Suwardana, Nerma Handi (2021) Populisme Dan Politik Hasrat (Tinjauan Psikoanalisis Lacanian Atas Pidato Kampanye Kandidat Pilpres 2019). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Populisme mungkin merupakan kata yang paling populer untuk merujuk pada gejala politik yang berkembang dewasa ini. Populisme seringkali diidentikkan dengan strategi seorang pemimpin politik dalam mengkonsolidasi dukungan rakyat secara langsung melalui gaya dan retorika anti elite, personalisasi sebagai bagian dari kehendak rakyat, dan berujung pada pembelahan antara rakyat vs elite. Beberapa sarjana menilai keberhasilan dalam strategi ini terletak pada apa yang disebut identifikasi antara rakyat dan pemimpin populis. Bagaimana identifikasi itu berlangsung, tulisan ini bertujuan mencermati proses tersebut dengan memasukkan kata kunci yang disebut politik hasrat, dengan meminjam konsep hasrat dari psikoanalisis Lacanian. Dengan menggunakan beberapa konsep dari psikoanalisis Lacanian serta menggunakan metode kualitatif interpretatif tulisan ini menunjukkan proses identifikasi tersebut dengan sebuah analisis psikoanalisis pada pidato dua pemimpin populis Indonesia, Prabowo Subianto dan Joko Widodo sebagai salah satu representasi dari populisme. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dua pemimpin populis Indonesia Prabowo dan Jokowi sama-sama menggunakan politik hasrat dalam narasi mereka atau berhasil membangkitkan hasrat subjek dalam pidato mereka dengan beberapa identitas yang dimunculkan seperti identitas Islam pada Prabowo dan identitas nasionalis pada Jokowi, sehingga membuat subjek pada akhirnya mengidentifikasi diri dan besar kemungkinan memberikan suara pada masing-masing kandidat. Tulisan ini juga memperlihatkan bahwa dari narasi kedua kandidat Pilpres 2019 tampak tidak ditujukan untuk subjek atau rakyat secara umum tetapi subjek yang telah cenderung memberi dukungan pada keduanya. Selain itu, tulisan ini juga mengeksplorasi suatu fenomena yang selalu melekat pada populisme yaitu pembelahan politik masyarakat, dalam konteks ini adalah masyarakat Indonesia. Tulisan ini memperlihatkan bahwa pembelahan politik masyarakat itu disebabkan oleh dua diskursus politik yang sangat dominan dalam masyarakat Indonesia hingga dewasa ini yaitu politik Islam dan Nasionalis.
English Abstract
Populism is perhaps the most popular word to refer to a political phenomenon developing today. Populism is often identified with the strategy of a leader politics in consolidating popular support directly through anti-elite rhetoric and style, personalization as part of the will of the people, and culminating in a division between the people vs the elite. Some scholars judge success in this strategy lies in what it is called identification between the people and populist leaders. How does the identification take place, This paper aims to examine the process by entering the so-called keywords the politics of desire, borrowing the concept of desire from Lacanian psychoanalysis. With using some concepts from Lacanian psychoanalysis and using interpretative qualitative methods this paper demonstrates the identification process with a psychoanalysic analysis on speeches of two Indonesian populist leaders, Prabowo Subianto and Joko Widodo as one of the representation of populism. The results of this study indicate that two Indonesia's populist leaders Prabowo and Jokowi are both used the politics of desire their narrative or succeeded in arousing the subject's desire in their speech by a few the identities that appear such as Islamic identity for Prabowo and nationalist identity for Jokowi, thus making the subject identify themselves and most likely vote each candidate. This paper also shows that from the narratives of the two candidates for the 2019 presidential election do not appear to be aimed at the subject or the people general but a subject that has tended to support both. Apart from that, writing It also explores a phenomenon inherent in populism, namely political division of society, in this context is Indonesian society. This paper shows that the political division of society was caused by two political discourses that are very dominant in Indonesian society until today, namely Islamic and Nationalist politics.
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 0521110018 |
| Uncontrolled Keywords: | populisme, identifikasi, politik hasrat, keterbelahan, politik Islam, politik nasionalis, populism, identification, political desire, division, political Islam, nationalist politics |
| Subjects: | 300 Social sciences > 301 Sociology and anthropology |
| Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 26 Nov 2021 03:40 |
| Last Modified: | 24 Feb 2022 04:07 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/186797 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
- NERMA HANDI SUWARDANA.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (3MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |