Perbandingan Bahan Organik dan Plankton pada Kolam Budidaya Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dengan Pakan yang Berbeda ( Prof. Dr. Ir. Diana Arfiati, MS).

Egbert, Laurine Piogita (2021) Perbandingan Bahan Organik dan Plankton pada Kolam Budidaya Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dengan Pakan yang Berbeda ( Prof. Dr. Ir. Diana Arfiati, MS). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pemberian pakan yang berbeda diduga dapat mempengaruhi kadar bahan organik dan plankton yang terdapat di kolam budidaya ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), oleh karena itu perlu diketahui perbandingan nya di kedua kolam budidaya tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kadar bahan organik dan perbedaan plankton pada air media budidaya ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) pada kolam yang diberi pakan buatan (Pelet) dengan kolam yang diberi pakan alternatif ayam tiren. Penelitian dilaksanakan menggunakan metoda survey dilakukan selama 3 minggu dan di amati 3 kali (setiap minggu) sehingga diperoleh 18 data. Kepadatan ikan lele yang dipelihara pada kedua kolam yang dibandingkan ini hampir sama yaitu 50 - 100 ekor/m3 dengan panjang 21 – 34cm dan berat 81 – 310 gram. Kelompok kolam pertama diberi pakan buatan (pellet HI-PRO-VITE 781) 15kg sehari dibagi menjadi 3 kali dengan periode waktu 3-4 bulan dengan lokasi kolam di UPT PTPBP2KP Kec.Kepanjen Kab Malang. Sebagai pembanding adalah kelompok kolam kedua yang diberi pakan ayam tiren setiap 2-3 hari sekali. Kolam kedua diberi 3-5 ekor ayam yang sudah mati (±5000gram), kolam tersebut terletak di Dukuh Bunder Rt 18/Rw 06 Desa Ampeldento Kec. Karangploso Kab. Malang. Air sampel untuk setiap kolam diambil dengan cara campuran antara inlet, tengah dan outlet. Pengukuran parameter suhu, pH dan Oksigen terlarut dilakukan di lapang. Sedangkan untuk parameter bahan organik (TOM), karbondioksida (CO2) dan plankton (fitoplankton dan zooplankton) dilakukan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan kadar bahan organik relatif sama berkisar 16,9 mg/L (kesamaan mencapai 91,66%). Fitoplankton yang paling banyak ditemui pada kolam dengan pemberian pakan alternatif yaitu genus Oscillatoria yaitu sebesar 49,32%, sedangkan pada kolam pellet banyak ditemui genus Pandorina yaitu sebesar 37,67%. Zooplankton yang paling banyak ditemui yaitu genus Epistylis yaitu sebesar 45%, sedangkan pada kolam dengan pakan pellet banyak ditemui genus Branchionus yaitu sebesar 49%. Hasil perhitungan indeks kelimpahan fitoplankton pada kedua lokasi tergolong perairan eutrofik dengan kelimpahan fitoplankton lebih dari 15.000 ind/L. Kelimpahan zooplankton pada kedua lokasi tergolong tinggi yaitu lebih dari 40.000 ind/L. Fitoplankton pada kolam yang diberi pakan ayam tiren 86.821 ind/L lebih rendah jika dibandingkan dengan kolam yang diberi pakan pellet, sedangkan jumlah zooplankton pada kolam yang diberi pakan alternatif ayam tiren 126 ind/L lebih rendah jika dibandingkan dengan kolam yang diberi pakan pellet. Kesimpulan dari penelitian ini kolam lele dumbo dengan perbedaan pakan memberikan beban bahan organik yang sama sedangkan untuk planktonnya memiliki struktur komunitas dan kelimpahan plankton yang berbeda, dengan kesamaan 20% (fitoplankton) dan 3% (zooplankton). Air sisa budidaya dari kedua kolam harus diberi perlakuan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar bahan organiknya dan untuk mengurangi bau tak sedap sehingga tidak menjadi sumber pencemar. Pengolahan air limbah budidaya penting dilakukan agar tidak mencemari perairan disekitar lokasi budidaya.

English Abstract

Different feeding system is suspected to affect the levels of organic matter and plankton in the pond of dumbo catfish cultivation (Clarias gariepinus), therefore it is necessary to comprehend the comparison between two aquaculture ponds. The purpose of this study is to find out the differences of organic matter levels and plankton in the water of dumbo catfish cultivation media (Clarias gariepinus) in ponds that are given artificial feed (Pellets) with ponds that are given alternative feed tiren chickens. The research was conducted using survey method for 3 weeks and observed 3 times (every week) therefore 18 data were obtained. Catfish density was maintained in both ponds, with 50 - 100 heads/m3 with a length of 21 - 34cm and weight 81 - 310 grams. The first pool group was given artificial feed (pellet HI-PRO-VITE 781) 15kg a day divided into 3 times with a period of 3-4 months, and the location of the pond at UPT PTPBP2KP Kec.Kepanjen Kab Malang. As comparison, the second pool group is fed with tiren chicken every 2-3 days. The second pond was given 3-5 dead chickens (±5000gram), the pond is located in Dukuh Bunder Rt 18/Rw 06 Ampeldento Village Kec. Karangploso Kab. Malang. Water samples for each pond were taken by means of a mixture between the inlet, middle and outlet. Measurement of temperature, pH and dissolved oxygen parameters was performed in the field. As for the parameters of organic matter (TOM), carbon dioxide (CO2) and plankton (phytoplankton and zooplankton) were carried out in the laboratory. The results showed that the level of organic matter was relatively the same around 16.9 mg / L (similarity reached 91.66%). Phytoplankton were most commonly found in ponds with alternative feeding, namely the genus Oscillatoria which was 49.32%, while in ponds feed with pellet, found 37.67% Pandorina genus. Epistylis genus were the most commonly found Zooplankton which was 45%, while in ponds with pellet feed Branchionus genus was 49%. The results of the calculation of phytoplankton abundance index at both locations were classified as eutrophic waters with an abundance of phytoplankton of more than 15,000 ind/L. The abundance of zooplankton in both locations were relatively high with more than 40,000 ind/L. Phytoplankton in ponds fed by tiren chickens were 86,821 ind/L lower than ponds fed with pellets, while the number of zooplankton in ponds fed alternatively tiren chickens is 126 ind/L lower than ponds fed with pellets. The conclusion of this study is, dumbo catfish pond with differences in feed methods give the same load of organic material while for plankton it has a different community structure and abundance of plankton, with similarities of 20% (phytoplankton) and 3% (zooplankton). The remaining water from both ponds should be treated first to lower the level of organic matter and to reduce the unpleasant odor so that it does not become a source of pollutants. Cultivation wastewater treatment is important so it will not pollute the waters around the cultivation site.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521080072
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.95 Biological resources > 333.956 Fishes
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 03 Dec 2021 03:23
Last Modified: 24 Feb 2022 15:12
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/186678
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
LAURINE PIOGITA EGBERT.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item