Analisis Potensi Hasil Perikanan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus: Nelayan Desa Sarang Tiung, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan) Dr. Ir. Pudji Purwanti, M.P.

Maharani, Gusti Maya (2021) Analisis Potensi Hasil Perikanan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus: Nelayan Desa Sarang Tiung, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan) Dr. Ir. Pudji Purwanti, M.P. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Potensi perikanan merupakan seluruh unsur pada sektor perikanan yang dapat dijadikan sebagai kekuatan dalam menyediakan kebutuhan manusia. Pada tahun 2016 Provinsi Kalimantan Selatan menjadi provinsi ke 11 yang memiliki hasil tangkapan terbesar di Indonesia. Penghasil perikanan terbanyak berada di Kabupaten Kotabaru. Hasil perikanan ini menjadi bukti bahwa potensi sumberdaya perikanan Kabupaten Kotabaru sangat melimpah apabila dapat dimanfaatkan secara maksimal. Kabupaten Kotabaru memiliki kondisi geografis yang cukup beragam, yaitu daerah pegunungan, pesisir pantai, dan wilayah kepulauan. Daerah pegunungan terletak di wilayah daratan Pulau Kalimantan yang terdiri atas 12 kecamatan. Salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kotabaru yaitu Kecamatan Pulau Laut Utara. Kecamatan Pulau Laut Utara terdiri atas 17 desa, dengan salah satu desanya yaitu Desa Sarang Tiung yang memiliki penduduk mayoritas bekerja sebagai nelayan. Kehidupan nelayan terutama yang bukan pemilik modal kondisinya kurang sejahtera, miskin, tidak berdaya, dan tidak pasti perekonomiannya. Hal ini dipengaruhi karena ketidakpastian pendapatan keluarga yang sangat tergantung dari pekerjaan melaut. Nelayan Desa Sarang Tiung adalah nelayan yang berdomilisi di Desa Sarang Tiung, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Nelayan Desa Sarang Tiung merupakan salah satu nelayan skala kecil dengan mayoritas alat penangkapannya yaitu bagan tancap. Nelayan Desa Sarang Tiung juga memiliki jenis kapal yang sebagian besar berukuran 0-5 GT. Nelayan Desa Sarang Tiung sangat bergantung kepada hasil tangkapan. Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) Inventarisasi potensi sumberdaya perikanan di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. 2) Menganalisis aktivitas penangkapan nelayan terhadap pendapatan rumah tangga nelayan. 3) Menganalisis aktivitas rumah tangga nelayan diluar penangkapan ikan dan pendapatan rumah tangga nelayan dari aktivitas diluar penangkapan ikan tersebut. 4) Menganalisis konsumsi pokok pangan dan non pangan rumah tangga nelatan di Desa Sarang Tiung, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. 5) Menganalisis tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan di Desa Sarang Tiung, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah dengan metode deskriptif kualitatif dengan jenis pengambilan data meliputi, data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, angket (kuesioner) dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 nelayan Desa Sarang Tiung. Analisis data yang digunakan yaitu analisi data deskriptif kualitatif mengenai potensi hasil perikanan yang ada di Kabupaten Kotabaru. Analisis data kuantitatif yaitu analisis pendapatan dan pengeluaran rumah tangga v nelayan Desa Sarang Tiung. Dan analisis tingkat kesejahteraan nelayan menggunakan indikator BPS 2014. Potensi hasil perikanan didapatkan melalui data Dinas Perikanan Kabupaten Kotabaru dan data penelitian lapang. Didapatkan tiga jenis data yaitu data produktivitas dan produksi hasil tangkapan, data jenis dan jumlah alat tangkap yang digunakan, data jenis dan jumlah kapal yang digunakan. Selain itu juga terdapat peta tebaran ikan yang berada di sekitar wilayah Kabupaten Kotabaru. Data yang didapatkan melalui Dinas Perikanan mencakup data pada tahun 2019 dan 2020. Melalui hasil data ini dapat dikatakan bahwa Kabupaten Kotabaru merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki potensi perikanan laut melimpah. Aktivitas nelayan Desa Sarang Tiung pada bidang penangkapan berupa menangkap ikan menggunakan bagan tancap. Kapal yang digunakan oleh nelayan Desa Sarang Tiung yaitu dibawah 5 GT. Aktivitas ini dilakukan pada sore hari mulai dari pukul 17.00-08.00 WITA. Nelayan aktif melakukan penangkapan selama lebih kurang 27 hari dalam 1 bulannya. Komoditas utama hasil tangkapan nelayan yaitu ikan teri yang telah dikeringkan. Ikan teri yang telah dikeringkan akan langsung dijual ke pengepul. Aktivitas non melaut nelayan yaitu berupa perkerjaan tambahan nelayan maupun istri nelayan. Pekerjaan tambahan nelayan beraneka macam. Pekerjaan tambahan tersebut antara lain sebagai buruh, petani, pemandu wisata, penjual sayur, penjahit, dan nakhoda. Sedangkan istri nelayan berupa ibu rumah tangga, wiraswasta (warung sembako), dan guru honorer. Pekerjaan tambahan nelayan dan istri nelayan tersebut ada yang dilakukan sepanjang tahun da nada juga yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja Pendapatan rumah tangga nelayan Desa Sarang Tiung didapatkan dari penambahan pendapatan melaut dan non melaut nelayan. Pengeluaran rumah tangga nelayan didapatkan dari penambahan pengeluaran pokok pangan dan pengeluaran pokok non pangan rumah tangga nelayan. Pengeluaran pokok pangan nelayan Desa Sarang Tiung diantaranya berupa beras, lauk pauk, dan lain sebagainya. Sedangkan pengeluaran pokok non pangan berupa biaya pendidikan, biaya sewa rumah jika ada, biaya listrik, air, gas, dan lain sebagainya. Kesejahteraan rumah tangga nelayan pada penelitian ini dilihat melalui indikator BPS 2014. Indikator BPS tersebut terdiri atas kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, perumahan dan lingkungan, serta sosial dan lainnya. Melalui ketujuh indikator ini didapatkan nelayan Desa Sarang Tiung hamper setengahnya belum sejahtera. Penyebab belum sejahteranya nelayan yaitu kurangnya modal yang dimiliki, alat tangkap yang terbatas, serta jenis kapal yang masih sederhana. Selain itu kesejahteraan belum tercapai karena sebagian besar nelayan Desa Sarang Tiung hanya menjadikan kegiatan melaut sebagai sumber pendapatan tanpa adanya sumber pendapatan lainnya diluar kegiatan melaut. Saran yang dapat diberikan untuk nelayan Desa Sarang Tiung sebaiknya tidak menggantungkan pendapatan rumah tangga sepenuhnya kepada kegiatan melaut. Oleh sebab itu sangat disarankan untuk melakukan kegiatan non melaut yang dapat menambah penghasilan. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan Desa Sarang Tiung nantinya.selain itu bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian mengenai kesejahteraan nelayan dengan indikator selain BPS 2014. Peneliti lain juga dapat mengambil tema selain potensi perikanan, seperti contohnya modal sosial yang nantinya akan berhubungan dengan tingkat kesejahteraan nelayan dengan sudut pandang yang berbeda.

English Abstract

Fishery potential is all elements in the fisheries sector that can be used as a strength in providing human needs. In 2016, South Kalimantan Province became the 11th province with the largest catch in Indonesia. The largest fisheries producer is in Kotabaru Regency. These fishery products are proof that the potential of Kotabaru Regency's fishery resources is very abundant if it can be utilized optimally. Kotabaru Regency has various geographical conditions, namely mountainous areas, coastal areas, and archipelago areas. The mountainous area is located in the mainland area of Kalimantan Island which consists of 12 districts. One of the districts in Kotabaru Regency is Pulau Laut Utara District. Pulau Laut Utara Subdistrict consists of 17 villages, with one of the villages, Sarang Tiung Village, which has a majority of the population working as fishermen. The life of fishermen, especially those who do not own capital, are less prosperous, poor, helpless, and their economy is uncertain. This is influenced by the uncertainty of family income which is very dependent on fishing work. Fishermen in Sarang Tiung Village are fishermen who live in Sarang Tiung Village, Pulau Laut Utara District, Kotabaru Regency, South Kalimantan Province. The fishermen in Sarang Tiung Village are one of the small scale fishermen with the majority of their fishing gear, namely the fixed chart. The fishermen in Sarang Tiung Village also have types of boats, most of which are 0-5 GT in size. The fishermen in Sarang Tiung Village are very dependent on the catch. The objectives of this study include: 1) Inventory of potential fishery resources in Kotabaru Regency, South Kalimantan. 2) Analyzing fishermen's fishing activities on fishermen's household income. 3) Analyze fishermen's household activities outside of fishing and fishermen's household income from activities outside of fishing. 4) Analyze the consumption of staple food and non-food for nelatan households in Sarang Tiung Village, Pulau Laut Utara District, Kotabaru Regency, South Kalimantan. 5) Analyze the level of fishermen household welfare in Sarang Tiung Village, Pulau Laut Utara District, Kotabaru Regency, South Kalimantan. The method used in this thesis is descriptive qualitative method with the type of data collection includes primary data and secondary data. Data collection was carried out by means of observation, interviews, questionnaires and documentation. The sample in this study were 50 fishermen in Sarang Tiung Village. The data analysis used was descriptive qualitative data analysis regarding the potential of fishery products in Kotabaru Regency. Quantitative data analysis is the analysis of income and expenditure of fishermen household in Sarang Tiung Village. And the analysis of the level of fishermen's welfare uses the 2014 BPS indicator. The potential of fishery products is obtained through data from the Kotabaru Regency Fisheries Service and field research data. Three types of data were obtained, namely productivity and production data of the catch, data on the type and number of fishing gear used, data on the types and number of vessels used. vii In addition, there is also a map of fish distribution around the Kotabaru Regency area. The data obtained through the Dinas Perikanan includes data for 2019 and 2020. From the results of this data, it can be said that Kotabaru Regency is one of the districts that has abundant marine fishery potential. The fishing activities of Sarang Tiung Village in the fishing sector are in the form of catching fish using fixed charts. The boats used by the fishermen of Sarang Tiung Village are under 5 GT. This activity is carried out in the afternoon starting at 17.00-08.00 WITA. Fishermen are actively catching for approximately 27 days in a month. The main commodity caught by fishermen is dried anchovy. The dried anchovies will be sold directly to collectors. Non-fishing activities of fishermen are in the form of additional work for fishermen and fishermen's wives. Additional jobs for fishermen are of various kinds. Additional jobs include labor, farmer, tour guide, greengrocer, tailor and skipper. Meanwhile, fishermen's wives are housewives, entrepreneurs (food stalls), and honorary teachers. Additional jobs for fishermen and fishermen's wives are carried out throughout the year and also at certain times. The household income of fishermen in Sarang Tiung Village is obtained from additional fishing and non-fishing income. Fisherman household expenditure is obtained from the addition of basic food expenditure and fisherman household non-food staple expenditure. The main expenditure for fishermen's food in Sarang Tiung Village includes rice, side dishes, and so on. Meanwhile, the basic non-food expenses are in the form of education costs, house rental fees if any, electricity, water, gas, and so on The welfare of fishermen's households in this study is seen through the 2014 BPS indicators. The BPS indicators consist of population, health and nutrition, education, employment, levels and patterns of consumption, housing and environment, as well as social and others. Through these seven indicators, it was found that almost half of the fishermen in Sarang Tiung Village were not prosperous. The causes of not being prosperous for fishermen are the lack of capital they have, limited fishing gear, and the types of boats that are still simple. In addition, welfare has not been achieved because most of the fishermen in Sarang Tiung Village only use fishing as a source of income without any other source of income outside of fishing activities. Suggestions that can be given to fishermen in Sarang Tiung Village should not depend entirely on household income on fishing activities. Therefore it is highly recommended to carry out non-fishing activities that can increase income. This will greatly affect the level of household welfare of the fishermen in Sarang Tiung Village later. In addition, other researchers can conduct research on fishermen welfare with indicators other than BPS 2014. Other researchers can also take themes other than fisheries potential, such as social capital which will later related to the level of fishermen's welfare with different perspectives.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521080030
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing)
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 04 Nov 2021 06:58
Last Modified: 22 Feb 2022 07:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/186495
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
- GUSTI MAYA MAHARANI.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item