Uji sensitivitas ekstrak daun kelor (Moringan oleifera) terhadap bakteri Vibrio harveyi secara In vitro. Prof. Dr. Ir.Arief Prajitno, MS dan Budianto, S.Pi., M.P., M.Sc.

Maylisa, Indri Wahyu (2021) Uji sensitivitas ekstrak daun kelor (Moringan oleifera) terhadap bakteri Vibrio harveyi secara In vitro. Prof. Dr. Ir.Arief Prajitno, MS dan Budianto, S.Pi., M.P., M.Sc. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Banyak masalah yang terjadi dan menjadi penghambat dalam kegiatan budidaya udang. Salah satu masalah pembudidaya udang adalah penyakit. Penyakit pada udang dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan berbagai jenis parasit yang selalu terdapat pada perairan. Penyakit udang antara lain disebabkan oleh bakteri patogen Vibrio harveyi. Bakteri V. harveyi umumnya bersifat pathogen oportunistik, yaitu apabila dalam keadaan lingkungan yang buruk akan berkembang dari sifat saprofitik menjadi patogenik. Metode yang aman dan efektif untuk mengobati penyakit ikan akibat bakteri tanpa menggunakan antibiotik yaitu dengan menggunakan bahan-bahan alami. Daun kelor memiliki kandungan senyawa seperti flavonoid, tanin dan saponin yang bisa dimanfaatkan sebagai antibakteri. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2021 di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sensifitas daun kelor yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri alami bagi bakteri V. harveyi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui perlakuan yang diberikan dalam kondisi terkendali. Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 peralkuan dan 3 kali ualngan dengan dosis masing-masing sebesar 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 250 ppm. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat zona bening setelah diinkubasi selama 24 jam. Hasil terendah pada dosis 50 ppm sebesar 7.35 ± 0.41 mm, dosis 100 ppm 7.78 ± 0.31 mm, dosis 150 ppm sebesar 8.14 ± 0.26 mm, dosis 200 ppm 8.67 ± 0.35 mm dan terbesar pada dosis 250 ppm sebesar 9.57 ± 0.49 mm. Hasil grafik zona hambat menunjukan grafik linear dengan persamaan regresi y = 0,0106 x + 6,39 dan nilai determinasi (R2) sebesar 0,85. Hasil tersebut menunjukan kurva linear yang berarti bahwa semakin tinggi dosis maka semakin besar pula zona hambat yang dihasilkan. Kesimpulan hasil yang didapatkan pada penelitian ini bahwa daun kelor dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri alami karena dalam penelitian terdapat zona hambat yang dihasilkan. Zona hambat yang dihasilkan berkisar antara 7,35 mm hingga 9,57 mm dan zona hambat tersebut termasuk dalam kategori sedang. Hal tersebut diduga karena terdapat senyawa aktif yang terkandung dalam daun kelor seperti flavonoid, tanin dan saponin sehingga menghasilkan zona hambat. Aktifitas antibakteri pada daun kelor terhadap bakteri V. harveyi bersifat bakteriostatik atau menghambat.

English Abstract

Many problems occur and become obstacles in shrimp farming activities. One of the problems of shrimp farmers is disease. Diseases in shrimp can be caused by bacteria, fungi, viruses and various types of parasites that are always present in the waters. Shrimp disease, among others, is caused by the pathogenic bacterium Vibrio harveyi. V. harveyi bacteria are generally opportunistic pathogens, that is, if in bad environmental conditions, they will develop from saprophytic to pathogenic. A safe and effective method for treating fish diseases caused by bacteria without using antibiotics is by using natural ingredients. Moringa leaves contain compounds such as flavonoids, tannins and saponins that can be used as antibacterial. The research was conducted in February – March 2021 at the Laboratory of the Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Brawijaya. The purpose of this study was to determine the sensitivity of Moringa leaves which can be used as natural antibacterials for V. harveyi bacteria. This study uses an experimental method to determine the treatment given under controlled conditions. The design used in this study was a completely randomized design with 5 treatments and 3 replications with each dose of 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 150 ppm, 200 ppm and 250 ppm. The results showed that there was a clear zone after incubation for 24 hours. The lowest results at a dose of 50 ppm were 7.35 ± 0.41 mm, a dose of 100 ppm was 7.78 ± 0.31 mm, a dose of 150 ppm was 8.14 ± 0.26 mm, a dose of 200 ppm was 8.67 ± 0.35 mm and the largest at a dose of 250 ppm was 9.57 ± 0.49 mm. The results of the inhibition zone graph show a linear graph with the regression equation y = 0.0106 x + 6.39 and the determination value (R2) is 0.85. These results show a linear curve which means that the higher the dose, the greater the inhibition zone produced. The conclusions of the results obtained in this study that Moringa leaves can be used as natural antibacterial because in the study there is a resource zone produced. The inhibitory zone produced ranges from 7.35 mm to 9.57 mm and the inhibitory zone is included in the medium category. It is allegedly because there are active compounds contained in Moringa leaves such as flavonoids, tannins and saponins to produce a blocked zone. Antibacterial activity in Moringa leaves against V. harveiyi bacteria is bacteriostatic or inhibiting.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521080066
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 08 Nov 2021 04:04
Last Modified: 24 Sep 2024 03:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/186665
[thumbnail of INDRI WAHYU MAYLISA.pdf] Text
INDRI WAHYU MAYLISA.pdf

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item