Studi Pengaruh Kemiringan Lereng Terhadap Laju Infiltrasi Di Sub DAS Lesti,

Qur’ani, Nila Putri Gading and Dr. Eng. Donny Harisuseno, ST., MT. and Jadfan Sidqi Fidari, ST., MT. (2021) Studi Pengaruh Kemiringan Lereng Terhadap Laju Infiltrasi Di Sub DAS Lesti,. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dilihat dari kondisi hidrologis, Kabupaten Malang termasuk dalam kawasan Sub DAS Lesti. Sub DAS Lesti sangat berperan penting dalam menerima, meresap dan mengalirkan air hujan melalui cabang aliran sungai. Sub DAS Lesti juga mengalami proses yang dinamakan proses infiltrasi. Proses infiltrasi adalah proses dimana air hujan yang turun akan meresap ke dalam tanah. Proses infiltrasi memiliki dua parameter penting yaitu laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dua parameter tersebut yaitu faktor kemiringan lereng. Suatu lahan yang mempunyai kemiringan lereng yang berbeda-beda akan menghasilkan nilai laju infiltrasi yang berbeda pula. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui sebarapa besar pengaruh kemiringan lereng terhadap laju infiltrasi Di Sub DAS Lesti. Tahapan pelaksanaan penelitian ini berawal dari pengambilan data di lapangan menggunakan alat Double Ring Infiltrometer. Data tersebut berupa nilai laju infiltrasi dan waktu uji. Hasil penelitian ini kemudian diolah menggunakan Microsoft Office Excel untuk membuat grafik kapasitas infiltrasi. Dari grafik tersebut di dapatkan nilai k (konstanta jenis tanah). Nilai k ini kemudian dimasukkan kedalam rumus Horton. Hasil akhir dalam metode Horton ini berupa nilai laju infiltrasi kumulatif. Nilai laju infiltrasi kumulatif ini berfungsi untuk membuat peta persebaran laju infiltrasi melalui aplikasi ArcGIS. Dari peta tersebut di dapatkan klasifikasi laju infiltrasi yang didasarkan pada ketentuan U.S Soil Conservation. Setelah mengetahui klasifikasi laju infiltrasi tersebut, maka dilakukan perbandingan dengan ketentuan Dulbahri (1992) yaitu tabel hubungan kemiringan lereng dengan tingkat infiltrasi. Hasil dari perhitungan dan analisa yang di dapatkan adalah berdasarkan ketentuan dari US. Soil Conservation, pada kemiringan 0-8% memiliki klasifikasi dan nilai infiltrasi yang lebih besar dibanding dengan kemiringan 8% - 23%. Nilai tersebut yaitu 1.208,474 (Sangat cepat) > 213,789 (Cepat). Sama hal nya dari ketentuan Dulbahri (1992), pada kemiringan lereng 0-8% memiliki tingkat infiltrasi tinggi dibanding dengan kemiringan 8% - 23% yang memiliki tingkat infiltrasi sedang. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa, kemiringan lereng Di Sub DAS Lesti sangat berpengaruh pada nilai laju infiltrasi yang di dapatkan.

English Abstract

Judging from the hydrological conditions, Malang Regency is included in the Lesti sub- watershed area. The Lesti sub-watershed plays an important role in receiving, permeating, and draining rainwater through the branches of the river. The Lesti sub-watershed also undergoes a process known as the infiltration process. The infiltration process is the process by which rainwater that falls will seep into the ground. The infiltration process has two important parameters, namely the infiltration rate and infiltration capacity. One of the factors that can affect these two parameters is the slope factor. A land that has different slopes will produce different infiltration rate values. Therefore, researchers want to know how much influence the slope of the slope has on the infiltration rate in the Lesti watershed. The stages of implementing this research began with data collection in the field using the Double Ring Infiltrometer. The data is in the form of infiltration rate and test time. The results of this study were then processed using Microsoft Office Excel to create a graph of the infiltration capacity. From the graph, we get the value of k (soil type constant). This value of k is then entered into Horton's formula. The final result in Horton's method is the value of the cumulative infiltration rate. This cumulative infiltration rate value serves to create a map of the distribution of the infiltration rate through the ArcGIS application. From the map, a classification of infiltration rates is obtained based on the provisions of the U.S. Soil Conservation. After knowing the classification of the infiltration rate, a comparison is made with the provisions of Dulbahri (1992), namely the table of the relationship between the slope of the slope and the level of infiltration. The results of the calculations and analysis obtained are based on the provisions of the US. Soil Conservation, on a slope of 0-8% has a higher classification and infiltration value than the slope of 8% - 23%. The value is 1,208,474 (Very fast) > 213,789 (Fast). The same is the case with Dulbahri's (1992) provisions, which have a slope of 0-8% having a high infiltration rate compared to a slope of 8% - 23% which has a moderate infiltration rate. Therefore, it can be concluded that the slope of the Lesti sub-watershed greatly influences the infiltration rate value obtained.

Other obstract

-

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0'521070133
Uncontrolled Keywords:	Kata kunci: Infiltrasi, Metode Horton, Double Ring Infiltrometer, Kemiringan lereng
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation
Divisions:	Fakultas Teknik > Teknik Pengairan
Depositing User:	yulia Chasanah
Date Deposited:	24 Dec 2021 02:21
Last Modified:	10 Oct 2024 06:43
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/187539

Text Nila Putri Gading Qur'Ani.pdf Download (13MB)

Actions (login required)

View Item