Perbedaan Produksi Susu Sapi Perah Dengan Atau Tanpa Pemberian Pakan Rumput Odot (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Di Kud Semen Blitar

Setiawan, Dwi Aris and Prof.Ir. Hendrawan, S., M.Rur.Sc,PhD. (2019) Perbedaan Produksi Susu Sapi Perah Dengan Atau Tanpa Pemberian Pakan Rumput Odot (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Di Kud Semen Blitar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Produksi susu sapi perah di Indonesia pada tahun 2012-2016 mengalami penuruan rata-rata sebesar 1,03%. Produksi susu tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu 959.732 ton, setelah itu produksi susu mengalami penurunan hingga pada tahun 2016 menjadi 852.951 ton. Penurunan produksi susu tersebut dapat disebabkan oleh kurang diperhatikannya manajemen peternakan terutama yang berkaitan dengan pakan yang diberikan, sehingga akan berdampak pada rendahnya produksi susu yang dihasilkan selama masa laktasi. Pada masa laktasi pemilihan pakan hijauan yang diberikan harus memiliki kualitas yang baik terutama kandungan nutrisi yang dibutuhan untuk memproduksi susu. Salah satu contoh hijauan yang berkualitas baik adalah Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Beberapa keunggulan yang dimiliki rumput odot antara lain produksi tinggi, kandungan protein 10-15% (tergantung umur panen) dan memiliki palatabilitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan produksi susu antara sapi perah dengan atau tanpa pemberian pakan rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Penelitian ini dilaksanakan di wilayah KUD Semen Kecamatan Gandusari Blitar pada tanggal 8 Januari 2018 sampai 4 Maret 2018. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sapi perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) dan catatan produksi susu. Sapi PFH yang digunakan bulan laktasi ke- 1 sampai 8 dan paritas ke- 1 sampai 7. Jumlah sapi perah yang digunakan sebanyak 60 ekor dari 10 peternak responden anggota KUD Semen, yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok responden tanpa pakan rumput odot (K1) dan kelompok responden dengan pakan rumput odot (K2), masing-masing kelompok terdiri dari 5 peternak dengan jumlah sapi laktasi 34 ekor (K1) dan 26 ekor (K2). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Data diperoleh dengan cara pengamatan dan wawancara secara langsung kepada peternak sapi perah berupa data primer dan sekunder. Variabel yang diamati antara lain pemberian pakan dan produksi susu. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis korelasi yang bertujuan untuk mengukur kekuatan dari keeratan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pemberian pakan hijauan dan konsentrat oleh responden K1 sebesar 34,80±6,870 kg/ekor/hari dan 10,40±1,673 kg/ekor/hari, sedangkan oleh responden K2 sebesar 32,60±5,550 kg/ekor/hari dan 8,80±2,280 kg/ekor/hari. Rata- rata produksi susu K2 lebih tinggi dari pada K1 masing-masing sebesar 12,83±2,929 liter/ekor/hari (K1) dan 13,89±2,713 liter/ekor/hari (K2), dengan selisih produksi susu sebesar 1,06 liter/ekor/hari. Produksi susu terendah selama penelitian yaitu 12,72±2,780 liter/ekor/hari pada minggu ke-4 (K1) dan 13,49±3,504 liter/ekor/hari pada minggu ke-8 (K2), sedangkan produksi susu tertinggi yaitu 12,98±3,143 liter/ekor/hari pada minggu ke-5 (K1) dan 14,34±2,664 liter/ekor/hari pada minggu ke-5 (K2). Jumlah pemberian konsentrat dengan produksi susu berkorelasi positif dan signifikan, dengan koefisien korelasi sebesar 0,702 yang menunjukkan terdapat hubungan yang kuat dan tanda positif yang artinya mempunyai hubungan searah serta nilai signifikan sebesar 0,024 jika dibandingkan dengan P=0,05 maka nilai signifikan lebih kecil daripada nilai P (0,024 < 0,05). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pemberian rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang diterapkan oleh responden di KUD Semen Blitar sebagai campuran pakan hijauan sapi perah mampu menghasilkan rata-rata produksi susu yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pemberian rumput odot, namun perbedaan produksi susunya secara statistik tidak berbeda nyata yaitu sebesar 1,06 liter/ekor/hari. Perbedaan yang tidak nyata tersebut disebabkan karena pemberian rumput odot sebagai pakan hijauan sapi perah belum sepenuhnya hanya sekitar 58,28% dari total hijauan pemberian atau rata-rata sebesar 19 kg/ekor/hari namun pemberiannya tidak bisa kontinyu setiap hari, hal ini disebabkan karena ketersediaan rumput odot yang belum mencukupi dan keterbatasan luas lahan yang digunakan peternak untuk menanam rumput odot. Disarankan agar Secara bertahap harap dilakukan penambahan jumlah pemberian rumput odot dan kontinyu dalam pemberiannya agar jumlah produksi susu yang dihasilkan dapat meningkatkan serta perlu pengembangan rumput odot lebih lanjut supaya ketersedian rumput odot mampu untuk memenuhi kebutuhan pakan hijauan.

English Abstract

The purpose of this research was to compare milk production of doing cows fed with or without dwarf elephant grass. The material used in this research were 60 lactating dairy cows and milk production records owned by 10 smallholder dairy farmers. They were survayed using a structural questionnaire to get information about respondent profile, feeding management and milk production dairy cows. The data obtained were analyzed descriptively which were illustrated in the form of graphs, tables and diagrams then explained and compared with the theory of literature. The results showed that the use of dwarf elephant grass averaged 19.00±13.711 kg/head/day or 58.28% of the total forages mixture, but its use cannot be continuous every day. Cows given dwarf elephant grass as forages mixture produced higher milk production 13.89±2.713 litre/head/day than without dwarf elephant grass 12.83±2.929 litre/head/day. In this research the variables that significantly correlated with milk production were the amount of concentrate reached correlation coefficient of 0.702, indicating that the both variables had a strong correlation.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2019/249/051910015
Uncontrolled Keywords: dairy cow, dwarf elephant grass, milk production
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 14 Dec 2021 04:58
Last Modified: 16 Mar 2022 02:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/186958
[thumbnail of Dwi Aris Setiawan.pdf]
Preview
Text
Dwi Aris Setiawan.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item