Nainggolan, Erni Dinasti (2021) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja Nelayan Desa Beji Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban Dr. Ir. Pudji Purwanti, MP. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kabupaten Tuban adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi perikanan tangkap yang tinggi. Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Tuban pada tahun 2014 mencapai 11.788,63 Ton dan produksi pada tahun 2015 produksi perikanan tangkap di Kabupaten Tuban meningkat menjadi 12.012,70 Ton. Melaut menjadi aktivitas utama bagi kepala rumah tangga di Desa Beji. Kegiatan penangkapan tidak bisa dilakukan secara terus menurus, akibat terdapat musim penangkapan yakni musim puncak , musim sedang dan musim paceklik. Dampak covid 19 pada bidang perikanan seperti harga ikan yang menurun dan curahan waktu nelayan yang berkurang akibat musim penangkapan mengakibatkan nelayan mengembangkan strategi adaptasi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, seperti memiliki pekerjaan di luar bidang perikanan. Nelayan memilih untuk mengurangi waktu luangnya dan meningkatkan curahan waktu kerja di luar sektor perikanan saat covid 19 untuk meningkatkan pendapatan. Aktivitas produktif di Desa Beji dilakukan dibidang perikanan dan diluar bidang perikanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pekerjaan apa saja yang dapat diakses dan pendapatan yang diperoleh rumah tangga nelayan gillnet di Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban sebelum dan saat pandemi Covid-19, menganalisis curahan waktu kerja rumah tangga nelayan gillnet di Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban sebelum dan saat pandemi Covid-19, menganalisis hubungan antara curahan waktu kerja rumah tangga nelayan gillnet sebelum dan saat pandemi covid-19 dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja nelayan gillnet di Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban di sektor perikanan dan di luar sektor perikanan. Penelitian skripsi ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan populasi dan sampelnya yaitu rumah tangga nelayan Gillnet di Desa Beji. Teknik pengumpulan data yakni observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Sumber data pada penelitian ini yakni data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji statistik dan uji korelasi Hasil penelitian ini nelayan gillnet tidak hanya memiliki kegiatan produktif di sektor perikanan, tetapi juga memiliki kegiatan produktif di luar sektor perikanan. Nelayan bekerja di bidang perikanan sebagai nelayan gillnet dan bekerja di luar bidang perikanan sebagai buruh bangunan, pedagang, buruh dipasar dan tabib. 14 istri nelayan bekerja dibidang perikanan maupun diluar bidang perikanan sedangkan 26 lainnya hanya menjadi ibu rumah tangga. Pendapatan rata-rata yang diperoleh responden di sektor perikanan per tahun sebelum covid yaitu sebagai nelayan gillnet Rp 756.191.812,- per tahun dan saat covid menurun menjadi Rp 381.095.812,- per tahun. Kegiatan produktif yang dilakukan membutuhkan pengorbanan berupa waktu. Rata-rata waktu kerja yang dihabiskan responden dalam kegiatan produktif di sektor viii perikanan adalah sebesar 107,45 HOK saat musim puncak berlangsung, ketika musim sedang 79,9 HOK, dan ketika tidak musim ikan sebesar 44,7 HOK. Rata-rata curahan waktu kerja sebagai buruh bangunan sebesar 118,1 HOK, pedagang kelontong sebesar 115,5 HOK, tabib sebesar 126 HOK, buruh di pasar sebesar 115,5 HOK. Rata-rata curahan waktu yang dikeluarkan oleh istri nelayan sebagai buruh pembuat jaring sebesar 74 HOK, sebagai penjual ikan sebesar 26 HOK, sebagai penjual ikan sebesar 63 HOK, sebagai pedagang kelontong sebesar 158 HOK Rata-rata total curahan waktu kerja yang dikeluarkan oleh nelayan gillnet di Desa Beji sebelum Covid-19 kurang dari curahan waktu kerja umum di Indonesia (235,10 HOK < 240 HOK), Berdasarkan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Pasal 77 ayat 1 tentang ketenagakerjaan secara umum jam kerja di Indonesia artinya masih terdapat sisa waktu yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh nelayan, sehingga nelayan perlu meningkatakan jam kerja yang dimiliki dengan melakukan aktivitas produktif. Curahan waktu yang dikeluarkan oleh nelayan gillnet didesa beji saat Covid-19 lebih dari curahan waktu kerja umum di Indonesia (283,92 HOK > 240 HOK) maka waktu kerja bisa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur. Besarnya curahan waktu kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan nelayan mengeluarkan waktu kerja lebih sedikit ataupun lebih banyak. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang dilakukan maka dapat diketahui semua variabel independen yaitu umur nelayan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan status istri bekerja berpengaruh sebesar 88,4% terhadap curahan waktu kerja nelayan di bidang perikanan dan sebesar 90,4% terhadap curahan waktu kerja nelayan di luar bidang perikanan. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja nelayan gillnet yakni umur nelayan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan status istri bekerja berpengaruh secara simultan Berdasarkan uji partial dengan melihat nilai signifikasi jika hasil uji kurang dari 0,05 artinya hasil analisis dikatakan signifikan. Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja nelayan pada bidang perikanan dan di luar bidang perikanan yaitu jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan dan pengalaman melaut signifikan pada alfa (α) 0,05 yaitu sebesar 0,002, 0,000 dan 0,001 pada bidang perikanan dan sebesar 0,009, 0,000 dan 0,000 di luar bidang perikanan artinya jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan dan pengalaman mempunyai pengaruh nyata terhadap curahan waktu kerja nelayan di bidang perikanan dan di luar bidang perikanan. Berdasarkan uji korelasi didapatkan hasil nilai sig. 0,039 (<0,05) dan nilai dari Pearson Correlation sebesar 0,328 Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara curahan waktu kerja sebelum covid dan saat covid. Hasil analisis menunjukkan bahwa antar variabel terdapat hubungan yang lemah dan bernilai positif. Saran yang dapat diberikan diharapkan masyarakat nelayan menggunakan protokol kesehatan dan beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam menghadapi covid-19, meningkatkan sumberdaya istri dalam segi soft skill, serta mengelola keuangan dengan baik. Bagi pemerintah diharapkan membuat penyuluhan, pendampingan usaha dan pendekatan kepada rumah tangga nelayan, membuka lapangan kerja bagi istri nelayan dan membuat kartu tanda anggota nelayan. Saran bagi akademisi diharapkan agar ada penelitian lebih lanjut mengenai curahan waktu kerja reproduktif dan bagaimana pengaruhnya terhadap pendapatan rumah tangga.
English Abstract
Tuban Regency is one of the regions in Indonesia that has high capture fisheries potential. Capture fisheries production in Tuban Regency in 2014 reached 11,788.63 tons and production in 2015 captured fishery production in Tuban Regency increased to 12,012.70 tons. Fishing is the main activity for the head of the household in Beji Village. Fishing activities cannot be carried out continuously, because there are fishing seasons namely peak season, middle season and famine season. The impact of COVID-19 on the fisheries sector, such as declining fish prices and reduced time for fishermen due to the fishing season, has resulted in fishermen developing adaptation strategies to meet the needs of their families, such as having jobs outside the fisheries sector. Fishermen choose to reduce their free time and increase the outpouring of working time outside the fisheries sector during COVID-19 to increase their income. Productive activities in Beji Village are carried out in the field of fisheries and outside the field of fisheries. The purpose of this study was to identify what jobs were accessible and the income earned by gillnet fishermen households in Beji Village, Jenu District, Tuban Regency before and during the Covid-19 pandemic, analyze the outpouring of gillnet fishermen's household work time in Beji Village, District Jenu, Tuban Regency before and during the Covid-19 pandemic, analyzed the relationship between the outpouring of household work time gillnet fishermen before and during the covid-19 pandemic and analyzed the factors that influenced the work time of gillnet fishermen in Beji Village, Jenu District, Tuban Regency in the fishery sector and outside the fishery sector. This thesis research was conducted in February – March 2021. This research is a quantitative study with the population and sample being Gillnet fishermen households in Beji Village. Data collection techniques are observation, interviews, questionnaires and documentation. Sources of data in this study are primary data and secondary data. The data analysis used is multiple linear regression analysis, classical assumption test, statistical test and correlation test The results of this research are gillnet fishermen not only have productive activities in the fisheries sector, but also have productive activities outside the fisheries sector. Fishermen work in the fisheries sector as gillnet fishermen and work outside the fisheries sector as construction workers, traders, market workers and healers. 14 fishermen's wives work in the field of fisheries and outside the field of fisheries while the other 26 are only housewives. The average income obtained by respondents in the fisheries sector per year before Covid was as a gillnet fisherman of IDR 756,191,812 per year and during Covid it decreased to IDR 381,095,812 per year. Productive activities that are carried out require sacrifices in the form of time. The average working time spent by respondents in productive activities in the fishery sector is 107.45 HOK during the peak season, 79.9 HOK during the middle season, and 44.7 HOK when not in fishing season. The average time spent working as construction workers is 118.1 HOK, grocery traders are 115.5 HOK, healers are 126 x HOK, laborers in the market are 115.5 HOK. The average time spent by fishermen's wives as net workers is 74 HOK, as a fish seller is 26 HOK, as a fish seller is 63 HOK, as a grocery trader is 158 HOK. The average total working time spent by gillnet fishermen in Beji Village before Covid-19 was less than the general working time in Indonesia (235.10 HOK <240 HOK), based on Law No. 13 of 2003 Article 77 paragraph 1 concerning manpower. In general, working hours in Indonesia still have remaining time which has not been utilized optimally by fishermen, fishermen need to increase their working hours by carrying out productive activities. The time spent by gillnet fishermen in Beji village when Covid-19 is more than the general working time in Indonesia (283.92 HOK > 240 HOK) then the working time can be entered as overtime work. The amount of working time can be influenced by several factors that cause fishermen to spend less or more working time. Based on the results of the multiple linear regression analysis conducted, it can be seen that all independent variables, namely the age of fishermen, number of family members, education level, work experience and status of working wives have an effect of 88.4% on the outpouring of fishermen's working time in the field of fisheries and by 90.4 % of the outpouring of fisherman's working time outside the fishery sector. There are factors that influence the working time of gillnet fishermen, namely the age of the fisherman, number of family members, education level, work experience and the status of working wives simultaneously Based on the partial test by looking at the significance value, if the test result is less than 0.05, it means that the analysis result is said to be significant. Based on the results of the regression that has been carried out, the factors that affect the working time of fishermen in the field of fisheries and outside the field of fisheries are the number of family members, education level and fishing experience significantly at alpha (α) 0.05, namely 0.002, 0.000 and 0.001 fishery sector and 0.009, 0.000 and 0.000 outside the fisheries sector, meaning that the number of family members, education level and experience have a real influence on the outpouring of fishermen's working time in the field of fisheries and outside the field of fisheries. Based on the correlation test, the results of the sig value were obtained. 0.039 (<0.05) and the value of the Pearson Correlation of 0.328. So it can be said that there is a significant relationship between the outpouring of working time before covid and during covid. The results of the analysis show that between variables there is a weak and positive relationship. The suggestions that can be given are expected that the fishing community will use health protocols and adapt to new habits in dealing with Covid-19, increase wife's resources in terms of soft skills, and manage finances well. The government is expected to provide counseling, business assistance and approaches to fishermen's households, create job opportunities for fishermen's wives and make fisherman membership cards. Suggestions for academics are expected that there will be further research on the outpouring of reproductive work time and how it affects household income.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0521080055 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing) |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 08 Nov 2021 02:19 |
Last Modified: | 23 Feb 2022 07:53 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/186629 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
ERNI DINASTI NAINGGOLAN.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (4MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |