on bunds 1, 2, and 3 using stubble shaver implement as many as 259, 236, and 252 with an average of 249. While in bunds 4 using a hoe as many as 191 shoots.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521100190
Uncontrolled Keywords: Kepras Tebu, Rotari, Traktor Tangan,Stubble Shaver, Rotary, Hand Tractor
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 28 Dec 2021 07:31
Last Modified: 24 Sep 2024 06:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/187695
[thumbnail of Rahmad Abdullah.pdf] Text
Rahmad Abdullah.pdf

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item