Pemanfaatan Senyawa Steroid dari Kerang Hijau (Perna viridis) dalam Meningkatkan Faktor Reproduksi Zebrafish (Danio rerio)

Noor, Nuning Mahmudah (2019) Pemanfaatan Senyawa Steroid dari Kerang Hijau (Perna viridis) dalam Meningkatkan Faktor Reproduksi Zebrafish (Danio rerio). Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kerang hijau (Perna viridis Linnaeus, 1758) memiliki nilai ekonomis tinggi dan mudah ditemukan di perairan pantai Indonesia. Secara praktis daging kerang hijau telah dimanfaatkan dalam budidaya ikan untuk pakan indukan agar lebih cepat matang gonad. Hal ini diduga karena tingginya kandungan lemak dan adanya senyawa steroid yang dapat memacu perkembangan sel kelamin atau gonad. Selama ini belum ada kajian mengenai kandungan steroid dari kerang hijau yang berasal dari perairan Indonesia, sehingga perlu diteliti jenis senyawa hormon steroid tersebut dalam meningkatkan faktor reproduksi zebrafish (Danio rerio). Analisis filogenetik menggunakan DNA mitokondria pada wilayah COI sepanjang ~706 base pairs (bp) namun setelah pensejajaran dan penyuntingan sekuens maka beberapa nukleotida perlu dipotong sehingga panjang akhir sekuen untuk analisa filogenetik adalah 620 bp. Hasilnya menunjukkan bahwa spesimen kerang hijau dari Pulau Pasaran, Lampung berada satu clade dengan spesies P. viridis yang berasal dari perairan Filipina, Thailand, Vietnam dan India yang didukung nilai bootstrap yang tinggi (99%). Penentuan jenis kelamin P. viridis sangat mudah membedakan jenis kerang jantan dan betina. Warna daging kerang betina cenderung oranye kemerahan sedangkan kerang jantan berwarna krim hingga oranye kecoklatan. Aspek biologi P. viridis pada pemeliharaan selama 6 bulan menunjukkan panjang total kerang jantan dan betina sebesar 56 dan 57 mm, dengan laju pertumbuhan mencapai 9,3 mm tiap bulan. Kerang betina relatif lebih panjang sekalipun lebih tipis pada usia yang sama. Nilai BCI kerang jantan pada tahap awal lebih tinggi meskipun tidak berbeda nyata. Namun, secara simultan berada pada kondisi sebalikanya pada bulan ketiga budidaya, dan dalam enam bulan nilai BCI kerang betina berjumlah hingga dua kali lipat lebih besar dari pada kerang jantan, masing-masing sebesar 1,63 dan 0,84. Sementara gonad teramati pada usia tiga bulan setelah budidaya dan akan matang gonad pada usia 4, 5, 6 bulan. Deteksi steroid dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu metode fitokimiawi Liberman-Buchard yang menunjukkan semua sampel daging dan gonad kerang hijau positif mengandung senyawa steroid terutama pada pelarut methanol, sementara pada pelarut heksan hanya pada sampel dari daging betina yang tidak terlihat positif mengandung steroid. Analisis menggunakan LC-HRMS mendeteksi pada daging kerang jantan: 17α-methyltestosterone, ecdysterone, diosgenin, ergosterol peroxide dan mesterelone; daging kerang betina: ecdysterone, drospirenone, diosgenin, ergosterol peroxide, dan etiocholanolone; sementara pada gonad jantan terdapat zearalenone, medroterone, ethylstrenol, diosgenin dan gonan-3-ol dan gonad betina mengandung progesterone, medroxyprogesterone, 5α- xvi dihydrotestosterone, 11-α-Hydroxy-17-methyltestosterone, ergosterol peroxide, dan medrysone Selanjutnya teknik kuantitatif ELISA terutama jenis steroid estradiol (E2) dan testosterone (T) menunjukkan bahwa terdeteksi adanya steroid E2 dan T pada semua sampel daging dan gonad jantan serta betina. Aplikasi senyawa steroid pada zebrafish betina terdapat perbedaan yang signifikan konsetrasi estradiol selama pengamatan 2, 4 dan 6 minggu dengan rata-rata tertinggi pada minggu keempat dan menurun kembali pada minggu keenam. Analisis ragam pada zebrafish betina menunjukkan kadar E2 pada minggu kedua dan keempat signifikan (P<0.05), tetapi tidak pada minggu keenam. Sementara pada ikan jantan yang terpapar ekstrak steroid menunjukkan pengaruh sangat nyata terutama pada minggu keempat dan keenam (P<0.05), akan tetapi pada minggu kedua tidak signifikan. Sementara itu kadar testosteron (T) pada zebrafish betina yang terpapar ekstrak steroid menunjukkan pengaruh sangat nyata antara ekstrak baik pada minggu kedua, keempat dan dan keenam. Pada zebrafish jantan menunjukkan pengaruh sangat nyata dari ekstrak steroid kerang hijau terhadap kadar testosteron terutama pada minggu keempat dan keenam (P<0.05), akan tetapi pada minggu kedua tidak terdapat pengaruh (p>0.05). Nilai gonad (GSI) zebrafish dipengaruhi oleh pemberian ekstrak kerang hijau terutama pada minggu keempat, sedangkan pada minggu kedua dan keenam tidak pengaruh signifikan. Nilai HSI menunjukkan tidak adanya pengaruh perlakuan ekstrak steroid kerang hijau pada ikan zebrafish jantan baik pada pengamatan mingggu kedua, keempat, dan keenam. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi hati dan tubuh ikan berada dalam kondisi baik sekalipun terpapar ekstrak steroid. Jumlah oosit primer dan sekunder pada zebrafish betina menunjukkan pengaruh signifikat dari pemberian ekstrak steroid kerang terhadap oosit sekunder minggu kedua, oosit sekunder minggu keempat, oosit primer dan sekunder pada pengamatan minggu keenam (P<0.05). Akan tetapi nilai oosit primer pada minggu kedua tidak berpengaruh nyata (p>0.05). Dari hasil analisis in silico dengan menggunakan receptor protein amh yang berperan pada diferensiasi seksual jantan dan aromatase (cyp19a1a) untuk betina zebrafish menunjukkan adanya binding affinity yang kuat pada zebrafish betina terutama pada ligan androstenedione (-10,5 kkal/mol), testosterone (-10,0 kkal/mol), andosterone (-9,7 kkal/mol), estradiol (-8,4 kkal/mol),dan estrone (-8,3 kkal/mol). Sementara pada zebrafish jantan berturut-turut: androstenedione (-7,1 kkal/mol), testosterone (-7,0 kkal/mol), estrone (-7,0 kkal/mol), estradiol (-6,8 kkal/mol), dan andosterone (-6,6 kkal/mol). Binding cite menunjukkan adanya interaksi asam amino antara protein dengan ligan di mana amh maupun cyp19a1a terletak pada site yang sama. Prediksi interaksi dengan Software Stitch DB menunjukkan adanya interaksi senyawa androstenedione yang dapat binding dan mengkatalisis cyp19a1a, selain itu juga dapat berinteraksi dengan amh namun interaksi yang terjadi belum dapat diprediksi jenis interaksinya. Maka dari senyawa steroid yang diesktrak dari kerang hijau dapat berpengaruh terhadap kematangan gonad baik analisis secara in vivo maupun in silico.

English Abstract

-

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/594.4/NOO/p/2019/061910534
Uncontrolled Keywords: BIVALVIA
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 594 Mollusca and Molluscoidea > 594.4 Bivalvia
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 04 Nov 2021 06:08
Last Modified: 04 Nov 2021 06:08
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/186470
[thumbnail of Nuning Mahmudah Noor.pdf]
Preview
Text
Nuning Mahmudah Noor.pdf

Download (18MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item