Azis, Deo Fauzan (2021) Peranan Astaxanthin pada Mikroalga Haematococcus pluvialis Sebagai Antioksidan Secara In Vivo”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
H. pluvialis termasuk dalam mikroalga filum Chlorophyta, dimana mikroalga adalah salah satu organisme yang memiliki jenis paling bervariasi dan tersebar mulai dari air tawar hingga di air laut. H. pluvialis memiliki persebaran yang luas, terutama pada kawasan yang memiliki 4 musim. Dalam pertumbuhannya, H. pluvialis tumbuh dalam dua fase, yaitu saat sel-sel tumbuh dengan multiplikasi sel dalam "fase hijau" dan distimulasi untuk mengakumulasi astaxanthin dalam “fase merah”. H. pluvialis merupakan salah satu spesies mikroalga yang sudah umum digunakan sebagai produk terapi kesehatan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit maupun sebagai suplemen kesehatan. Hal tersebut dikarenakan berbagai kandungan baik didalam H. pluvalis, salah satunya kandungan pigmen didalamnya. Kandungan pigmen yang terdapat pada H. pluvialis adalah alga hijau uniseluler yang memiliki kandungan astaxanthin. (Astaxanthin adalah pigmen karatenoid yang memiliki aktivitas aktioksidan tinggi apabila dibandingkan dengan turunan β-karoten lainnya. Antioksidan adalah zat yang dapat melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh molekul tidak stabil yang dikenal sebagai radikal bebas. Antioksidan berinteraksi dan menstabilkan radikal bebas dan mencegah beberapa kerusakan akibat radikal bebas. Secara mekanis, astaxanthin dapat menghentikan reaksi berantai radikal bebas dengan cara mendonasikan elektron dan bereaksi dengan radikal bebas untuk mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil. Tingginya aktivitas antioksidan astaxanthin juga dipengaruhi oleh jenis pelarutnya. Astaxanthin dapat membentuk kesetimbangan melalui gugus keton menghasilkan sistem poliena terkonjugasi yang memiliki atom hidrogen sehingga mampu memecah reaksi radikal bebas. Astaxanthin bereaksi cepat dengan radikal bebas dan reaktivitasnya tergantung pada panjang sistem poliena dan cincin terminal pada molekul astaxanthin. Astaxanthin dapat mengurangi produksi intraseluler O2 dengan mengaktifkan anti-oksidan SOD dan CAT. Dengan mengaktifkan dan meningkatkan aktivitas GPx, GSH dan SOD dapat mengurangi kadar MDA (Malondialdehid). Astaxanthin berperan dalam mengaktifkan aktivitas SOD dengan pengurangan radikal bebas sehingga semakin sedikit reaksi oksigen intraseluller yang terbentuk. H2O2 bila terakumulasi beracun bagi jaringan tubuh atau sel. Adanya Fe2+ itu diubah menjadi merusak radikal hidroksil melalui reaksi Fenton. Untuk mencegah fenomena ini, katalase dan GPx yang berlimpah memecah H2O2 menjadi air dan oksigen molekuler. Astaxanthin dapat meningkatkan aktivitas GPx dan katalase dengan cara mengurangi produksi ROS pada saat reaksi pengubahan menjadi H2O.
English Abstract
H. pluvialis is included in the microalgae phylum Chlorophyta, where microalgae are one of the organisms that have the most varied types and are spread from fresh water to sea water. H. pluvialis has a wide distribution, especially in areas that have 4 seasons. In its growth, H. pluvialis grows in two phases, namely when cells grow with cell multiplication in the "green phase" and are stimulated to accumulate astaxanthin in the "red phase". H. pluvialis is a species of microalgae that is commonly used as a health therapy product to cure various diseases and as a health supplement. This is due to various good content in H. pluvalis, one of which is the pigment content in it. The pigment content in H. pluvialis is a unicellular green algae that contains astaxanthin. (Astaxanthin is a carotenoid pigment that has high antioxidant activity when compared to other -carotene derivatives. Antioxidants are substances that can protect cells from damage caused by unstable molecules known as free radicals. Antioxidants interact and stabilize free radicals and prevent some damage. due to free radicals. Mechanically, astaxanthin can stop the free radical chain reaction by donating electrons and reacting with free radicals to convert them into more stable products. The high antioxidant activity of astaxanthin is also influenced by the type of solvent. Astaxanthin can form an equilibrium through the ketone group to produce a system conjugated polyene which has a hydrogen atom so that it can break free radical reactions. Astaxanthin reacts quickly with free radicals and its reactivity depends on the length of the polyene system and the terminal ring on the astaxanthin molecule. astaxanthin can reduce intracellular O2 production by activating the anti-oxidants SOD and CAT. By activating and increasing the activity of GPx, GSH and SOD can reduce MDA (Malondialdehyde) levels. Astaxanthin plays a role in activating SOD activity by reducing free radicals so that fewer intracellular oxygen reactions are formed. H2O2 when accumulated is toxic to body tissues or cells. The presence of Fe2+ is converted into damaging hydroxyl radicals through the Fenton reaction. To prevent this phenomenon, catalase and abundant GPx break down H2O2 into water and molecular oxygen. Astaxanthin can increase the activity of GPx and catalase by reducing the production of ROS during the conversion reaction to H2O.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0521080026 |
Uncontrolled Keywords: | Astaxanthin, H. pluvialis, Antioksidan,Astaxanthin, H. pluvialis, Antioxidant |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 04 Nov 2021 06:37 |
Last Modified: | 07 Oct 2024 04:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/186483 |
![]() |
Text
Deo Fauzan Azis.pdf Download (1MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |